Sukses

Hidroponik Jadi Solusi Bercocok Tanam di Lahan Terbatas

Bercocok tanam di lahan terbatas bisa menggunakan sistem hidroponik.

Liputan6.com, Jakarta Sistem hidroponik ini banyak digemari karena untuk menanam tumbuhan tidak lagi diperlukan tanah dan lahan yang luas. Terutama di kota-kota besar yang sudah jarang ada lahan kosong yang luas. Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah.

Budidaya tanaman ini lebih mengutamakan media air yang di campur dengan nutrisi. Jenis metode yang di gunakan sangatlah beragam antara lain metode NFT, sistem drip dan walter culture.

 

Dengan memakai cara menanam hidroponik, Anda tidak perlu lagi bingung akan menanam di mana, karena Anda bisa menanam di mana pun. Anda bisa menggunakan bahan bekas dan bisa menggantungkannya di tembok. Selain itu, media bertanam menggunakan air ini bisa mengasah kreativitas Anda untuk mengolah dan menciptakan media baru untuk bercocok tanam.

Hal itu dilakukan oleh pak Ujang, seorang pria pecinta tanaman di tinggal di kawasan Kalipasir, Jakarta Pusat.Sejak akhir 2016, ia mulai merintis tanaman hidroponik di halaman rumahnya. Berkat bantuan salah seorang temannya, pak Ujang mendapat paket tanaman hidpronik dari Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian.

Setelah itu ia mengembangkan usahanya sendiri sampai sekarang. “Tanaman saya hampir semuanya sayuran. Ada sawi, kangkung, selada dan cabai juga ada. Kalau ada yang mau beli ya saya jual. Kadang kalau sudah panen saya kasih ke ibu-ibu di sekitar rumah,” terang pak Ujang pada Liputan6.com, saat ditemui di rumahnya, beberapa hari lalu.

Untuk sayuran biasanya sudah bisa panen dalam waktu satu bulan yaitu sekitar 28-32 hari. Kadang sebelum panen, sejumlah tanaman milik pak Ujang sudah dibeli orang lain, bahkan ada restoran yang membeli tanaman sayuran miliknya. Menurut pria yang juga seorang ketua RT di lingkungan rumahnya ini, becocok tanam dengan sistem hidroponik sangat praktis dan menguntungkan.

“Kita bisa memakai lahan sempit, di mana saja tanaman bisa tumbuh, yang penting ada sinar matahari. Sistem pengairannya juga harus lancar,” tuturnya. Sistem pengairan tanaman jenis ini memang harus terus berjalan secara otomatis selama 24 jam dengan menggunakan tenaga listrik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menggunakan Barang Bekas

Modal pembuatan tanaman ini tergolong tidak mahal, karena bisa banyak menggunakan barang bekas, seperti botol atau gelas bekas air mineral sebagai wadah tanaman. Lalu bisa memakai pipa bekas yang digunakan untuk mengalirkan air dengan listrik.

Tanaman ini juga tak membutuhkan tanah. Ada sejumlah bahan yang bisa dipakai untuk menyemaikan bibit tanaman, di antaranya adalah Rockwool seperti yang digunakan pak Ujang. Rockwool yang berbentuk seperti serat ini dibuat dari sejumlah bebatuan yang dipanaskan dalam suhu tertentu.

Namun pak Ujang mempunyai satu tanaman yang menggunakan media tanah yaitu kangkung sedangkan lainnya memakai rockwool. Bagi pak Ujang, hidroponik jadi salah satu solusi untuk bisa bercocok tanam di lahan yang terbatas seperti di Jakarta.

“Kalau teman saya pak Hendra dia lebih banyak lagi tanaman hidroponiknya, semuanya ditaruh di lantai paling atas di rumahnya dan selalu terkena sinar matahari, itu yang terpenting,” tandasnya. Dengan cara hidroponik, hasil panen akan lebih cepat. Namun Anda juga harus memperhatikan aspek lain yaitu; ketepatan dalam pemberian nutrisi, intensitas cahaya, dan juga suhu di sekitar tanaman tumbuh.

Bagi Anda yang pemula, hal yang harus Anda perhatikan adalah air nutrisi yang benar-benar tepat dan dapat terserap dengan sempurna. Hal ini karena dengan memakai cara hidroponik, maka nutrisi yang didapatkan hanya melalui air nutrisi saja.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.