Sukses

Penetapan Hari Rempah Nasional: Mengembalikan Kejayaan Masa Lalu

Pandemi corona bisa menjadi berkah tersembunyi bagi rempah-rempah Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta – Rempah mempunyai peran strategis dalam pengembangan ekonomi nasional, baik aspek ekonomis, teknis, historis maupun ekologis dan geografis.

Selain lada, pala, cengkeh, tercatat lebih dari 7700 jenis rempah di Nusantara. Rempah rempah ini mempunyai cita rasa spesifik, dan tidak tergantikan oleh produk sejenis lain dari negara lain. Kekuatan ini membuat rempah nusantara mempunyai comparative advantages di pasar dunia dan menarik bangsa asing untuk datang ke Nusantara dan akhirnya menjajah.

“Rempah Nusantara pernah mengalami keemasan di abad XIII – XIX, dari jaman Majapahit, kemudian era Kesultanan negeri kita dikenal sebagai Spices Island Country,” jelas Ir. Gamal Nasir MS, Ketua Dewan Rempah Indonesia (DRI) dalam Pertemuan Penetapan tanggal 11 Desember sebagai Hari Rempah Nasional (HRN) di Hotel Bumi Wiyata Depok, 8/12/ 2020. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian bersama DRI.

Pertemuan dan diskusi yang bisa disimak secara daring dibuka Dirjen Perkebunan DR. Ir. Kasdi Subagyono M.Sc. ini dihadiri sejumlah narasumber, antara lain Prof. DR. Anna Mariana, SH, MH, MBA (Konsultan Hukum & Dewan Pakar DRI), Ir. Ananto Kusumo Sera (Ketua Komite Jalur Rempah), Ary Prihardhyanto Keim, (Etnobiolog) dan Erna Subroto PhD (Pelaku Industri Jamu).

“Tujuan pertemuan ini untuk mendapatkan masukan tentang penetapan Hari Rempah Nasional, sebagai titik kesinambungan yang dapat melahirkan spirit mengembalikan kejayaan rempah di masa lalu, dalam meningkatkan peranannya terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat,” ujar Gamal Nasir.

Rempah Meningkat di Tengah Wabah

Anna Mariana menyebut, mewabahnya pandemi corona Covid -19 sejak Maret 2020 menjadi ‘a blessing in disguise’ bagi rempah-rempah Indonesia.

“Karena kita diingatkan untuk kembali mengkonsumsi rempah rempah, meminum rampuan empon empon. Ini memang bukan untuk menyembuhkan Covid, namun bisa menjaga imunitas tubuh. Nenek moyang kita sudah mengajarkan ini.

Di tengah situasi Covid pula, saya dengar nilai perdagangan ekspor Indonesia meningkat lebih dari 20 persen,” ujar Anna. Karena itu menurut Anna, semua masyarakat harus menyadari bahwa negeri ini memiliki sesuatu yang dibanggakan.

“Kita punya sesuatu yang diamanahkan Tuhan dalam bentuk beragam jenis rempah. Ini bukan sekadar warisan masa lalu, tapi kita harus pandai menggunakan warisan ini menjadi modal kuat dalam membangun bangsa di masa sekarang,” kata Anna.

Di dalam Industri fashion, terutama tenun dan songket yang digelutinya, Anna menyebut sudah sejak lama memanfaatkan rempah rempah dalam proses perawanan pembuatan benang tenun dan songket, “Kita biasa menggunakan kunyit sebagai salah satu jenis pewarna alam,” kata Anna. Ir. Ananto Kusumo Sera, setuju dengan pendapat Anna. Ia menyebut rempah rempah yang dilahirkan di Nusantara membawa nilai dan lifestyle untuk peradaban global.

Indonesia bisa terus mengembangkan industri berbasis rempah di setiap daerah yang potensial sebagai penghasil sekaligus pemasok rempah. Misalnya di Sumatera, banyak menghasilkan getah kemenyan (styrax benzoin), rempah ini penting dalam industri farmasi sebagai bahan pengawet dan campuran obat batuk serta dalam industri parfum sebagai bahan baku wewangian.

Beragam rempah yang kita hasilkan bisa digerakan di segala bidang industri. Mulai dari industri gastronomi, kesehatan, fashion juga kosmetika.

“Bahkan untuk kepentingan pribadi dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa manfaatkan Merica untuk mengawetkan pakaian. Masukan merica dalam kantong kecil, gantung di lemari. Ini bisa mengusir hama sekaligus beragam penyakit di almari. Coba deh!” kata Ananto lagi.

Lantas pentingkan menetapkan tanggal 11 Desember sebagai Hari Rempah Nasional? Tanggal ini dicatat dalam sejarah sebagai waktu di mana Kesultanan Tidore melakukan ekspor 27 ton rempah ke Eropa. Tanggal ini sekaligus memperlihatkan diplomasi dan perjanjian perdagangan yang saling menguntungkan di antara kedua belah pihak.

Menurut Anna, penting menetapkan Hari Rempah. “ Ini menjadi momentum kita untuk menyemangati kembalinya kejayaan rempah sesuai instruksi Presiden Jokowi di Banda Aceh. Penetapan hari Rempah akan diawali dengan terbitnya surat rekomendasi dari UNESCO. Ini karena bisa jadi pengakuan resmi bahwa Indonesia adalah penghasil rempah terbaik dan terbesar di dunia,” kata Anna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.