Sukses

5 Nama Capres Alternatif yang Bisa Dicaplok Koalisi Partai Islam

Kelima tokoh ini bisa dipasangkan menjadi capres-cawapres alternatif untuk menyaingi koalisi 3 partai poros.

Liputan6.com, Jakarta - Koalisi partai Islam antara PKB, PAN, PPP, PKS dan PBB diprediksikan akan mengganggu peta koalisi 3 partai poros yakni PDIP, Golkar, dan Gerindra. Namun, agar mampu menyaingi koalisi 3 partai poros tersebut, partai Islam harus memunculkan tokoh alternatif, tanpa memaksakan nama pimpinan parpol Islam masing-masing.

"Setidaknya ada 5 tokoh alternatif tanpa harus memaksakan menjadi representasi tokoh Islam dan dapat memengaruhi peta pencapresan. Yakni Jusuf Kalla, Mahfud MD, Jimly Asshiddiqie, Abraham Samad, dan Anies Baswedan. Kelimanya adalah orang-orang berkualitas," ujar pengamat politik Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin, Jakarta, Senin (14/4/2014).

Said menilai, jika melihat 5 nama tersebut banyak memiliki latar belakang. Sehingga banyak pilihan untuk dipasangkan sebagai capres-cawapres. "Kalau tema yang ingin diusung adalah kombinasi tua-muda, maka kombinasinya ada 4 alternatif pasangan, yaitu Jimly-Anies, JK-Anies, Mahfud-Samad, Mahfud-Anies."

"Kalau ingin mengutamakan faktor senioritas, bisa JK-Mahfud atau sebaliknya. Sedangkan jika ingin mengusung tema capres-cawapres muda bisa Anies-Samad atau sebaliknya," sambung Said.

Namun jika saat ini PKB telah menunjukkan isyarat besar untuk bergabung dengan PDIP, menurut Said, itu tak masalah. Karena bisa digantikan Partai Demokrat dan Partai Hanura.

Dalam hal PKB tidak berminat masuk dalam koalisi karena lebih memilih bergabung dengan PDIP, misalnya, maka posisinya bisa digantikan oleh Partai Demokrat atau Partai Hanura. Jadi format koalisinya menjadi koalisi Islam-nasionalis.

"Nah, agar dapat bersaing dengan Jokowi, Prabowo, dan ARB, maka koalisi parpol Islam ini harus mampu mengusung tema yang menjual dan pas dengan tokoh yang akan diusung," pungkas Said. (Raden Trimutia Hatta)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.