Sukses

Top 3 Islami: Tanda Kiamat Makin Dekat Tampak di Samudra Pasifik, Gerhana di Bulan Ramadhan dan Mitosnya

Sekelompok ilmuwan membuktikan bahwa pemanasan global sudah berdampak signifikan di Samudra Pasifik dan menunjukkan tanda kiamat makin dekat

Liputan6.com, Jakarta - Kiamat masih menjadi isu yang menarik. Terlebih, ketika sains mampu membuktikan bahwa dalil-dalil yang berisi kejadian maupun tanda-tanda kiamat nyata adanya.

Salah satunya, ketika sekelompok ilmuwan membuktikan bahwa pemanasan global sudah berdampak signifikan di Samudra Pasifik dan menunjukkan tanda kiamat makin dekat. Ukuran ikan di samudra nan luas ini menyusut karena kerusakan alam yang begitu massif.

Sementara, dalam Islam, pemanasan global, anomali iklim, hingga kerusakan alam akibat ulah manusia merupakan salah satu di antara tanda kiamat.

Ulasan mengenai pembuktian sains di Samudra Pasifik ini menjadi salah satu dari tiga artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (19/3/2024).

Artikel kedua terpopuler yaitu tentang spekulasi yang muncul karena fenomena gerhana di Bulan Ramadhan. Sementara, artikel ketiga yang juga menyita perhatian publik adalah mitos seputar gerhana yang ternyata tidak ada dalam Islam.

Selengkapnya mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Kiamat Makin Dekat Ternyata Bisa Dilihat dari Penampakan Ikan di Samudra Pasifik

Dampak perubahan cuaca bukan hanya berimbas pada keadaan mahluk hidup yang berada di daratan saja, melainkan juga makhluk hidup yang berada di laut. Salah satunya ialah ikan yang hidup di laut.

Melansir CNBC Indonesia, penampakan ini terlihat di Samudra Pasifik bagian utara. Dalam sebuah riset yang dilakukan Universitas Tokyo ditemukan sejumlah ikan mengalami penurunan massa badan dalam periode 40 tahun.

Selama 1978-2018, tercatat dua kali fenomena ini terjadi. Salah satunya terjadi pada tahun 1980. Saat tu, lonjakan ikan sarden di Jepang melonjak tajam dan bersaing mendapatkan makanan.

Ini membuat spesies ikan lain tidak bisa makan lebih banyak. Pada akhirnya membuat pertumbuhan tiap ikan tersebut terhambat.Beralih empat puluh tahun kemudian atau 2010 ukuran ikan juga mengecil. Kali ini penyebabnya adalah karena "kiamat" perubahan iklim, dikutip Next Shark via CNBC Indonesia, Senin (19/03/2024).

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Spekulasi Gerhana di Bulan Ramadhan Tanda Akhir Zaman, Ini 10 Tanda Kiamat yang Pasti dalam Hadis Nabi

Eskatologi atau wacana dan pengetahuan mengenai akhir zaman (kiamat) dalam pandangan agama-agama samawi menempati bagian penting yang bersifat transenden, yang lantas dikaitkan dengan keimanan terhadap Tuhan. Ada beberapa hal yang bisa dijelaskan secara ilmiah, namun banyak pula yang tidak atau belum bisa dijelaskan ilmu pengetahuan.

Kemampuan manusia yang terbatas menyebabkan eskatologi banyak mendasarkan pada kepercayaan dan mitos kuno. Misalnya, ramalan kiamat Suku Maya yang populer pada 2012 lampau.

Popularitas isu kiamat terus bertahan melampaui zaman. Sisi misterius inilah yang lantas digali dan kemudian memunculkan spekulasi.

Di luar mitos, sains berupaya membedah isu kiamat ini secara ilmiah. Sebagian linier dengan dalil-dalil, namun lainnya tak bisa terkait langsung dan kerapkali hanya kesimpulan yang prematur.

Contohnya, adalah gerhana di bulan Ramadhan. Dalam pandangan kelompok ini, gerhana yang terjadi pada Ramadhan yang terjadi pada Jumat dan pertengahannya juga Jumat merupakan fase awal kiamat yang lantas disusul dengan kehancuran pada Syawal.

Memang, gerhana disebut sebagai salah satu tanda kiamat dalam hadis Nabi SAW. Belakangan, gerhana yang sebenarnya adalah peristiwa astronomi biasa dikaitkan dengan pertanda makin dekatnya kiamat. Pandangan ini lantas terbantahkan karena sandaran dalilnya adalah hadis dhaif (lemah).

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Ada 2 Gerhana di Bulan Ramadhan 2024, Mitos Ini Apakah Ada dalam Islam?

Dua gerhana akan menghiasi Ramadhan 2024, yakni gerhana bulan penumbra pada 24-25 Maret 2024 dan gerhana matahari total (GMT) pada 8 April 2024. Namun, dikutip dari laman BRIN, dua gerhana di bulan Ramadhan 1445 H ini tidak akan melintasi wilayah Indonesia.

Peristiwa gerhana di bulan Ramadhan kerap dikaitkan dengan munculnya Imam Mahdi sebagai salah satu tanda kiamat. Soal ini, ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengingatkan agar hal tersebut tidak perlu dicari-cari.

Menurut Buya Yahya, tanda kiamat seperti munculnya Imam Mahdi pada waktunya akan diketahui. Justru ada hal lebih penting ketimbang mencari-cari tanda kiamat.

“Gak usah dicari. Gak usah nunggu gerhana. Kita menyiapkan diri dengan keimanan. Jika pada waktunya datang Sayyidina Isa, Imam Mahdi, kita akan menjadi pendukungnya,” kata Buya Yahya saat menjawab pertanyaan jemaah di YouTube Al Bahjah TV.

Selain dikaitkan dengan kemunculan Imam Mahdi, peristiwa gerhana juga kerap dikaitkan dengan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat. Apa saja mitos-mitos gerhana? Apakah mitos-mitos tersebut perlu dipercaya?

Selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.