Sukses

Hadapi Masalah Kesehatan Mental, Apa yang Bisa Dipelajari dari Simone Biles dan Naomi Osaka?

Simone Biles dan Naomi Osaka sama-sama tengah berjuang memulihkan kesehatan mentalnya.

Liputan6.com, Jakarta - Keputusan Simone Biles mengundurkan diri, baik dalam kategori tim maupun individu, dari Olimpiade Tokyo 2020 mengejutkan banyak pihak. Biles, yang dikenal sebagai pesenam terhebat sepanjang masa mengatakan, masalah kesehatan mental merupakan sesuatu yang membayangi pikirannya.

Keputusan Simone Biles tersebut disambut positif oleh banyak orang. Hal ini merupakan salah satu contoh dari atlet yang terkenal berani terbuka di depan khalayak umum soal tekanan yang dihadapi dan memilih mengutamakan kesehatan mental mereka.

Selain Biles, petenis Naomi Osaka juga membuat pernyataan publik terkait kesulitannya dalam menghadapi despresi. Tahun ini, Naomi Osaka keluar dari pertandingan Perancis Terbuka dan Wimbledon untuk memfokuskan diri pada kesehatan mentalnya.

Tidak hanya atlet saja yang mengalami masalah maupun tekanan dalam pekerjaannya. Kondisi seperti depresi dan rasa cemas dapat memengaruhi semua orang.

Dilansir dari npr.org, (29/07/2021), beberapa cara yang dapat membantu mengatasi masalah kesehatan, baik untuk diri sendiri maupun untuk mendukung yang sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya. Dalam pernyataannya, Biles menyebut dalam 1,5 tahun terakhir telah menjadi masa yang sulit bagi banyak orang dan pandemi belum usai.

Kelelahan atau burnout dapat berdampak serius bagi kesehatan mental seseorang dan perlu adanya penanganan lebih lanjut. Beberapa tips dari ahli yang dapat mengenali dan mengatasi kelelahan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hobi dan Dukungan Sekitar

Biles mengatakan, setiap kali merasakan perasaan seperti memiliki "banyak beban" di pundaknya. Bagi sebagian orang, tekanan tersebut hadir ketika berusaha untuk menyenangkan banyak orang dengan mengatakan "ya" kepada orang lain. Hal ini dilakukan agar orang tersebut merasa senang, menghilangkan kecemasan, dan ketegangan yang tidak jarang diakibatkan dari diri orang tersebut.

Menurut Profesor Yoshi Iwasaki, Kepala Kesehatan Masyarakat dan Wisata di San Jose State University, ketika berbicara mengenai makna dari waktu luang, bisa didapatkan dengan melakukan hobi yang disukai. Aktivitas tersebut dapat meningkatkan kesehatan mental diri sendiri.

Bersenang-senang merupakan tindakan yang sah-sah saja. Apalagi, dilakukan dengan sukarela tanpa perhitungan. Kesehatan mental merupakan hal yang penting bagi banyak orang, termasuk teman sendiri. Jika mengetahui ada orang terdekat yang sedang berjuang terhadap kesehatan mentalnya, sangat penting dukungan dari sekitar.

3 dari 4 halaman

Mempersonifikasi Kecemasan

Kecemasan merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum terjadi pada anak-anak. Terlebih dengan adanya pandemi juga membuat remaja berada posisi yang sulit, tidak bisa berutinitas dan bersosialisasi seperti biasanya.

Mendorong anak-anak untuk berteman dengan kecemasan yang mereka alami dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi kecemasan. Tujuan dari teknik ini agar seseorang dapat mempersonifikasi kecemasan yang dihadapi.

Selain itu, dapat ditempuh dengan cara membantu membentuk cara pandang mereka dengan mengubah lontaran-lontaran negatif menjadi hal yang positif. Hal tersebut dapat membantu untuk membentuk cara pandang seseorang. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.