Sukses

Cerita Agen BRILink Beri Literasi Keuangan di Pedesaan, Lawan Pinjol Sampai Penipuan

Agen BRILink jadi garda terdepan literasi keuangan di pedesaan.

Liputan6.com, Bantul Literasi keuangan merupakan pengetahuan penting yang harus dimiliki tiap orang. Menurut survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada 2022, tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia telah mencapai 49,68 persen. Meningkat dibandingkan dengan tahun 2013, 2016, dan 2019 yang hanya mencapai masing-masing 21,84 persen, 29,70 persen, dan 38,03 persen.

Data tersebut menunjukkan literasi keuangan di Indonesia terus meningkat seiring berjalannya waktu. Melalui literasi keuangan, seseorang dapat menghindari utang yang berlebihan, mengurangi stres keuangan, dan mencapai kestabilan keuangan. Ini sebabnya, penting terus menyebarkannya.

Agen BRILink yang diinisiasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi salah satu garda terdepan menyampaikan literasi keuangan pada masyarakat. Ada banyak kisah para agen tersebut mengedukasi masyarakat untuk lebih melek literasi seperti mengajak menabung, mencegah penipuan, hingga membantu lepas dari jerat lintah darat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Lepas dari jerat lintah darat

Supri Suharsana (53) sudah 9 tahun bergabung menjadi agen BRILink. Warga Desa Murtigading, Sanden, Bantul ini sebelumnya sudah sering melihat warga desanya terjerat rentenir. Terbaru, yang sedang marak, tak sedikit warga yang mengambil pinjaman online (pinjol). Warga yang bergantung ke rentenir maupun pinjol juga biasanya termasuk unbanked people atau orang yang belum memiliki layanan keuangan formal seperti bank.

Sejak menjadi agen BRILink, Supri secara perlahan mengajak para tetangga untuk mengambil pinjaman di bank, alih-alih di lintah darat maupun pinjol. Supri merasa terdorong untuk membantu mengurangi ketergantungan warga terhadap pinjaman rentenir dan pinjol.

“Jadi memang ada wacana agar warga yg terjerat rentenir juga pinjol akan kita arahkan ke pinjaman yg nyaman seperti BRI. Tentunya dengan proses yg mudah dan suku bunga yang lebih murah dibandingkan dengan rentenir atau pinjol,” ujar Supri saat ditemui di tokonya, Rabu (20/3/2024).

Saat ini, warga yang bergantung pada rentenir atau pinjol mulai berkuran. Ini karena Supri juga sering mengedukasi warga yang belanja di warungnya untuk lebih baik mengajukan pinjaman di bank.

“Alhamdulilah banyak yang beralih ke BRI dengan permodalan KECE (Kredit Cepat),” pungkas Supri.

3 dari 5 halaman

Perkuat keamanan digital

Selain masalah rentenir dan  pinjol, Supri juga sudah khatam dengan modus-modus penipuan digital yang beberapa tahun ini sangat marak. Supri menyebutkan beberapa modus penipuan yang sering ia temui.

Pertama, yang paling sering ditemukan adalah modus penipuan undangan pernikahan digital. Di sini, penipu menggunakan dokumen aplikasi berformat APK yang dirancang untuk ponsel Android dengan judul "undangan pernikahan digital". Selain WhatsApp, penipuan semacam ini juga dapat terjadi melalui pesan teks (SMS). Jika diklik, data ponsel bisa diakses penipu dan menyebabkan kerugian finansial korbannya.

Supri sendiri mengaku sering mendapat kiriman undangan tersebut. Namun, karena ia sudah paham modusnya, Supri tak mudah tertipu. Ia justru mengedukasi para nasabahnya untuk tidak membuka undangan pernikahan yang mencurigakan.

“Dari situ, saya selalu bilang ke warga yang transaksi di sini supaya hati-hati kalau buka undangan di HP,” ujar Supri.

4 dari 5 halaman

Selamatkan warga dari penipuan

Tak cuma ancaman keamanan digital, Supri juga kerap menemukan kasus penipuan dengan berbagai modus. Seringkali, modus penipuan berawal dari pesan singkat di WhatsApp atau SMS yang berisi hadiah undian. Biasanya Supri melihat korban dipantau lewat telepon untuk segera transfer uang agar hadiahnya cair. 

