Sukses

Perbedaan Mandi Wajib, Mandi Junub dan Mandi Sunnah Berdasarkan Penyebabnya

Dalam Islam, mandi dibedakan menjadi mandi wajib, mandi junub, mandi sunnah, dan mandi mubah. Perkara mandi, Islam membaginya menjadi mandi wajib, mandi junub, mandi sunnah, mandi mubah, dan mandi makruh.

Liputan6.com, Jakarta - Mandi sudah menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan setiap orang untuk membersihkan diri dari kotoran. Orang yang jarang mandi bukan hanya tidak memberi kenyamanan untuk diri sendiri, tapi juga orang lain yang didekatnya.

Dalam Islam, mandi dibedakan menjadi mandi wajib, mandi junub, mandi sunnah, dan mandi mubah. Perkara mandi, Islam membaginya menjadi mandi wajib, mandi junub, mandi sunnah, mandi mubah, dan mandi makruh.

Dalam kesempatan ini, Liputan6.com mengulas secara khusus perbedaan mandi wajib, mandi junub, dan mandi sunnah. Perbedaan hukum-hukum mandi ini penting diketahui sebagai muslim. Sebab, dua di antaranya jika tidak dilakukan akan menghambat pelaksanaan ibadah seorang muslim, bahkan membuat ibadahnya tidak sah.

Mandi Wajib

Mandi wajib adalah mandi yang dilakukan untuk menghilangkan hadas besar sebagai salah satu syarat sahnya sholat dan melakukan beberapa ibadah lainnya. Mandi wajib jauh lebih luas dari sekadar mandi-mandi lainnya, seperti mandi junub dan mandi sunnah.

Mandi wajib disebabkan karena bersetubuh atau keluar mani, datang bulan (haid), nifas (mengeluarkan darah setelah melahirkan), melahirkan, dan meninggal (bukan mati syahid).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mandi Junub

Mandi junub dengan mandi wajib memiliki kesamaan. Keduanya sama-sama wajib dilakukan dan bertujuan untuk menghilangkan hadas besar serta agar bisa melakukan melaksanakan ibadah seperti sholat, thowaf, dan baca Al-Qur’an.

Perbedaan mandi junub dengan mandi wajib terletak pada hal yang menyebabkannya. Mandi junub disebabkan karena junub saja. 

Mengutip kitab Al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Khamsah karya Muhammad Jawad Mughniyah, ada dua hal yang menyebabkan seorang muslim wajib mandi junub.

Pertama, keluarnya mani dari alat kelamin, baik secara sengaja atau tidak, baik dalam keadaan tidur maupun bangun. Kedua, melakukan jimak atau bersetubuh, meskipun tidak sampai keluar mani.

Ketika seseorang mengalami salah satu dari dua hal tersebut maka wajib mandi junub. Perintah mandi junub juga sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surah al-Maidah ayat 6.

وَإِنْ كُنتُمْ حُنُبًا فَاطَّهَّرُوا 

Artinya: "Jika kamu junub maka mandilah."

3 dari 3 halaman

Mandi Sunnah

Mandi sunnah berbeda dengan mandi wajib dan junub. Dari namanya saja, kita bisa mengetahui bahwa hukum melakukan mandi ini adalah sunnah. Artinya, mandi ini tidak menjadi wajib dilakukan dan jika ditinggalkan pun tidak menghalangi dalam pelaksanaan ibadah.

Berikut adalah beberapa jenis mandi sunnah yang dapat kita dilakukan sebagai ibadah yang bernilai pahala, dikutip dari NU Online.

  1. Mandi untuk sholat jum’at. 
  2. Mandi untuk shalat hari raya Idulfitri dan Iduladha. 
  3. Mandi hendak sholat istisqo’ (mohon hujan). 
  4. Mandi hendak sholat gerhana bulan. 
  5. Mandi hendak sholat gerhana matahari.
  6. Mandi sehabis memandikan mayit.
  7. Mandi bagi orang kafir yang masuk Islam. 
  8. Mandi setelah sembuh dari gila. 
  9. Mandi setelah saar dari pingsan. 
  10. Mandi hendak Ihram (haji ataupun umrah). 
  11. Mandi hendak masuk kota Mekkah. 
  12. Mandi hendak wuquf di Arafah. Mandi hendak bermalam di Muzdalifah. 
  13. Mandi hendak melontar jumroh. 
  14. Mandi hendak thowaf. 
  15. Mandi hendak sa’I. 
  16. Mandi hendak masuk kota Madinah.

Demikian perbedaan mandi wajib, mandi junub, dan mandi sunnah yang dilihat dari faktor penyebabnya. Wallahu a’lam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.