Sukses

Warisan Bung Karno di Perayaan Ulang Tahun ke-60 Hotel Indonesia

Hotel Indonesia adalah hotel bintang lima pertama di Indonesia yang diinisiasi oleh Bung Karno.

Liputan6.com, Jakarta - Hotel Indonesia selalu terikat pada sosok Bung Karno. Presiden ke-1 Republik Indonesia itu lah yang memprakarsai pembangunan sekaligus peresmian hotel bintang lima pertama di Indonesia. Tak heran bila jejaknya tetap dipertahankan di hotel yang kini berstatus cagar budaya.

Salah satunya adalah seni. Kesukaan Sukarno pada dunia seni tak diragukan lagi. Ia kerap menggandeng seniman untuk menambah warna pada bangunan yang diinisisiasinya. Begitu pula dengan hotel yang kini bernama Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. 

Gambar mosaik yang terpajang di kubah Ramayana karya Gede Sidharta jadi salah satu bukti. Mosaik itu menunjukkan wajah Indonesia lewat beragam tarian daerah. Sang seniman dengan detail memasang keping per keping keramik berwarna-warni hingga utuh dan bertahan sejak dibuat pada 1961 hingga sekarang.

Sementara, bagian luar Teras Ramayana dihiasi pahatan berjudul Gadis Bhineka Tunggal Ika karya seniman Soerono. Gambar itu bentuk penghormatan Bung Karno pada perempuan.

Warisan itu kembali 'dibangkitkan' dalam perayaan ulang tahun ke-60 Hotel Indonesia dengan menggelar pameran seni bertema Origins sepanjang Agustus 2022. Bekerja sama dengan ISA Art and Design, karya dari 20 seniman Indonesia dan tiga seniman mancanegara yang berlatar belakang budaya dan identitas seni bertema Indonesia ditampilkan.

Salah satu karya yang mencuri perhatian adalah Gamelatron karya Aaron Taylor Kuffner yang diletakkan di lobi utama hotel. Instalasi itu dapat memainkan musik gamelan secara otomatis. Sebuah becak beratap tinggi yang dihiasi chandelier karya Eddy Prabandono juga ikut mejeng di satu sudut hotel.

"Kami menyambut baik kerja sama dengan Hotel Indonesia Kempinski Jakarta dan bangga menjadi bagian dari perayaan 60 tahun berdirinya hotel bintang lima pertama di Indonesia. Ditambah lagi tentunya ini dapat menjadi wadah edukasi untuk memperkenalkan senikepada masyarakat," kata Deborah Iskandar, pemilik ISA Art and Design Gallery.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peninggalan Sejarah

Sejumlah benda bersejarah bagi Hotel Indonesia juga ikut dipajang di area lobi. Salah satunya set alat makan yang digunakan untuk menjamu tamu saat hotel tersebut diresmikan pada 1962 lalu.

Piring, cangkir, teko keramik berlogo Hotel Indonesia berwarna dasar putih terlihat masih terawat apik. Begitu pula dengan buku tamu yang memuat data tamu kenegaraan yang berkunjung pada 1982--2002.

"Hotel ini ingin terus kami jaga supaya terus menjadi heritage hotel," kata Direktur Marketing dan Komunikasi Hotel Indonesia Kempinski, Aulianty Fellina.

Bagaimana pun, sejarah hotel itu menjadi kekuatan utama Hotel Indonesia, seperti disampaikan oleh General Manager Hotel Indonesia Kempinski Sjefke Jansen. Banyak hotel yang memiliki interior indah, tetapi hanya hotel yang dikelolanya yang memiliki sejarah panjang. 

"Kami tidak pernah menjual kamar, fasilitas, dan lain-lain. Sekarang ini, apa yang benar-benar unik ada pada hotel ini adalah sejarahnya. Tidak semua hotel punya. Itu yang kami tawarkan," ucapnya dalam sambutan.

Sejarah pula yang membuat pengalaman menginap para tamu lebih istimewa dan berarti. Mereka bisa menceritakannya kembali kepada orang lain. "Itu yang kami ingin bagikan kepada komunitas. Anda mesti datang ke sini untuk mengagumi seni. Semua karya seni yang dipajang di hotel ini," imbuh dia.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kuliner Nusantara

Selain seni, ada hal lain yang juga peninggalan Bung Karno di Hotel Indonesia, yakni bubur ayam. Aulianty menyebut resep bubur tetap dipertahankan sesuai yang disajikan saat peresmian. Hanya saja, harganya yang sudah berubah.

"Dari mulai Rp1, sekarang sudah Rp70 ribuan," ujarnya sambil tertawa.

Ada juga bir pletok yang disiapkan dalam dua versi, mocktail dan cocktail. Minuman itu dipesan khusus oleh Presiden Sukarno kepada bartender karena ingin menyambut tamu asing dengan minuman khas Indonesia. Menurut sejarah, Indonesia saat itu menjadi tuan rumah Asian Games 1962.

"Keluarlah bir pletok. Ada mocktail, ada yang cocktail. Alkoholnya lima persen saja," ucap perempuan yang akrab disapa Oli itu.

Khusus untuk merayakan ulang tahun ke-60, pihak hotel juga menghadirkan menu-menu khusus yang menggali dari kekayaan kuliner Nusantara. Restoran Signatures menghadirkan makanan dari berbagai provinsi di Indonesia, di antaranya Se’i sapi dari NTT, Ayam pa’piong khas Toraja, hingga Nasi Gandul khas Pati.

"Kami mengeksplorasi kuliner tradisional dari seluruh Indonesia. Kami memang tidak bisa membuat semuanya, tapi kami pilih yang merepresentasikan masing-masing daerah," kata Mauro Bellodi Direktur F&B Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.

 

 

4 dari 4 halaman

Hiburan Lokal

Dari sederet makanan yang disajikan, Salmon Naniura lah yang paling membuat penasaran. Masakan khas Toba, Sumatera Utara itu aslinya menggunakan ikan mas. Menurut chef yang bertugas, naniura tak ubahnya sashimi ala Indonesia. Itu lantaran masakan itu menggunakan ikan mentah dengan beberapa bumbu, seperti andaliman, kunyit, dan asam cikala untuk mengatasi rasa amis.

"Kita ganti dengan salmon karena kalau ikan mas kan banyak durinya," ujar chef itu. Rasanya sedikit asam dengan sensasi aroma honje. Terlebih, ikan salmon yang digunakan masih segar. 

Selain lidah dimanjakan, telinga para tamu juga akan dihibur dengan pagelaran seni dan musik berjudul A Night to Remember pada 31 Agustus 2022. Acara puncak yang bertempat di Ballroom hotel akan menghadirkan berbagai seniman lokal, yakni Gus Tedja pemain musik asal Bali, Band Kerongcong Paksi Band asal Jogja, Pagelaran Wayang oleh Gibran hingga tembang sinden oleh Gisella Anastasia.

"Sejak awal berdisi Hotel Indonesia merupakan refleksi darikekayaan budaya Indonesia dan acara music dan seni bertema A Night to Remember ini merupakanacara apresiasi dari kekayaan seni dan musik Indonesia. Dan sebagai hotel yang merupakan sebuah warisan budaya, kami sangat bangga mengadakan acara bertema Nusantara di mana kami dapat menjadi wadah untuk masyarakat dapat mengenal lebih jauh kekayaan budaya Indonesia," kata Sjefke.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.