Sukses

Alasan Pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang Jatuh Delay Selama 1 Jam Sebelum Terbang

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 baru terbang pada pukul 14.36 WIB. Apa alasan terjadi delay?

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021). Pesawat yang mengangkut 62 penumpang dan awak kabin sebelumnya sempat delay hampir satu jam sebelum akhirnya berangkat pada pukul 14.36 WIB.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 semula dijadwalkan terbang pada pukul 13.25 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta. Mengapa terjadi penundaan?

"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," kata Dirut PT Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena dalam jumpa pers di Bandara Soekarno Hatta.

Ia menegaskan pesawat Boeing 737-S500 yang merupakan tipe pesawat SJ182 dalam keadaan baik. Pesawat tersebut sebelumnya sempat terbang ke Pontianak--Jakarta pulang pergi, dan kemudian juga terbang ke Pangkal Pinang, sebelum kembali terbang mengantarkan penumpang rute Jakarta--Pontianak.

"Kondiri pesawat dalam keadaan sehat," ujar dia.

Pesawat yang digunakan merupakan buatan 1994 sehingga umur pesawat antara 25--26 tahun. Menurut Suryanto Cahyono, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), umur pesawat bukan satu-satunya parameter mengukur kelayakan terbang pesawat.

"Berapapun umurnya, kalau dirawat sesuai regulasi yang berlaku, seharusnya tidak ada masalah," ucapnya.

 

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menjelaskan pesawat tinggal landas pada pukul 14.36 WIB. Kemudian pada pukul 14.37 WIB, pihak ATC mengizinkan pesawat naik ke ketinggian 29 ribu kaki.

Tetapi, pada pukul 14.40 WIB, pesawat SJ-182 terdeteksi tidak ke arah 0,75 derajat, melainkan menuju arah barat laut. "Tidak lama kemudian, dalam hitungan detik, pesawat hilang dari layar radar," kata Adita.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

ELT Tidak Memancar

Terpisah, Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Mayjen TNI Bambang Suryo Aji mengatakan saat kejadian, ELT di pesawat Sriwijaya Air tidak memancarkan sinyal bahaya. Hal itu didasarkan pada data Puskodal dan informasi dari Australia.

"Begitu info lost contact, Puskodal langsung lihat di atas. Ada sinyal marabahaya enggak, kemudian terus didalami...Tetapi, ELT tidak memancar dari pesawat SJ182," kata dia.

Berdasarkan data manifes, pesawat mengangkut 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi, ditambah 12 orang kru. Ke-12 orang itu terdiri dari enam kru aktif dan enam ekstra kru.

"Kami menyampaikan prihatin dan berharap bisa segera melakukan pencarian sekaligus penyelamatan," ujar Adita.

Keluarga penumpang bisa menghubungi hotline informasi penumpang di nomor 021-80637817 dan 021 – 8063 7816. Atau, pencarian maupun pemberian informasi juga bisa datang langsung ke terminal 2 D Kedatangan Soekarno Hatta.

Sementara, Dirut Sriwijaya Air menyatakan pihaknya sudah menyiapkan dua posko yang dibantu oleh AP 2, yakni di Bandara Soekarno Hatta dan di Bandara Supadio Pontianak. Pihaknya juga menambah posko di kantor Sriwijaya Air.

"Kami akan beri pendampingan semaksimal mungkin untuk keluarga. Koordinasi sangat ketat dalam proses pencarian SJ-182 ini," kata Jefferson.

3 dari 3 halaman

Cara Aman Terbang di Masa Pandemi Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.