Sukses

Pesan Pertama Raja Charles III untuk Meghan Markle dan Pangeran Harry

Pesan pertama Raja Charles III ini bertentangan dengan apa yang diungkap Meghan Markle bulan lalu tentang hubungan raja baru Inggris itu dengan Pangeran Harry.

Liputan6.com, Jakarta - Raja Charles III menunjukkan dukungan pada Pangeran Harry dan Meghan Markle lewat pidato resmi pertamanya setelah naik takhta. Ia pun menyelipkan pesan cinta untuk putra bungsu dan menantunya itu.

"Saya juga ingin mengungkap cinta saya untuk Harry dan Meghan karena mereka terus membangun kehidupan mereka di luar negeri," kata pria berusia 73 tahun itu dalam pesan video yang direkam sebelumnya dan ditayangkan di televisi Jumat, 9 September 2022, seperti dirangkum PageSix, Sabtu (10/9/2022).

Dalam sebuah wawancara bulan lalu dengan majalah New York, The Cut, Meghan Markle menyebut bahwa Harry dan ayahnya "hampir terasing." "Harry berkata pada saya, 'Saya kehilangan ayah saya dalam proses ini,'" kata Duchess of Sussex, merujuk pada Megxit, keputusan pasangan itu untuk mundur dari jajaran anggota senior Kerajaan Inggris.

Selama wawancara mengejutkan pasangan itu dengan Oprah Winfrey, Maret 2021, Pangeran Harry mengatakan Charles telah "berhenti menerima telepon saya" mengenai percakapan tentang meninggalkan perannya sebagai anggota keluarga kerajaan yang bekerja. Namun, setelah kematian Ratu Elizabeth II, raja baru Inggris itu tampaknya berubah pikiran.

"Kami berutang padanya (mendiang Ratu). Utang paling tulus yang bisa dimiliki keluarga mana pun pada ibu mereka atas cinta, kasih sayang, bimbingan, pengertian, dan teladannya," kata Charles. "Ratu Elizabeth adalah (contoh) kehidupan yang dijalani dengan baik, janji yang ditepati takdir, dan ia sangat berduka atas kematiannya. Janji pelayanan seumur hidup itu saya perbarui pada semua orang hari ini."

Ayah Pangeran William itu juga menambahkan, "Dedikasi dan pengabdiannya tidak pernah goyah melalui masa-masa perubahan, melalui kemajuan, melalui saat-saat kegembiraan dan perayaan, juga melalui saat-saat kesedihan dan kehilangan."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengangkatan Raja Baru Inggris

Melansir BBC, diperkirakan Charles akan secara resmi diangkat sebagai raja baru Inggris pada hari ini, waktu setempat. Prosesi ini akan berlangsung di Istana St James di London, di depan badan upacara yang dikenal sebagai Dewan Aksesi.

Mereka terdiri dari anggota Dewan Penasihat: sekelompok anggota parlemen senior, dulu dan sekarang, dan rekan-rekan, serta beberapa pegawai negeri senior, komisaris tinggi Persemakmuran, dan wali kota London.

Lebih dari 700 orang secara teori berhak untuk hadir dalam penobatan Raja Charles III, tapi mengingat pemberitahuan mendadak, jumlah sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih sedikit. Pada Dewan Aksesi terakhir pada 1952, sekitar 200 orang hadir.

Pada acara tersebut, kematian Ratu Elizabeth II akan diumumkan oleh Lord President of the Privy Council (saat ini Penny Mordaunt MP), dan sebuah proklamasi akan dibacakan. Kata-kata proklamasi dapat berubah, tapi secara tradisional merupakan serangkaian doa dan janji, memuji raja sebelumnya, serta menjanjikan dukungan untuk yang baru.

