Sukses

6 Fakta Menarik Kabupaten Madiun, Punya Kesenian Dongkrek yang Eksis Sejak 1867

Liputan6.com, Jakarta - Madiun adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang beribu kota di Caruban, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2019. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Nganjuk di timur, Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Ngawi di barat.

Madiun dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta dengan kode Jalan Nasional Rute 17 dari Kota Surabaya hingga Kecamatan Mejayan dan Jalan Nasional Rute 32 dari Kecamatan Mejayan hingga Kecamatan Madiun. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa Daerah Operasi VII Madiun.

Kota-kota kecamatan yang cukup signifikan adalah Caruban, Saradan, Dolopo, Dagangan dan Balerejo. Sebagian gedung-gedung pemerintahan sudah berada di wilayah Mejayan yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan.

Kabupaten Madiun terdiri atas 15 kecamatan, yang dibagi lagi ke dalam 198 desa dan delapan kelurahan. Dalam percakapan sehari-hari penduduk kabupaten Madiun menggunakan Bahasa Jawa dengan Dialek Madiun. Pada 2017, jumlah penduduknya mencapai 727.994 jiwa.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Madiun. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Madiun yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Kesenian Dongkrek

Dongkrek merupakan kesenian asli dari Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Kesenian Dongkrek lahir sekitar 1867 di Caruban yang saat ini berganti nama menjadi Kecamatan Mejayan.

Nama dongkrek berasal dari suara alat-alat musik yang digunakan, berupa bunyian “Dung” yang berasal dari beduk atau Kendang, sedangkan “Krek” yang berasal dari bebunyian berupa kayu berbentuk persegi. Pada salah satu sisinya terdapat tangkai kayu yang bergerigi sehingga saat digesek akan berbunyi “Krek”. Dalam perkembangannya digunakan pula alat musik lainnya berupa gong, kenong, kentongan, kendang, dan gong berry.

Kesenian Dongkrek merupakan perpaduan antara seni musik tradisional dan seni tari. Para penarinya bertopeng, yang terdiri dari tiga jenis, yakni Topeng mbah Palang (orang tua), topeng putri (Roro Ayu) dan topeng genderuwo (Butho). 

Dongkrek dipopulerkan oleh Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro yang saat itu menjabat sebagai Demang atau Kepala Desa. Kesenian yang sangat unik ini kini terancam punah karena semakin jarang dipentaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

2. Agrowisata

Ada berkah di balik upaya membasmi hama, seperti yang dilakukan oleh sejumlah petani di Desa Klorogan, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun ini. Mereka berhasil mengembangkan lahan pertanian menjadi agrowisata yang menarik pengunjung.

Kepala Desa Klorogan Jupriyanto mengatakan pemanfaatan lahan pertanian sebagai agrowisata di wilayahnya tersebut dilakukan dengan menanam bunga refugia di sekitar tanaman pokok yang awalnya berfungsi sebagai pengendali hama secara alami. Lokasi agrowisata itu dinamai Manajenen Tanaman Sehat (MTS) Saben Klorogan.

Fungsi utamanya adalah sebagai wahana edukatif bagi petani di wilayah Klorogan dan desa-desa sekitarnya tentang pengendalian hama secara alami. Harapannya agar petani tidak tergantung pada pestisida untuk membasmi hama. Bunga itu ditanam di sela tanaman pokok padi dan sayuran.

Selain sebagai tanaman pengendali hama secara alami, refugia juga sangat indah sehingga menjadi wahana swafoto. Hal itu yang menjadikan MTS Saben Klorogan di Kabupaten Madiun seluas 1 hektare tersebut viral dan ramai dikunjungi masyarakat. Para pengunjung yang datang tidak hanya dari Madiun, namun juga daerah lain di sekitar Kabupaten Madiun.

3 dari 6 halaman

3. Desa Wisata Brumbun

Desa Wisata Brumbun terletak di Desa Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Desa wisata ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tumbu, Desa Brumbun.  Dari pusat kota, jarak waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai di desa wisata ini sekitar 15 menit. Desa wisata ini menawarkan konsep alami serta memadukannya dengan kegiatan sehari-hari yang unik.

