Sukses

Kejar Target, Vaksinasi Booster Mulai Sasar Warga Pedesaan di Sumenep

Selain itu, vaksinasi lanjutan itu juga dilakukan agar terbentuk kekebalan komunal di pedesaan.

Liputan6.com, Sumenep - Vaksin lanjutan atau vaksin booster COVID-19 di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mulai menyasar warga di perdesaan. Selain demi mengejar target, upaya itu dilakukan untuk menciptakan kekebalan komunitas dan mencegah penyebaran COVID-19, khususnya varian baru omicron.

Humas Satgas Penanganan COVID-19 Sumenep Ferdiansyah Tetrajaya mengatakan vaksinasi lanjutan mulai menyasar warga desa, agar pembentukan kekebalan kelompok menyebar, sehingga warga desa yang telah divaksin dosis kedua bisa langsung mengikuti vaksin dosis ketiga.

"Per hari ini, gerakan vaksinasi dengan sasaran masyarakat desa mulai digelar," katanya.

Hanya saja, ujar dia, pola pelaksanaan vaksinasi penguat, dengan sasaran masyarakat desa, itu berbeda dengan vaksinasi dosis pertama dan kedua.

"Jika vaksinasi dosis pertama dan kedua dengan cara mendatangi langsung rumah-rumah.warga desa dari rumah ke rumah, pada pelaksanaan vaksin penguat ini terpusat," katanya.

Ia mencontohkan, seperti pelaksanaan vaksinasi penguat yang dilakukan oleh petugas Puskesmas Dasuk, di Desa Jelbudan.

Petugas di puskesmas itu bersedia datang ke Desa Jelbudan, setelah jumlah warga yang hendak divaksinasi sudah jelas, dan pelaksanaan vaksinasi digelar terpusat di balai desa.

"Kalau yang dosis pertama kan tidak seperti itu," ucap Ferdiansyah.

Vaksinasi Booster yang disuntikkan kepada warga itu jenis AstraZeneca, dengan sasaran utama warga lanjut usia (lansia), tenaga pendidik, pelayan publik dan kelompok rentan lainnya.

"Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, minimal yang bisa mendapat vaksin penguat ini, di antaranya mereka sudah divaksinasi dosis satu dan dua, serta sudah berjalan selama enam bulan. Jadi tidak semua bisa divaksinasi," kata Ferdiansyah Tetrajaya, menjelaskan.

Warga Sumenep, Madura, yang terkonfirmasi positif COVID-19 per tanggal 26 Februari 2022 sebanyak 6.237 orang, 5.894 sembuh, 275 meninggal dunia, dengan jumlah kasus aktif sebanyak 68 orang.

Jumlah kasus aktif di kabupaten paling timur Pulau Madura itu terdata paling sedikit dibanding tiga kabupaten lain. Sebab jumlah kasus aktif di Kabupaten Pamekasan sebanyak 119 orang, Sampang 218 orang dan di Kabupaten Bangkalan 581 orang.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.