Sukses

Jeli dan Bijak dalam Mencermati Isu Nutrisi dan Pangan di Tengah Pandemi

Kita harus selalu mengecek informasi nutrisi pada kemasan produk, dan menyesuaikan asupannya.

Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah mengimbau masyarakat agar bersikap jeli dan bijak dalam mencermati isu nutrisi dan pangan di tengah pandemi Covid-19. Di sisi lain, pemerintah juga berupaya untuk mendukung penyebarluasan informasi kesehatan yang akurat demi menangkal hoaks (disinformasi).

Kedua hal ini dibahas oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Kementerian Kesehatan RI dalam sebuah webinar yang diadakan Pana Comm., pada Jumat, 28 Agustus 2020, dengan tema “Isu Nutrisi di Tengah Pandemi: Cek Fakta di balik Berita”.

Pana Comm adalah biro konsultan kehumasan yang berbasis di Jakarta. Menurut Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si., Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, BPOM, pada periode Januari-Juli 2020, sekitar 5.800 produk pangan olahan telah direkomendasikan untuk di-takedown.

“Rekomendasi takedown diajukan BPOM terhadap sejumlah kategori produk pangan olahan, termasuk produk peningkat stamina tubuh dan produk yang mengklaim anti-Covid-19,” jelas Reri.

Sejak 2019, BPOM gencar menggagas Program Nasional “Ayo Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, Kedaluwarsa) Sebelum Belanja”. Reri berharap agar masyarakat mampu menjadi konsumen yang cerdas dan jeli dalam menangkal hoax.

“Setiap produk yang telah memperoleh izin edar telah dievaluasi dan selalu diawasi BPOM, termasuk aspek keamanan, mutu, serta gizinya seperti air minum dalam kemasan, susu kental manis, dan lain sebagainya sehingga aman dikonsumsi,” jelasnya.

Sementara, Dr. RR. Dhian Probhoyekti, SKM, MA., Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan, berkata, “Kami mengimbau masyarakat untuk selalu mengecek kebenaran informasi kesehatan dan menggunakan sumber-sumber media sosial Kementerian Kesehatan, serta jaringannya.”

Pakar komunikasi kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Dien Anshari, Ph.D., mengajak masyarakat supaya rajin mengecek label gizi pada kemasan produk pangan olahan. “Kita harus selalu mengecek informasi nutrisi pada kemasan produk, dan menyesuaikan asupannya menurut kebutuhan masing-masing.”

Menurut pihak penyelenggara webinar, seluruh pemangku kepentingan di sektor nutrisi dan pangan sebaiknya gencar mengadakan sarana berbagi informasi tentang isu kesehatan dan nutrisi.

“Pemerintah, industri, dan lembaga ilmiah harus berupaya untuk menghadirkan wacana publik yang lebih sehat seputar nutrisi, terutama di era pandemi.”

Selain ketiga pembicara tersebut, Pana Comm juga menghadirkan Asnil Bambani, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Matias Ibo, Sport Enthusiast, Physiotherapist yang sempat bekerja sebagai Physiotherapist di Tim Nasional Sepakbola RI.

Ketua AJI Jakarta, Asnil Bambani, mendorong masyarakat untuk mengkritisi misinformasi yang beredar, seperti kasus Hadi Pranoto dan obat herbal Covid-19, atau khasiat bawang merah sebagai disinfektan.

“Jangan sampai kita terjebak menyebarkan informasi yang sesat, atau konten yang menyudutkan produk makanan dan minuman tertentu, sebab bisa saja terdapat agenda khusus,” kata Asnil.

Sewaktu menutup paparannya, Reri mengatakan, “Terkait penyampaian informasi yang akurat, BPOM selalu menganjurkan masyarakat agar ‘Saring sebelum sharing’. Dengan demikian, masyarakat lebih waspada dan tidak terjebak menjadi penyebar hoaks.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.