Sukses

Gus Baha Ungkap Warisan Luar Biasa Mbah Hasyim Asy'ari untuk Gus Dur

Hubungan kakek-cucu ini memantik pertanyaan, kira-kira warisan apa yang diperoleh Gus Dur dari sang kakek, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari

Liputan6.com, Jakarta - Bagi bangsa Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan nama Gus Dur bukanlah sosok asing. Dia adalah presiden ke-4 RI, seorang kiai yang jadi pemimpin negara.

Bagi umat Islam, terutama kaum nahdliyin, Gus Dur tak sekadar ulama. Diyakini Gus Dur adalah waliyullah.

Lazimnya wali Allah, Gus Dur pun memiliki banyak karomah yang kasat mata maupun tak kasat mata. Cukup banyak kesaksian mengenai karomah Gus Dur.

Gus juga Ketua PBNU tiga kali berturut-turut. Banyak yang mengatakan ini dipengaruhi posisinya sebagai cucu pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari.

Mbah Hasyim Asy'ari merupakan ulama alim yang sangat berpengaruh dalam perjalanan bangsa Indonesia dan Islam.

Hubungan kakek-cucu ini memantik pertanyaan, kira-kira warisan apa yang diperoleh Gus Dur dari sang kakek, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari.

Hal jarang dibahas ini diungkap oleh pendakwah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warisan Mbah Hasyim untuk Gus Dur

Mengutip Laduni.id, pada Haul ke 10 KH Abdurrahman Wahid, di PP Tebuireng, Gus Baha memberikan oleh-oleh kitab agar dikaji bersama, khususnya para Santri dan Muhibbin, yakni Kitab Asy-Syaikh Hasyim Asy'ari: Wadli' Lubnat Istiqlali Indunisya (Syaikh Hasyim Asy'ari; Pengaruh Pondasi Kemerdekaan Indonesia) karya Muhammad Asar Syahab.

Beliau tidak membahas Gus Dur dari sisi-sisi yang selama ini sudah sering kita dengar, namun bagaimana DNA seorang Kakek secara valid bisa mewariskan duplikasi mindset kepada sang cucu.

"Setiap kakek pasti mendo'akan keturunannya agar menjadi generasi yang baik (ًذريةً طيبة)," demikian dikutip dari laman Laduni, Jumat (8/9/2023).

Mbah Hasyim pada medio 1930'an sering menerima tamu-tamu dari luar negeri, seperti kisah Orientalis German yang berkunjung di Tebuireng untuk berdiskusi panjang dengan Mbah Hasyim kemudian menyatakan ke Islamannya.

Dan ketika mbah Hasyim berada di Mekkah, beliau lah yang mengumpulkan para delegasi dari berbagai negara untuk merumuskan konsep bela negara melawan kolonialisme.

Pola hubungan Internasional inilah yang kelak diwariskan secara turun temurun melalui KH Wahid Hasyim hingga puncak tongkat estafetnya di lanjutkan oleh Gus Dur, yang kita ketahui bersama, memiliki jaringan Internasional yang kuat.

Hemat Gus Baha', Tebuireng adalah tempat perjuangan agama dan bangsa yang sudah mendunia sejak awal berdirinya, sebagaimana kisah-kisah mbah Hasyim yang termaktub dalam kitab diatas. Wallahu'alam bis shawab…

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.