Sukses

Menyingkap Jejak Kejayaan Majapahit di Blitar

Bongkahan batu andesit yang membentuk altar terlihat dari luar pagar yang bertuliskan Candi Kotes di Blitar

Liputan6.com, Jakarta Kerajaan Majapahit yang nyaris menguasai sepertiga dunia ternyata meninggalkan warisan jejak kejayaannya di Desa Sukosewu Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar Jawa Timur.

Bongkahan batu andesit yang membentuk altar terlihat dari luar pagar yang bertuliskan Candi Kotes di Blitar. Di belakangnya terdapat bangunan utama, dan terdapat beberapa umpak yang biasanya berfungsi menopang atap candi.

Meski tak semasyhur Candi Penataran, namun Candi Kotes adalah salah satu bukti kejayaan Kerajaan Majapahit. Usianya pun 8 tahun lebih tua dari Candi Penataran. 

Keberadaan bangunan suci Candi Kotes juga mencatat dan memberi bukti sejarah bahwa Sukosewu merupakan wilayah penting di masa pemerintahan raja pertama Majapahit.

Candi Kotes di kiri jalan dari arah utara (Jalan Sumberagung-Gandusari). Warisan budaya tersebut dirawat dan dijaga masyarakat setempat. 

Sehingga pengunjung yang ke sana bisa menikmati dengan mudah warisan leluhur dalam keadaan bersih dan indah.

Terdapat sebuah kolam yang berisi banyak ikan gabus. Anak ikan gabus itu biasa disebut kotesan, maka itu menjadi latar

Candi Kotes terdiri dari dua bangunan yaitu ba­ngunan candi I dan bangunan candi II. Pada ba­ngunan I berupa sebuah batur yang berukuran panjang 3,5 meter, lebar 2,4 meter, dan tinggi 1,4 meter. Di atas batur terdapat tiga bangunan kecil yang berjajar utara-selatan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Umpak Yoni

Bangunan sisi utara dan tengah berupa altar, sedangkan bangunan sisi selatan berupa candi ke­cil (miniatur candi) yang mirip dengan bangunan candi Jawa Timur yang ramping dan tinggi. 

Pada bangunan sisi utara bangunan batur (tengah) ter­dapat pahatan angka tahun Jawa Kuna 1223 Saka atau 1301 Masehi.

Bangunan candi I menghadap ke barat, pipi tangga bermotif ukel dengan 6 buah undakan/ tangga naik. Bangunan candi I tidak terdapat hiasan (polos). 

Hanya pada bagian atas pintu masuk dan relung-relungnya terdapat hiasan atau pahatan Kala.

Bangunan candi II berdenah persegi panjang dengan ukuran panjang 7,4 meter, lebar 5,3 meter, dan tinggi 1 meter. Bangunan II terletak di timur (belakang) bangunan I. 

Pada bagian pipi tangga terdapat pahatan angka Jawa Kuna 1222 Saka atau 1300 Masehi. Diatas bangunan candi II terdapat sejumlah umpak batu bekas penyangga tiang.

Selain itu di belakang bangunan II terdapat tinggalan lainnya yang ditata memanjang dari utara ke selatan. Benda tersebut di antaranya yoni yang ceratnya sudah hilang, bongkahan batu candi, um­pak, dan sebagainya. 

Batu-batu candi yang tidak terpasang ditata di belakang candi utama bersama potongan area, umpak-umpak dan yoni. Keberadaan yoni inilah yang menandakan bahwa Candi Kotes bernafaskan agama Hindu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.