Sukses

Kapal 12 Meter Siap Melintasi Atlantik Tanpa Awak

Kapal 12 meter akan melintasi Atlantik tanpa awak. Perjalanan diperkirakan akan memakan waktu sekitar 35 hari.

Liputan6.com, Jakarta - Persiapan akhir sedang berlangsung untuk kapal sepanjang 12 meter untuk berlayar dari Kanada dan mencoba menyeberang transatlantik pertama di dunia tanpa awak.

Dikutip dari Reuters, 22 Mei 2019, USV Maxlimer, kapal permukaan tak berawak, menuju pantai selatan Inggris dan akan melakukan survei laut dalam di jalan, dipandu oleh seorang kapten di stasiun kontrol di Inggris. Perjalanan diperkirakan akan memakan waktu sekitar 35 hari.

Kapal ini dibangun oleh Sea-Kit International, yang mengembangkan kapal untuk industri maritim dan penelitian, untuk Shell Ocean Discovery XPRIZE, sebuah kompetisi untuk mensurvei dasar laut secara otonom. Ini dapat meluncurkan dan memulihkan kendaraan bawah laut otonom tetapi memiliki potensi untuk beroperasi dalam peran yang berbeda dengan kargo yang berbeda.

"(Ini) hampir seperti kendaraan pick-up utilitas laut, itu kuat, mudah beradaptasi, ia punya jangkauan yang sangat besar," kata Direktur Pelaksana Internasional SEA-KIT Ben Simpson.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Remote Control

Kapal dioperasikan oleh remote control genggam ketika berada di pelabuhan dan ketika di laut ia dapat mengalirkan data langsung ke pengontrol melalui beberapa tautan satelit.

"Apa yang sekarang tersedia melalui teknologi sangat, sangat mirip dengan apa yang Anda miliki di jembatan kapal dan dalam banyak hal, saya berpendapat, bahkan lebih komprehensif," kata James Fanshawe, direktur SEA-KIT.

"Pengontrol di sini di stasiun ini sebenarnya dapat melihat jauh-jauh di cakrawala dekat waktu-nyata dan di banyak kapal cukup sulit untuk benar-benar bahkan melihat apa yang ada di belakang Anda dari jembatan kapal itu," kata Fanshawe.

Perusahaan mengatakan melihat masa depan untuk kapal tak berawak karena mereka dapat menghilangkan manusia dari cara yang membahayakan. Tim mengatakan kapal yang tidak perlu mengakomodasi orang juga memiliki manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan.

"Anda tak perlu jembatan, Anda tak butuh dapur, Anda tak butuh persediaan air, Anda tak butuh AC dan tiba-tiba ukuran kapal itu menjadi sebagian kecil dari ukuran kapal yang saat ini digunakan lepas pantai," kata Simpson. Kombinasi ukuran dan tenaga diesel-listrik hybrid mengurangi penggunaan bahan bakar sekitar 95 persen, kata perusahaan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.