Sukses

Suka-duka Arie Kriting Garap Bisnis Cuci Sepatu Mahal

Arie Kriting mengaku musim kemarau adalah tantangan utamanya berbisnis cuci sepatu mahal.

Liputan6.com, Jakarta - Gara-gara memiliki teman yang terampil cuci sepatu, Arie Kriting memberanikan diri membuka bisnis. Suka-duka dilalui kala menjalani bisnis yang kini masuk tahun ketiga.

Menurut komika jebolan salah satu ajang pencarian bakat itu, bisnis cuci sepatu cukup menggiurkan. Pasalnya, makin banyak orang yang menjadikan sepatu sebagai bagian dari gaya hidup yang rela diburu meski harus merogoh kocek dalam-dalam.

"Sepatu awalnya memang digunakan hanya sebagai alas kaki. Tapi, sekarang sepatu sudah jadi identitas, sehingga orang-orang tidak hanya punya satu sepatu. Secara pasar, ya ada pasarnya," kata pria asli Wakatobi itu saat jadi pembicara di Jakarta, Sabtu, 5 Oktober 2019.

Arie menyebut, sepatu termasuk barang yang rentan, lebih rentan dibanding mencuci baju atau kendaraan. Banyak larangan yang harus dihindari saat mencuci barang satu ini, seperti tidak memakai deterjen dan tidak menjemur di bawah sinar matahari langsung.

"Saya akhirnya belajar sama dia. Saya titip sepatu (dicucikan) hasilnya bagus dan aman. Akhirnya, saya ajak dia untuk buka bisnis," kata Arie.

Bermodal duit sendiri, Arie dan sang teman akhirnya menjalankan usaha. Awalnya, ia hanya menawarkan jasa cuci sepatu pada teman-teman. Belakangan, permintaan makin banyak.

Ia pun melebarkan sayap dengan membuka akun media sosial. Akun tersebut digunakan untuk memajang produk dan jasanya. Arie pun memutuskan untuk membuka bengkel cuci sepatu.

"Yang paling utama itu harus aman. Soalnya, ada yang awalnya bersih, tapi setelah beberapa lama dicuci, malah ada yang lepas," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Musim Paceklik

Keamanan nyatanya tak semata jadi jaminan utama bagi pelanggan. Hal itu menyangkut kredibilitas dan kelangsungan usahanya, terutama saat menerima order cuci sepatu mahal. Ia pernah menangani sepatu yang harganya berkali-kali lipat dari harga jasa cuci sepatu.

"Hati-hati banget nyucinya. Kalau cacat sedikit, kita harus puasa dua bulan," ucapnya sambil tertawa.

Meski menggiurkan, berbisnis cuci sepatu tak selalu mudah, khususnya memasuki musim kemarau. Permintaan jasa cuci sepatu menurun drastis.

"Kemarau paceklik banget. Lihat sepatu bersih, sedih kita," ucapnya sambil bercanda.

Masalah lainnya adalah soal koneksi internet yang kurang stabil. Ia berharap pemerintah menjamin kelancaran koneksi internet agar bisnisnya tak seret.

"Yang penting digital terjaga, industri kreatif akan terdorong. Exhibition juga menarik. Tapi, pemodal masih takut, selama bisa sendiri, kita handle sendiri," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.