Supri mengaku, tidak hanya sekali ia menggagalkan modus penipuan tersebut. Saat korban sudah sampai di tempatnya untuk mentransfer uang, Supri menyadarkan sang korban dengan segera menutup telepon dan menjelaskan bahwa mereka sedang terhipnotis.

“Modus kedua sering mengatasnamakan keluarga. Misal ada anggota keluarga kecelakaan. Ada yang ngaku jadi polisi, ada anak nangis dan sebagainya,” cerita Supri.

Dari modus-modus penipuan ini, Supri akhirnya sering mengajak nasabahnya untuk lebih jernih menerima informasi. Dari sini, warga jadi lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan.

“Mereka sudah tak kasih informasi  kalau ada apapun, berita apapun, mau itu dapat hadiah, ada masalah apapun yang urusan dengan bank, pasti nanti pihak bank sendiri

yang menghubungi. Minimal nanti kami agen itu akan membantu Memberikan informasi,” jelas Supri.

Supri menyebut, ia sebagai agen BRILink juga memberi solusi agar warga tidak terus terkena tipu. Pada akhirnya, Supri juga berperan dalam keselamatan keamanan keuangan masyarakat.

“Ini juga terkait keselamatan nasabah yang akan terkena motif-motif penipuan seperti gendam. Jadi BRI itu tidak hanya melayani, tapi juga memberi info penting supaya tidak terjadi hal negatif ke depannya,” tambah Supri.

Pengalaman menyelamatkan warga dari modus penipuan juga pernah dirasakan Susilawati (39). Pemilik Toko Kelontong Blink-Blink yang ada di Bongos I, Gadingsari, Kecamatan Sanden ini juga sudah sering menemukan kasus penipuan dengan modus mendapat hadiah. Tak tanggung-tanggung, nominal yang diminta sang penipu bisa sampai jutaan rupiah.

“Pas saya fokus, pas konsentrasi dan ngerti itu penipuan, ya saya hentikan, ujar Susilawati saat ditemui di tokonya, Rabu (20/3/2024).

Susi bahkan pernah mengantar korban penipuan ke kantor polisi untuk memberikan penjelasan lebih kredibel terkait penipuan tersebut. Saat itu korban hendak mentransfer uang di BRILink miliknya.

“Sampai ada yang nggak bawa uang, mau ninggal motor. Tapi suruh transferin dulu. Tapi saya nggak mau,” cerita Susilawati. 

Biasanya Susi selalu mengingatkan korban untuk mengkroscek lebih lanjut informasi yang diterimanya. Bahkan ia tak segan untuk meminta bantuan kantor unit BRI agar bisa menjelaskan modus penipuan yang dialami sejelas-jelasnya.

Kalau saya intinya tetap hati-hati. Kalau ada info ini harus konfirmasi ke BRI dulu. Jangan langsung terima. Itu yang paling penting,” tambah perempuan yang sudah 9 tahun menjadi agen BRILink ini.

5 dari 5 halaman

Agen BRILink jadi agen literasi keuangan

Menurut catatan BRI, per Desember 2023 jumlah agen BRILink mencapai 740 ribu agen dengan volume transaksi mencapai rp1,4 triliun. Agen ini tersebar di 61.067 desa di seluruh Indonesia.

Muhammad Effendi, Kepala Unit BRI Sanden menyebutkan, BRILink memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi keuangan di masyarakat, khususnya di wilayah yang sulit dijangkau bank fisik.

“Karena kepanjangan tangan dari bri unit, harapannya (agen BRILink) bisa jadi mata dan telinga BRI, ujar Fendi saat ditemui di kantornya, Rabu (20/3/2024).

Fendi juga menambahkan, agen BRILink adalah orang yang paling tahu karakter warga di desanya sendiri. Dengan begitu, mereka lebih mudah masuk untuk memberi literasi keuangan.

“Apalagi untuk orang yang belum pernah ke bank, itu biasanya takut. Nanti masuk (bank) itu bingung mau ngapain ya. Sebetulnya dengan adanya agen BRILink itu kan paling tidak itu dari orang setempat. Jadi kan ya mau tanya apa dan sebagainya tidak sungkan,” pungkas Fendi.

Melalui BRILink, agen memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan nasabah mereka. Agen BRILink memiliki potensi besar dalam meningkatkan literasi keuangan di masyarakat dengan memberikan akses keuangan yang mudah, pendidikan keuangan, pendekatan personal, promosi produk keuangan yang berkelanjutan, serta pemberdayaan ekonomi lokal.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.