Sukses

Sakit Hati Diputuskan, Influencer Sewa Preman Habisi Mantan Pacar

Influencer asal Brasil itu juga sepakat dengan para preman untuk merampok harta si mantan pacar dan hasilnya dibagi rata.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang influencer asal Brasil menyewa preman untuk membalaskan sakit hatinya usai diputuskan hubungan asmara oleh mantan pacar. Influencer bernama Isabela Gomes Pereira (28) itu menyewa tiga preman untuk mencekik Leandro Rezende.

Nasib Rezende nahas. Ia kehilangan nyawanya akibat tindakan para preman yang masuk saat pria berusia 36 tahun itu sedang tidur. Menurut penyidik, ia diserang dan diikat dengan kabel listrik dari kipas oleh geng preman itu. Mereka juga menendang dan memukulinya.

Dikutip dari laman The Sun, Jumat (5/8/2022), polisi meyakini Gomes hanya bermaksud untuk menakut-nakuti mantan pacarnya. Tetapi, aksi brutal preman itu justru menyebabkan Rezende meninggal dunia. Kejadiannya berlangsung sekitar Juni 2022.

Hasil penyelidikan post mortem menyimpulkan bahwa Leandro meninggal karena sesak napas mekanis akibat "penyempitan leher dan trauma tumpul serviks". Influencer asal Contagem, Brasil itu kini harus menghadapi konsekuensi hukumnya.

Ia dan dua dari tiga preman dijerat tuduhan perampokan dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian. Sementara, preman ketiga sampai saat ini masih buron.

Hubungan asmara Rezende dan Gomes tidak berjalan mulus. Media lokal melaporkan bahwa pasangan itu memiliki riwayat kekerasan. Pada September tahun lalu, Gomes menuduh pasangannya telah menampar wajah dan menarik rambutnya saat mereka bertengkar. 

Pada April 2022, Gomes dan Leandro kembali berantem setelah ia melihat Leandro di sebuah restoran dengan wanita lain. Dia dilaporkan memecahkan gelas di meja Leandro dan merusak mobilnya.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kronologi Kejadian

Polisi meyakini Gomes menemukan tiga preman sewaannya yang berusia masing-masing 20, 24, dan 31 tahun di Kota Belo Horizonte, tak jauh dari ibu kota Brasil. Ia lalu meyakinkan mereka untuk menerobos rumah pacarnya pada malam hari.

Selain memukuli Leandro, Gomes memberi tahu para preman bisa menjarah harta benda korban dan membagi keuntungan dengannya. Setelah kesepakatan terjadi, polisi menduga Gomes menjemput para preman itu untuk diantarkan ke rumah mantan pacarnya.

Sejumlah barang milik Leandro dicuri. Nilainya diperkirakan mencapai 15 ribu pound sterling atau sekitar Rp270 juta.

Hingga kini, polisi masih menginvestigasi kasus pembunuhan dan perampokan itu. Tapi, nasib Gomes tidak akan baik-baik saja. Padahal, ia influencer dengan 11 ribu pengikut di media sosial itu bercitra prositif dengan kerap mengunggah kutipan motivasi. Ia dikenal menggunakan profilnya untuk memasarkan produk kosmetik.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Tanggung Jawab Besar

Dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, setiap individu sebenarnya merupakan influencer, karena saat membagikan kegiatan harian di kanal-kanal digital, akan ada interaksi dan dukungan dari para pengikutnya. Tapi, jarang dipahami bahwa menjadi influencer disertai tanggung jawab besar.

Itu karena influencer berpengaruh besar kepada pengikutnya dan juga audiens yang lebih besar lagi yang memengaruhi mereka dalam mengambil keputusan maupun tindakan. Selain itu, ada etika dan etiket yang harus diterapkan saat bermedia sosial. 

"Etika dibutuhkan untuk memahami nilai dan norma moral serta etiket dibutuhkan dalam hal tata krama menggunakan internet, karena kita harus menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata, bukan hanya karakter huruf dan gambar di layar monitor, " kata Abdul Malik MSN, jurnalis sekaligus dosen dalam Webinar Literasi Digital dengan mengangkat topik utama Makin Cakap Digital 2022 yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Karena itu, para influencer harus memiliki kecakapan digital. Di dalamnya termasuk mengoptimalkan penggunaan mesin pencarian informasi dan kemampuan mengetahui dan memahami cara mengakses macam-macam mesin pencarian informasi yang tersedia.

 

4 dari 4 halaman

Jangan Julid

Para influencer juga harus mampu menyeleksi dan verifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama, serta dengan mengenal ekosistem transaksi daring dengan lebih baik. Tujuannya agar bisa terhindar dari kegiatan yang merugikan.

Hal itu pula yang disampaikan oleh influencer Rania Salsabila alias Chaaarania yang akunnya diikuti lebih dari 180 ribu pengikut. Ia menekankan bahwa meski pengetahuan itu utama, karakter dalam berbudaya digital lebih penting. 

Ia pun mengingatkan tiga hal penting dalam bermedia sosial. Pertama, ingatlah bahwa rekam jejak digital itu abadi. Kedua, berbudaya positif di dunia digital dengan berbagi hal-hal yang bermanfaat dan inspiratif.

Chaaarania berkeyakinan kebaikan sekecil apapun di medsos maupun kehidupan nyata akan sangat bermanfaat bagi yang berbuat maupun orang lain. Terakhir, terapkan karakter bangsa dalam berbudaya digital.

"Tanamkanlah nilai-nilai Pancasila dan jauhkan kita dari hal-hal berbau hoaks. Oh ya, hati-hati lo berkomentar negatif. Jangan julid, jangan jadi netizen julid. Hati-hati entar dilaporin, kena UU ITE, mau? Stay positive stay healthy dan tetap jadi orang baik," Chaaarania menyambung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.