Sukses

Startup Bidang Agrikultur Indonesia Menang Kompetisi Bisnis Sosial di Singapura

Neurafarm, startup yang bergerak di bidang agrikultur, mewakili Indonesia di ajang kompetisi bisnis sosial yang digelar pihak Singapura.

Liputan6.com, Jakarta - Neurafarm, salah satu startup kewirausahaan sosial Indonesia yang bergerak di bidang agrikultur, meraih kemenangan dalam ajang Global Young Social Entrepreneurs (YSE) besutan Singapore International Foundation (SIF). Neurafarm berhak menerima hadiah sebesar 20.000 dolar Singapura atau sekitar Rp216 juta.

Dana tersebut sebagai bentuk awal pengembangan ide bisnis mereka setelah delapan bulan program pembelajaran, pertukaran lintas batas, dan bimbingan secara online.

"Saya telah memperoleh keterampilan dan wawasan yang tak ternilai dari workshop dan bimbingan mentor kami yang telah mendukung di setiap langkah kami. Kami juga senang mendengar dari tim lain dan pelaku industri tentang bagaimana mereka melakukan pendekatan kewirausahaan sosial di pasar yang berbeda," kata Febi Ifdillah, Chief Executive Officer Neurafarm, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Neurafarm sebelumnya telah meluncurkan aplikasi bernama Dr. Tania pada 2018. Dilansir dari laman Neurafarm, Dr. Tania merupakan aplikasi yang mengidentifikasi penyakit berbasis kecerdasan buatan dan chatbot yang berfungsi untuk mengidentifikasi penyakit tanaman dengan akurat melalui foto daun.

Neurafarm meyakini inovasi bisa membantu memberikan solusi dalam mengahadapi masalah ketahanan pangan. Lewat data dan teknologi, mereka bisa membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas pada petani. Sejauh ini, Neurafarm telah membantu 10 ribu petani melalui platform Dr. Tania.

Perusahaan rintisan yang digawangi dua lulusan Institut Teknologi Bandung itu juga membentuk Komunitas Petani Digital sejak Maret 2020. Aplikasi itu disebut telah digunakan di lebih dari 200 kota di Indonesia.

"Saya berharap dapat terus terlibat dengan jaringan YSE internasional setelah program ini berakhir," tambahnya.

Selain Neurafarm yang mewakili Indonesia, ajang ini juga memilih lima pemenang lainnya, yakni Canfem dari India, Fempreneur Secrets dari Singapura, Gabing dari Hong Kong, International Changemaker Olympiad dari India, dan Safewheel dari Bangladesh.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ajang Internasional

Program YSE yang sudah berjalan selama 11 tahun ini untuk pertama kalinya dilakukan sepenuhnya secara daring. Para peserta dibimbing para pakar untuk dapat mengembangkan ide bisnis mereka. Di akhir penjurian, masing-masing mempresentasikan rencana bisnisnya.

SIF Governor dan Ketua Juri YSE 2020, Lian Wee Cheow, mencatat bahwa krisis COVID-19 telah meningkatkan kebutuhan wirausaha sosial untuk menangani masalah sosial.

"Sangat menggembirakan untuk menyaksikan dorongan dan semangat dari para peserta muda ini untuk menciptakan perubahan sosial yang positif. Komitmen tim, bersama dengan ide bisnis yang inovatif dan berkelanjutan, memberi kami harapan bahwa bisnis mereka benar-benar dapat berkembang dengan baik," katanya.

Rencana bisnis sosial tim-tim yang berpartisipasi dalam ajang ini memberikan solusi kreatif di bidang pertanian, barang dan jasa konsumen, makanan dan minuman, lingkungan dan energi, pendidikan dan pelatihan, teknologi perawatan kesehatan dan platform gigital, desain perkotaan, serta air dan sanitasi. Terlepas dari keragaman kebangsaan, latar belakang, dan kawasan dampak, semua tim mempresentasikan tujuan bersama untuk membuat dampak berkelanjutan melalui bisnis.

"Selama delapan bulan program YSE, para pembuat perubahan muda kami telah mewujudkan semangat ketahanan saat menavigasi tantangan di dunia nyata. Kami bangga mendukung mereka dalam mewujudkan impian kewirausahaan sosial mereka menjadi realitas," ujar SIF Chairman Ambassador Ong Keng Yong.

"Pertumbuhan program YSE selama 11 tahun terakhir ini adalah sebuah bukti nilai dalam menyatukan komunitas dunia untuk berkolaborasi dan memengaruhi perubahan positif sistemik untuk dunia yang lebih baik," tambahnya. (Melia Setiawati)

3 dari 3 halaman

Petani Kendeng yang Melawan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.