Proklamasi ini kemudian ditandatangani sejumlah tokoh senior, termasuk perdana menteri, Uskup Agung Canterbury, dan Lord Chancellor. Seperti semua upacara, akan ada pemberitahuan perihal apa yang mungkin telah diubah, ditambahkan, atau diperbarui sebagai tanda era baru.

3 dari 4 halaman

Pengumuman Publik

Raja menghadiri pertemuan kedua Dewan Aksesi, bersama Dewan Penasihat. Ini bukan "sumpah" di awal pemerintahan monarki Inggris. Sebaliknya, ada deklarasi yang dibuat Raja baru dan, sejalan dengan tradisi yang berasal dari awal abad ke-18, ia akan membuat sumpah untuk melestarikan Gereja Skotlandia.

Setelah seruan terompet, pengumuman publik akan dibuat menyatakan Charles sebagai raja baru Inggris. Ini akan dibuat dari balkon di atas Friary Court di St James's Palace oleh seorang pejabat yang dikenal sebagai Garter King of Arms.

Charles akan menyerukan "God save the King," dan untuk pertama kalinya sejak 1952, lagu kebangsaan Inggris akan dimainkan dengan kata-kata "God Save the King."

Hormat senjata akan ditembakkan di Hyde Park, Menara London, dan dari kapal angkatan laut. Proklamasi yang mengumumkan Charles sebagai raja akan dibacakan di Edinburgh, Cardiff, dan Belfast.

Titik tertinggi simbolis dari aksesi akan jadi penobatan, ketika Charles secara resmi dimahkotai. Karena persiapan yang diperlukan, penobatan tidak mungkin terjadi segera setelah aksesi Charles. Dalam catatan, Ratu Elizabeth II naik takhta pada Februari 1952, tapi tidak dimahkotai sampai Juni 1953.

Selama 900 tahun terakhir, penobatan telah diadakan di Westminster Abbey, dengan Charles akan jadi yang ke-40. Ini adalah layanan keagamaan yang dilakukan Uskup Agung Canterbury. Pada klimaks upacara, ia akan menempatkan Mahkota St Edward di kepala Charles, mahkota emas murni buatan 1661.

Ini adalah inti dari Permata Mahkota di Menara London, dan hanya dikenakan oleh raja saat penobatan itu sendiri. Tidak seperti pernikahan kerajaan, penobatan adalah acara kenegaraan, dengan pemerintah membayar untuk itu, dan juga memutuskan daftar tamu.

4 dari 4 halaman

Sumpah Penobatan

Raja baru Inggris akan mengambil sumpah penobatan di depan publik. Selama upacara yang rumit ini, ia akan menerima bola dan tongkat kerajaan sebagai simbol dari peran barunya dan Uskup Agung Canterbury akan menempatkan mahkota emas murni di kepalanya.

Charles sudah mengeluarkan pernyataan yang mengungkap "kesedihan terbesar" atas kehilangan Ratu. "Kami sangat berduka atas meninggalnya Ratu yang disayangi dan Ibu yang sangat dicintai. Saya tahu kehilangannya akan sangat dirasakan di seluruh negeri, persemakmuran, dan oleh banyak orang di seluruh dunia," bunyi pernyataan itu sebagian.

Di sisi lain, ia mengikuti jejak sang ibu yang juga memilih menggunakan nama depan saat naik takhta. Sejumlah pengamat kerajaan sempat berspekulasi bahwa Charles akan memilih menghapus nama depannya karena berkonotasi negatif di keluarga kerajaan.

Berdasarkan sejarah, Raja Charles I adalah penguasa yang sangat tidak populer, dan pemerintahannya penuh dengan kontroversi, seperti perang saudara. Masa pemerintahannya pun berahir tragis ketika ia dipenggal pada 1649.

Sementara, Raja Charles II bernasib lebih baik dan dikenal sebagai Merry Monarch karena kerap berpesta liar. Ia mengakui setidaknya 12 anak di luar nikah dari berbagai gundik, tapi tidak memiliki anak sah untuk menggantikannya.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.