Sukses

Lumba-Lumba Terdampar di Bima, Malah Diangkut 2 Pria Pakai Sepeda Motor

Aktivis hewan berencana menyeret pengangkut lumba-lumba yang terdampar di Bima ke jalur hukum.

Liputan6.com, Jakarta - Video yang memperlihatkan seekor lumba-lumba diangkut menggunakan sepeda motor tengah jadi sensasi online. Dalam rekaman yang dibagikan aktivitis hewan Christian Joshua Pale di akun Instagram-nya, Jumat, 10 September 2021, hewan dilindungi itu ditaruh di jok sepeda motor, dengan ekornya menyapu jalanan beraspal, dan diapit dua orang pria.

Christian bercerita video itu didapatkannya dari seorang teman yang merupakan warga setempat. "Jadi lumba-lumba terdampar ini ditemukan warga di Pantai Ni'u Bima. Yang awalnya menemukan (bukan dua orang yang membawanya dengan sepeda motor) mengaku sudah menyuruh lumba-luma berenang ke tengah tapi tidak kuat, akhirnya diangkat ke darat," kata Christian melalui sambungan telepon pada Liputan6.com, Sabtu (11/9/2021).

"Saya enggak habis pikir pas dengar alasannya (lumba-lumba diangkat ke darat). Itu karena katanya kasihan lumba-lumba ditinggal sendirian di tepi pantai, sampai akhirnya dibawa sama dua pria dalam dua video itu," tuturnya.

 

Christian terus berkoordinasi dengan pecinta hewan setempat. Akhirnya, ia dikabari bahwa lumba-lumba yang juga terlihat terluka itu sekarang sudah mati. "Itu di perjalanan meninggalnya (saat dibawa dengan sepeda motor)," ujarnya.

Pun sudah tidak bernyawa, dalam video yang diterima Christian, lumba-lumba ini tetap dipamerkan dengan anak-anak memegang sirip, menyentuh mata, bahkan menduduki jasad hewan malang itu. Fenomena ini, kata aktivitas hewan yang juga akrab disapa Nyai tersebut, menandakan "ada yang salah."

Dalam kasus ini, edukasi akan hak kesejahteraan hewan, tidak terkecuali lumba-lumba, belum menyentuh semua lapisan masyarakat. "Anak-anak bisa begitu karena tidak ada larangan dari orangtua mereka yang juga belum teredukasi," tutur Christan. "Karena tidak tahu, tidak teredukasi, dan ini harusnya jadi PR bersama."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berencana Tempuh Jalur Hukum

Melalui rangkaian unggahannya, Christian menyatakan sudah menandai pihak berwajib, termasuk Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL). "Tapi memang belum ada respons sampai sekarang," katanya.

Sambil terus mengunggu kabar terbaru dari pecinta hewan di tempat kejadian, karena ia tinggal di kabupaten berbeda dari lokasi, ia mengatakan sedang berkonsultasi dengan kuasa hukum. "Kami memang berencana lapor polisi, tapi lagi dikonsultasikan dulu (dengan kuasa hukum)," ucapnya.

Tindakan seperti ini, menurut Christian, penting dilakukan agar kasus serupa tidak terjadi di masa mendatang, juga memberi contoh bagi masyarakat. Lagi-lagi, ia menyebut edukasi masyarakat tidak lagi bisa ditawar supaya bila menemukan kasus serupa di kemudian hari, itu bisa ditangani sebagaimana mestinya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, semua jenis lumba-lumba air laut dilindungi.

3 dari 4 halaman

Kasus Serupa

Pekan lalu, lapor kanal Surabaya Liputan6.com, tiga ekor lumba-lumba jenis electra (Peponocephala electra) terdampar di Pantai Sidem, Tulungagung, Jawa Timur. Beda nasib dengan lumba-lumba terdampar di Bima, mamalia ini didorong kembali ke laut agar bertahan hidup.

Dua lumba-lumba itu berhasil didorong masuk ke perairan dalam oleh penjaga pantai dibantu warga sekitar. Hingga Minggu malan, 5 September 2021, satu lumba-lumba masih belum berhasil kembali, dan sayangnya mati.

BPSPL Denpasar Wilayah Kerja Jawa Timur menduga cuaca buruk jadi penyebab terdamparnya lumba-lumba itu. Analis BPSPL Denpasar Suwardi, usai melakukan nekrokopsi bangkai lumba-lumba di Pantai Sidem, Tulungagung, menjelaskan bahwa kondisi laut saat ini sedang buruk.

"Kalau melihat cuaca di laut saat ini kurang bersahabat dan banyak badai, kemungkinan besar mamalia laut seperti lumba-lumba maupun paus minggir karena kondisi cuaca," katanya, melansir Antara.

Selain cuaca buruk, lanjut Suwardi, fenomena ini diduga juga disebabkan disorientasi, seperti terluka atau sakit, terkena jaring nelayan atau faktor lain. Pihaknya mengimbau agar masyarakat memberi perlindungan dan bantuan pada mamalia itu saat terdampar.

"Semua mamalia laut dilindungi, mulai paus, lumba-lumba hingga dugong dan lainnya," katanya.

4 dari 4 halaman

Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.