Sukses

Niat dan Tata Cara Salat Hari Raya Iduladha Berjemaah atau Sendiri Lengkap

Salat Hari Raya Iduladha merupakan ibadah sunah yang dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah. Waktu salat yang dilakukan sebanyak dua rakaat ini dimulai sejak terbit matahari hingga waktu zuhur tiba.

Liputan6.com, Semarang - Salat Hari Raya Iduladha merupakan ibadah sunah yang dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah. Waktu salat yang dilakukan sebanyak dua rakaat ini dimulai sejak terbit matahari hingga waktu zuhur tiba.

Secara umum, rukun, syarat, serta hal-hal yang membatalkan salat Hari Raya Iduladha tidak berbeda jauh dengan salat pada umumnya. Meski demikian, tetap ada hal-hal yang membedakannya.

Misalnya, salat hari raya ini tidak diawali dengan azan dan iqamah. Kemudian membaca takbir sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama dan lima kali untuk rakat kedua. Bagi yang berjemaah, setelah selesai salat dilanjutkan dengan menyimak khutbah.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang tata cara salat Hari Raya Iduladha, berikut Liputan6.com ulas yang dikutip dari NU Online.

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Niat Berjemaah dan Sendiri

Salat Hari Raya Iduladha diawali dengan niat. Berikut adalah lafal niat salatnya jika berjemaah sebagai imam/makmum.

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــال 

Arab-latin: Ushallî sunnatan li ‘îdil adlhâ (imaman/makmuman) rak'taini lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat salat sunah Iduladha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.

Jika melaksanakan salat Hari Raya Iduladha sendiri di rumah, maka bisa menggunakan lafal niat berikut.

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَـــال 

Arab-latin: Ushallî sunnatan li ‘îdil adlhâ rak'taini lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat salat sunah Iduladha dua rakaat karena Allah ta’ala.”

3 dari 4 halaman

Rakat Pertama

Setelah niat, selanjutnya takbiratul ihram. Kemudian membaca doa iftitah dan takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama sambil mengangkat tangan seperti gerakan takbiratul ihram. Di sela-sela takbir, bisa membaca lafal berikut ini.

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ 

Arab-latin: Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar. 

Artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.” 

Selanjutnya membaca surat Al-Fatihah, surat pendek (dianjurkan surat Al-A’la). Lalu gerakan salat pada umumnya seperti ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud lagi, dan berdiri untuk melanjutkan rakaat kedua.

4 dari 4 halaman

Rakaat Kedua

Pada rakat kedua, takbir dibaca sebanyak lima kali sambil mengangkat tangan seperti takbiratul ihram. Di antara takbir-takbir itu, dianjurkan memlafalkan kembali bacaan yang telah disebutkan sebelumnya.

Lalu membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek (dianjurkan surat Al-Ghasyyiyah). Selanjutnya ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, tasyahud, dan ditutup dengan salam.

Setelah melaksanakan salat Hari Raya Iduladha, jangan langsung pulang dulu. Rangkaian selanjutnya adalah khutbah dan jemaah disunahkan untuk menyimak khutbah tersebut. Namun, ini tidak berlaku bagi yang melaksanakan salat Hari Raya Iduladha sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.