Sukses

Cerita Yuddy Chrisnandi Puasa Ramadan Lebih Lama di Ukraina

Selain soal waktu berpuasa yang panjang di Ukraina, Yuddy Chisnandi juga mengungkapkan soal menu berbuka yang dianggap jauh berbeda dengan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Ramadan 1439 Hijriah tahun ini menjadi bulan puasa kedua bagi Yuddy Chrisnandi menjalankan tugasnya sebagai Duta Besar RI untuk Ukraina. Yuddy mengungkapkan bagaimana kondisi menjalani puasa Ramadan di Ukraina, yang waktunya jauh lebih lama di banding Indonesia.

"Menjalankan ibadah puasa Ramadan di Ukraina terasa cukup panjang. Umat Islam di Ukraina berpuasa sekitar 18 jam," ucap Yuddy Chrisnandi dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Rabu (6/6/2018).

Yuddy bercerita, ibadah puasanya dimulai dengan menunaikan sahur sekitar pukul 03.00 waktu Kyiv. Sedangkan waktu magrib dimulai pada pukul 21.00, kemudian salat isya dan tarawih sekitar jam 22.45.

"Sehingga ibadah puasa tahun 1439 Hijriah atau 2018 Masehi ini mungkin terasa lebih lama dibanding di Indonesia,' ungkap Yuddy.

Selain soal waktu berpuasa yang lebih panjang, Yuddy juga mengungkapkan soal menu berbuka puasa yang dianggap jauh berbeda dengan apa yang disajikan di Indonesia.

"Menu buka puasa di sini terasa monoton, saya pergi ke beberapa undangan iftar negara sahabat. Menunya itu-itu saja, nasi kebuli, daging, youghurt, sop, kurma, seperti itu terus. Beda dengan Indonesia kalau buka puasa meriah," ucap politikus Partai Golkar itu.

Karena itu, untuk menambah suasana seperti di Tanah Air, Yuddy mengaku menyajikan sejumlah kuliner Nusantara saat menggelar acara buka puasa bersama dengan para Duta besar negara-negara tetangga atau komunitas muslim di Ukraina.

"Saya berusaha menghadirkan rasa berbuka ala Indonesia. Saya siapkan makanan-makanan Indonesia yang ramai. Kolak, candil, es buah, soto, gado, empal, banyak lah." ucap pria asal Jawa Barat itu.

Kendati harus menjalani waktu puasa yang jauh lebih lama, namun Yuddy mengaku menikmati kondisi Ramadan di Ukraina.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minoritas Mempersatukan

Dia memandang, lamanya waktu puasa di Ukraina justru membuat persaudaraan antarumat muslim di sana semakin kuat.

"Satu lagi yang menjadi catatan saya, kedekatan antar umat Islam di sini terasa begitu rekat, satu sama lain seperti ada ikatan batin. Mungkin karena di sini minoritas, umat jadi lebih saling mengenal," ucap mantan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara ini.

Yuddy pun menjelaskan bila dihitung secara jumlah populasi, jumlah umat Islam di Ukraina tidak lebih dari 1,5 persen populasi warga Ukraina. Dia mengatakan, masjid di kota Kyiv juga hanya ada 2 yaitu Ar-Rahmah dan Al-Raid, walaupun juga ada masjid-masjid lain di kota lain seperti kota Kharkiv, Odessa, Chernigiv, dan sejumlah daerah lain.

Kendati demikian, di bulan Ramadan ini, masjid-masjid di Ukraina selalu penuh oleh jemaah saat waktu berbuka dan ibadah salat tarawih.

"Saya kadang-kadang terenyuh pada ukhuwah islamiyah yang ada di Ukraina. Terasa sangat kekeluargaan. Semoga Ramadan tahun ini, kita diberikan keberkahan, rahmat, dan ampunan dari Allah SWT," Yuddy Chrisnandi menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.