Sukses

Mampu Taklukkan Ya'juj dan Ma'juj, Penasehat Raja Dzulqarnain Ternyata Seorang Nabi

Ternyata, selain karena memang dirinya merupakan seorang raja yang shaleh dan gagah berani, dibalik itu semua ia memiliki penasehat seorang Nabi. Bahkan ada yang menyebut salah seorang patih Dzulqarnain adalah seorang Nabi.

Liputan6.com, Cilacap - Raja Dzulqarnain diriwayatkan memiliki kerajaan yang kuat dengan wilayah yang dikuasainya meliputi bumi bagian barat dan timur. Sesuatu yang dicapai muskil tanpa kekuatan yang dahsyat.

Bahkan ia mampu memenjarakan Ya’juj dan Ma’juj, makhluk terkuat di bumi dengan tembok raksasa yang dibuatnya. Dia mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh makhluk yang diriwayatkan sebagai salah satu tanda kiamat.

Ternyata, selain karena memang dirinya merupakan seorang raja yang shaleh dan gagah berani, di balik itu semua ia memiliki penasehat seorang Nabi. Bahkan ada yang menyebut salah seorang Nabi ini merupakan patih kerajaan.

Terlepas perbedaan pendapat mengenai penasehat atau patihnya yang seorang Nabi, yang jelas bahwa di kerajaan Dzulqarnain tinggallah orang yang berpredikat sebagai nabiyullah.

Lalu siapa nama Nabiyullah yang merupakan penasehat atau berdasarkan pendapat yang lain merupakan seorang penasehat kerajaan? Beliau adalah Nabi Khidir AS, seorang nabi yang masyhur di kalangan santri.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Profil Penasehat Dzulqarnain, Nabi Khidir AS

Menukil laman sufiz.com, Zulkarnain didampingi seorang penasihat kerajaan yang baik dan sangat luas pengetahuannya, yang tiada lain adalah Nabi Khidir AS.

Sebagian ulama menyebut, Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Khidir AS, lalu mengajarkan Wahyu tersebut kepada Zulkarnain.

Seorang mufassir lain, Al-Alusi, dalam kitab tafsirnya Ruhul Ma’ani, berkata, “Mungkin Khidir adalah salah satu pembesar kerajaan, seperti perdana mentrinya, karena tidak tertutup kemungkinan bahwa Zulkarnain bermusyawarah dengan orang lain saat menghadapi suatu masalah.

Sebab pada saat itu, istilah yang dikenal untuk menyebut orang pandai, termasuk Nabi, adalah “Ahli Hikmah”. selain itu, pada masa-masa dahulu, para Nabi juga sering disebut dengan istilah “Orang bijak,” atau “Hakim”.

3 dari 3 halaman

Nabi Khidir Bawa Amanat Terberat untuk Dzulqarnain

Wahab bin Munabbah dalam kitabnya At-Tijan mengisahkan, pada suatu ketika Nabi Khidir AS berkata kepada Zulkarnain, Wahai Tuanku, tuan membawa suatu amanat yang seandainya diberikan kepada langit, langit itu akan runtuh, jika diberikan kepada gunung, maka gunung itu akan roboh, dan jika diberikan kepada bumi, maka bumi itu akan terbelah.

Tuanku telah diberi kesabaran dan kemenangan. Tuanku akan melihat suatu kaum yang menyembah sesama manusia dan mereka adalah musuh-musuh Allah, yaitu Ya’juj dan Ma’juj. Allah adalah penuntut tidak akan terkelabui oleh orang-orang yang melarikan diri, dan tidak akan dikalahkan oleh orang yang “Menang”.

Kata Nabi Khidir lagi, “Wahai tuanku, ambillah apa yang telah diberikan Allah SWT kepada tuan dengan keteguhan hati dan sungguh-sungguh. Jadikanlah kesabaran sebagai pakaian, kebenaran sebagai pegangan hidup, dan takut kepada Allah sebagai perlindungan yang menumbuhkan amal pada tuan, dan tuan akan tenang dari ketakutan akan datangnya ajal.

Ambillah pedang Allah dengan tangan tuan, karena tidak ada orang yang dapat menolong dan tidak ada orang yang dapat mencegah kemenangan. Cukuplah bagi tuan, Allah sebagai penolong tuan.”

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.