Sukses

Top 3 Islami: Makna Gunung Emas Sungai Eufrat Tanda Kiamat Perspektif Geologi, Sarung dan Peci Gus Baha Dilelang Laku Rp60 Juta

Ulasan mengenai gunung emas Sungai Eufrat dalam perspektif geologi menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (4/4/2024). Artikel kedua yakni penjelasan Buya Yahya apakah seseorang yang berada di rumah bisa meraih malam Lailatul Qadar.

Liputan6.com, Jakarta - Ada berbagai tanda kiamat yang telah dikabarkan Nabi Muhammad SAW. Salah satunya yakni mengeringnya Sungai Eufrat, yang disebut dalam hadis riwayat Muslim.

Akibat mengeringnya Sungai Eufrat, akan tersingkap gunung emas yang memicu peperangan.

Banyak perspektif. Secara ilmiah, filosofis maupun pandangan perspektif agama.

Ulasan mengenai gunung emas Sungai Eufrat dalam perspektif geologi menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (4/4/2024).

Artikel kedua yakni penjelasan Buya Yahya apakah seseorang yang berada di rumah bisa meraih malam Lailatul Qadar.

Sementara, artikel ketiga yaitu kisah sarung, paci dan baju Gus Baha dilelang senilai Rp60 juta di Korea Selatan dan digunakan untuk donasi masjid.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami. 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Makna 'Gunung Emas Tersingkap di Sungai Eufrat' Tanda Kiamat, Perspektif Geologi

Ada satu hadis yang cukup populer apabila membicarakan tanda kiamat. Yakni, mengenai mengeringnya Sungai Eufrat.

عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: «لا تقوم الساعة حتى يحسر الفرات عن جبل من ذهب يُقْتَتَلُ عليه، فَيُقْتَلُ من كل مائة تسعة وتسعون، فيقول كل رجل منهم: لعلي أن أكون أنا أنجو

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Hari kiamat tak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan gunung emas sehingga manusia saling membunuh (berperang) untuk mendapatkannya. Maka terbunuhlah 99 dari 100 orang yang berperang dan setiap orang dari mereka berkata, ‘Semoga akulah satu-satunya orang yang selamat.’’(HR Muslim).

Dalam hadis tersebut disebut dengan jelas, 'gunung emas'. Gunung emas ini akan tersingkap seturut mengeringnya Sungai Eufrat dan menimbulkan peperangan.

Bisa ditebak hadis ini populer karena penyebutan gunung emas, di luar keberadaan Sungai Eufrat yang memang sangat legendaris. Diketahui, di sepanjang alirannya, sejak ribuan tahun silam, berkembang berbagai peradaban besar yang tercatat dalam sejarah, Mesopotamia.

Lantas, benarkah hadis ini bisa dimaknai secara lahiriyah bahwa Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan gunung emas?

Berikut ini adalah ulasan singkat pakar geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Dr. Agus Hendratno, S.T., M.T, dalam diskusi, disarikan dari laman jmg.geo.ugm.ac.id, Rabu (3/4/2024).

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Apakah Lailatul Qadar Bisa Diraih dengan Ibadah di Rumah? Ini Kata Buya Yahya

Mengapa pada hari-hari terakhir Ramadhan banyak muslim yang sibuk memburu Lailatul Qadar? Itu karena Lailatul Qadar adalah malam yang mulia, malam yang agung, dan malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Begitu banyak keistimewaan dari malam Lailatul Qadar. Sampai-sampai Allah SWT akan mengampuni dosa terdahulu bagi hamba yang melaksanakan sholat malam di saat Lailatul Qadar. 

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (HR Imam Bukhari).

Mayoritas ulama khususnya Mazhab Syafi’i sepakat bahwa malam Lailatul Qadar ada di antara sepuluh hari terakhir Ramadhan. Di sepuluh hari terakhir ini dianjurkan untuk menghidupkan setiap malamnya sebagaimana hadis berikut.

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam sepuluh hari akhir bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya.” (HR Muslim)

Untuk meraih Lailatul Qadar, pada sepuluh hari terakhir Ramadhan banyak muslim yang memilih untuk menghidupkan setiap malamnya dengan beri'tikaf di masjid. Tujuan i’tikaf di masjid agar bisa fokus beribadah kepada Allah SWT demi meraih Lailatul Qadar. 

Pertanyaannya, bagaimana dengan ibadah di rumah? Apakah ibadah di rumah bisa meraih keutamaan Lailatul Qadar? Simak penjelasan KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Sarung dan Peci Gus Baha Dilelang 5.700.000 Won di Korea, Ternyata untuk Biaya Ini

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab diapa Gus Baha, ulama kharismatik asal Rembang Jawa Tengah dikenal sebagai sosok yang sederhana, begitupun pakaian yang dikenakannya.

Gus Baha bisa dicirikan dengan mengenakkan peci hitam, baju kemeja putih, dan sarung. Mencirikan sebuah kesederhanaan, padahal sekaliber Gus Baha.

Ternyata bagi sebagian orang pakaian yang menempel di Gus Baha ini memiliki nilai tersendiri.

Menukil tayangan TikTok @nderekkyaichannel, tampak keteragan jika Gus Baha pernah melelang pakian yang ia kenakan di Korea Selatan.

Dalam pengajian Gus Baha di Gimcheon University, Korea Selatan (12/9/2019), baju, sarung dan pecinya diminta panitia dan dilelang kepada jamaah.

Selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.