Sukses

Di Balik Aroma-Aroma Khas Ruangan Hotel di Dunia

Memperkenalkan aroma ke lingkungan hotel dulu dianggap berisiko karena pemilik takut menyinggung tamu.

Liputan6.com, Jakarta - Identifikasi tempat maupun nuansa tertentu bisa direpresentasi lewat aroma. Dengan pemahaman tersebut, tak heran bila hotel-hotel di dunia punya harum ruangan khas yang meninggalkan kesan bagi para tamu.

Mengutip laman South China Morning Post, Kamis (12/11/2020), indra penciuman manusia adalah pemicu ingatan yang kuat, demikian temuan para ilmuwan. Aroma yang tercium saat tiba di hotel nyatanya bukan sekadar sambutan yang menyenangkan, tapi juga dapat menyertai Anda selama bertahun-tahun setelah perjalanan.

"Aroma khas menunjukkan karakter tempat tersebut. Ini adalah dimensi tambahan yang jadi kenang-kenangan emosional tentang masa-masa magis," kata Azzi Glasser, seorang desainer parfum yang telah menciptakan wewangian untuk Rosewood Bangkok di Thailand dan Chiltern Firehouse di London, Inggris.

Sejak 2001, ketika Hotel Costes di Paris, mengadopsi wewangian yang diilhami perabot kayu ulin dari Dinasti Ming dengan aroma minuman keras, tembakau ringan, dan batu basah, semakin banyak hotel yang memesan sesuai preferensi tertentu.

Mandarin Oriental Hong Kong telah lama dikaitkan dengan Ginger Flower oleh Shanghai Tang, tapi sekarang memiliki aroma freesia dan osmanthusnya sendiri. "Kami ingin mengembangkan sesuatu yang orisinal untuk hotel yang hanya ada di sini," kata kepala operasi spa grup, Andrea Lomas.

Perusahaan berbasis di Sydney, Atelier Lumira, merancang wewangian untuk hotel butik di seluruh Australia, sementara Antica Farmacista, di Seattle, Amerika Serikat, membuat wewangian untuk salah satunya, The Ritz-Carlton. Perwakilan dari dua pembuat parfum tersebut biasanya memulai proses penciptaan wewangian dengan check-in ke hotel untuk mendapat inspirasi.

Selain berbicara dengan pemilik dan manajer, mereka membahas segala hal, termasuk lokasi, desain, suasana, pencahayaan, makanan, minuman, musik, seni, bahkan hingga buku di rak. "Kami menganalisa setiap elemen dan memulai proses menciptakan aroma yang mewujudkan semangat hotel," kata Shelley Callaghan, direktur kreatif dan salah satu pendiri Antica Farmacista.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menerjemahkan Identitas

Almira Armstrong, direktur kreatif dan pendiri Atelier Lumira, mengatakan bahwa untuk Halcyon House, ia ingin menangkap kehangatan dan sifat bebas dari hotel. "Kami melakukan ini dengan memadukan aroma citrus sunburst dengan rempah-rempah hangat dan jantung bunga khas dari kelopak neroli murni," jelasnya.

Dalam kasus Rosewood Bangkok, Glasser telah menjejakkan kaki bahkan sebelum hotel selesai dibangun. "Saya mengunjungi situs itu dengan belajar tentang warisan kota itu sendiri dan bahan-bahan yang akan membentuk desainnya," kata ahli parfum yang berbasis di London itu.

"Saya ingin menggunakan bahan alami terbaik, yakni top notes mewah dari elemi, rosewood dan air tawar; lumut dan amber; dan nada dasar oud, cedarwood, dan ladanum, guna menambah kehangatan seperti beludru," tuturnya.

Saat Cheval Blanc Randheli, sebuah hotel di Maladewa milik LVMH, memutuskan meluncurkan wewangian khas, mereka secara alami beralih ke sesama rumah kelompok mewah tersebut, termasuk Guerlain, Christian Dior, dan Francois Demachy, guna menciptakan wewangian Island Chic untuk resor.

"Idenya adalah mencoba menerjemahkan perasaan ketenangan dan keindahan khusus ke Maladewa," kata Demachy. "Untuk ini, saya mulai dengan aroma teh hitam beraksen cengkeh dan kapulaga lokal, serta aroma dasar laut, rumput laut."

3 dari 3 halaman

Menyampaikan Pesan Lewat Aroma

Beberapa jaringan hotel di dunia tercatat memiliki aroma khas untuk semua propertinya guna memastikan pengalaman yang sangat familiar. Misalnya saja aroma vanilla, sandalwood, dan musk dengan top notes bergamot, juga spiced tea akan menyambut Anda di lobi Shangri-La mana pun di seluruh dunia, menurut kepada direktur pemasaran Mavis Ko.

Sofitel, sementara itu menawarkan aroma jeruk segar terbaik, mawar putih tengah, dan dasar cendana putih yang dirancang ahli parfum Lucien Ferraro untuk mengingatkan para tamu tentang suatu sore di Prancis Selatan. Tapi, ada juga yang menyesuaikan berdasarkan lokasi. Ritz-Carlton di Miami, misalnya, akan berbau berbeda dengan yang ada di New York.

"Kami menggunakan peta botani, serta tujuan spesifik di taman untuk memasukkan quince, elderberry, rose, dan (aroma dari) Strawberry Fields (mengacu pada taman untuk legenda Beatles John Lennon)," kata Callaghan.

Callaghan mengatakan bahwa memperkenalkan aroma ke lingkungan hotel dulu dianggap berisiko karena pemilik takut menyinggung tamu, tapi sekarang tak lagi. "Kami menemukan bahwa mitra hotel kami mengandalkan wewangian untuk membantu menyampaikan pesan mereka. Dalam arti tertentu, hotel terasa 'telanjang' tanpa elemen wewangian yang bagus," katanya.

Tentu saja, sebagian besar aroma ini tersedia bagi para tamu untuk dibeli dalam bentuk lilin, diffusers, dan semprotan ruangan. "Aroma adalah penghubung yang kuat untuk mengingat, jadi cara apa lebih baik untuk mengingat liburan yang indah, selain dengan kembali ke wewangian yang mengelilingi Anda selama Anda tinggal," kata Armstrong.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.