Ada beragam wahana seru dan menyenangkan yang bisa dicoba, antara lain kelen tubing, susur sungai, dan air terjun. Pengunjung juga bisa bermain air di sungai, memandang keindahan alam sekitar di rumah pohon, dan menikmati area outbond dengan bersantai.

Pengelolaan Desa Wisata Brumbun cukup baik sehingga bisa dijumpai fasilitas-fasilitas pendukung yang semakin memudahkan pengunjung. Fasilitas tersebut antara lain, tempat parkir, toilet umum, kantin atau tempat makan, musala dan tempat penginapan.

4 dari 6 halaman

4. Waduk Bening Widas

Waduk Bening Widas adalah sebuah waduk yang berlokasi di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, atau berjarak 40 km ke arah timur dari Kota Madiun. Waduk ini dibangun dengan membendung aliran Kali Bening dan anak sungainya, Kali Petung, sehingga nama bendungan waduk ini bernama Bendungan Bening.

Luas muka air waduk ini sekitar 570 hektare dengan volume waduk normal 33 juta meter persegi. Sebelah utara dari Waduk Bening Widas terdapat sebuah gunung yang bernama Gunung Pandan. Gunung tersebut berstatus gunung api istirahat dan tidak aktif. Gunung tersebut merupakan perbatasan antara Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Bojonegoro.

Waduk Bening Widas menjadi salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Madiun. Fasilitas wisata yang ada di waduk ini antara lain Wisata Air Pemancingan, Taman Bermain Anak, Kios, Dermaga, Outbond, Banana Boat dan beberapa Perahu Speed Boat yang jumlahnya masih terbatas. Ada cukup banyak fasilitas pendukung tersedia, seperti tempat ibadah, rumah makan, dan mini market.

5 dari 6 halaman

5. Wisata Kabupaten Madiun

Sektor pariwisata atau wisata jadi salah satu prioritas pemerintah Kabupaten Madiun. Sesuai dengan visi dan misi yaitu Kabupaten Madiun lebih sejahtera pada 2018, sektor pariwisata pun dikembangkan dengan mengelola beragam destinasi.

Ada pilihan wisata alam, meliputi Wana Wisata Grape, Dungus Forest Park, Air terjun Suweru/Slampir, dan lain-lain. Sementara, destinasi wisata buatan meliputi Monumen Keganasan PKI, Madiun Umbul Square, dan Waduk Bening Widas.

Pengunjung yang ingin berwisata religi bisa mengunjungi makam KH. Basyariah, Makam Kuncen, Masjid Agung, dan makam Desa Sewulan. Ada juga Wisata Sobrah atau wisata sejarah yang meliputi Candi Wonoredjo, Prasasti Mruwak, dan situs Ngurawan. Sedangkan wisata budaya terdiri dari Sanggar Kesenian Dongkrek dan larung sesaji di Waduk Bening Widas.

6 dari 6 halaman

6. Kuliner Khas Kabupaten Madiun

Jalan-jalan ke Madiun, kurang lengkap rasanya kalau tidak berwisata kuliner. Cita rasanya lezat dan harganya relatif terjangkau. Ada Soto Kutilang yang mungkin tidak sepopuler Lamongan atau Lombok, tetapi rasanya boleh diadu.

Banyak orang merekomendasikan soto ayam kampung Bu Topo alias kutilang. Lokasinya berada di sebelah Hotel Kartika Abadi. Rasa sotonya dikenal sangat gurih dan nikmat.

Ada pula Sego Jotos, Sego (nasi) jotos merupakan makanan khas lainnya yang mirip nasi kucing. Lauknya serupa, ada tahu, tempe, telur, sate usus, ayam, dan sebagainya. Keunikan nasi jotos terletak pada sambalnya yang istimewa.

Selain itu, ada Pentol Corah yang bisa jadi camilan yang pas saat jalan-jalan. Bahannya terbuat dari campuran tepung terigu, tepung kanji, air, dan aneka rempah-rempah. Sebagai tambahan, Anda bisa memberikannya cabai, saus sambal, bawang, merica, dan lain-lain. Kuliner khas lainnya adalah, Lento, Lontong Tahu Telur, Kue Manco, Madumongso dan Lempeng Puli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.