Sukses

8 Ceramah Singkat, Nama Penceramah, dan Intisarinya

Ceramah singkat dan nama penceramahnya menjadi pencarian populer di bulan Ramadhan.

Liputan6.com, Jakarta - Ceramah singkat dan nama penceramahnya menjadi pencarian populer di bulan Ramadhan, terutama bagi siswa yang mencari referensi untuk tugas sekolah. Dalam menyusun intisari ceramah, siswa biasanya mencari materi yang bermanfaat dan ringkas untuk dicatat sebagai laporan kepada gurunya.

Dalam menyusun intisari ceramah singkat, siswa juga perlu memperhatikan tema ceramah yang sesuai dengan kebutuhan tugas mereka. Setiap penceramah memiliki gaya dan sudut pandang yang berbeda dalam menyampaikan pesan agama, sehingga memilih ceramah yang sesuai dengan tema yang diminta adalah langkah penting.

Selain itu, pengetahuan tentang nama penceramahnya juga menjadi bagian penting dalam tugas ini. Mencantumkan nama penceramah, siswa dapat memberikan referensi yang jelas dan akurat dalam pembuatan intisari ceramah singkat mereka. Simak ceramah singkat dan nama penceramahnya yang akan diulas kali ini.

Berikut Liputan6.com ulas ceramah singkat, nama penceramah, lengkap intisarinya, Kamis (14/3/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

1. Ceramah Singkat Tentang Bulan Ramadhan

Penceramah: Said Muhammad, S.Ag, M.Pd

Intisari:

Dalam ceramah singkatnya, Said Muhammad menjelaskan pentingnya ibadah puasa di bulan Ramadhan sebagai wujud pengabdian kepada Allah. Puasa merupakan ibadah rahasia yang mendapat pahala langsung dari Allah, tanpa perlu dipamerkan kepada manusia.

Ia juga menyoroti lima rahasia puasa yang membuka pintu nikmatnya ibadah Ramadhan, antara lain menguatkan jiwa, mendidik kemauan, menyehatkan badan, mengenal nilai kenikmatan, dan merasakan penderitaan orang lain.

Said mengajak umat Muslim untuk menyambut Ramadhan dengan gembira dan memanfaatkannya sebagai momentum untuk memperkuat taqwa dan keimanan, sebagai upaya meraih keberkahan dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa.

Ceramah:

Mengutip dari Kementerian Agama Aceh Timur.

 

Sebagai muslim yang sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia pada tahun ini merupakan sesuatu yang amat membahagiakan kita. Betapa tidak, dengan menunaikan ibadah Ramadhan, amat banyak keuntungan yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.

“Puasa di bulan Ramadhan merupakan ibadah rahasia, karena di dalamnya tidak ada unsur pamer, tidak ada unsur popularitas, yang mengetahui seseorang itu bahwa dia berpuasa hanyalah Allah SWT dan dirinya sendiri, berbeda dengan ibadah lainnya, dapat dilihat dan diketahui oleh manusia lainnya,” ujar Said Muhammad, S.Ag, M.Pd dalam kultum Ramadhan di aula Kemenag Aceh Timur di Idi, Selasa (1/7).

“Dengan demikian puasa diprioritaskan pahalanya langsung dari Allah swt. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw dalam Hadits Qudsi yang berbunyi: yang artinya: Tiap-tiap perbuatan anak Adam (manusia) adalah hak milik-Nya, kecuali puasa, sebab puasa adalah bagi Allah, dan Allah yang membalasnya,” jelas Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren di Kankemenag Aceh Timur itu dalam ceramah singkat usai shalat dhuhur tersebut.

Said Muhamammad juga mengungkapkan ada lima rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan.

1. Menguatkan Jiwa, dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan oleh Allah Swt

2. Mendidik Kemauan, puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar. Karena itu, Rasulullah Saw menyatakan: puasa itu setengah dari kesabaran.

3. Menyehatkan badan, disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.

4. Mengenal nilai kenikmatan, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasaakan langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air.

5. Mengingat dan merasakan penderitaan orang lain, merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan

“Karena rahasia puasa merupakan sesuatu yang amat penting bagi kita, maka sudah sepantasnyalah kalau kita harus menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini dengan penuh rasa gembira sehingga kegembiraan kita ini akan membuat kita bisa melaksanakan ibadah Ramadhan nanti dengan ringan meskipun sebenarnya ibadah Ramadhan itu berat,” urai pak Said di hari ketiga Ramdahan 1435 H itu.

“Kegembiraan kita terhadap datangnya bulan Ramadhan harus kita tunjukkan dengan berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan Ramadhan tahun sebagai momentum untuk mentarbiyyah (mendidik) diri, keluarga dan masyarakat kearah pengokohan atau pemantapan taqwa kepada Allah Swt,” tambahnya.

Sesuatu yang memang amat kita perlukan bagi upaya meraih keberkahan dari Allah Swt bagi bangsa kita yang hingga kini masih menghadapi berbagai macam persoalan besar. “Kita tentu harus prihatin akan kondisi bangsa kita yang sedang mengalami krisis, krisis yang seharusnya diatasi dengan memantapkan iman dan taqwa, tapi malah dengan menggunakancara sendiri-sendiri yang akhirnya malah memicu pertentangan dan perpecahan yang justeru menjauhkan kita dari rahmat dan keberkahan dari Allah Swt.”

 

3 dari 9 halaman

2. Ceramah Singkat Tentang Hikmah Puasa

Penceramah: Hj. Rogaya

Intisari:

Dalam ceramah singkatnya, Hj. Rogaya menjelaskan tentang hikmah puasa sebagai ibadah yang penuh berkah dan rahmah di bulan Ramadhan. Ia menyoroti bahwa meskipun puasa dapat dirasakan berat bagi sebagian orang, namun terdapat keistimewaan dan hikmah yang diberikan Allah, seperti kebahagian, pahala berlipat, dan manfaat kesehatan.

Puasa dianggap sebagai istirahat bagi mesin pencernaan manusia, membantu menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Selain itu, puasa juga mencegah penyakit yang timbul akibat pola makan berlebihan dan mengajarkan kontrol emosi, sehingga menjadikan tubuh dan pikiran lebih sehat dan bugar.

Ceramah:

Mengutip dari Kementerian Agama RI.

 

Bulan Ramadhan ucapnya adalah bulan yang paling dinanti oleh umat muslim. Bulan ramadhan sebagai bulan yang penuh berkah dan rahmah. Meskipun untuk sebagian orang ibadah puasa cukup berat, tetapi terdapat keistimewaan untuk mendapatkan hikmah dari Allah berupa kebahagian, pahala berlipat, dan manfaat kesehatan.

"Puasa berfungsi Mengistirahatkan mesin pencernaan makanan yang dikonsumsi manusia." tutur Hj. Rogaya.

Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda. Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan kesempatan untuk istirahat. Puasa, yang mensyaratkan untuk tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi belum tentu baik untuk kesehatan seseorang. Makan yang seimbang adalah makan yang tidak kekurangan tetapi juga tidak berlebihan, yang disesuaikan dengan usia, kualitas dan kuantitas gerak serta kondisi tubuh.

Lanjutnya, ditinjau dari sudut pandang kesehatan, banyak manfaat yang akan diperoleh seseorang ketika menjalankan puasa. Banyak orang yang membuktikan badan terasa lebih sehat dan bugar ketika menjalani puasa, ucapnya lagi.

Selain itu Puasa juga diharapkan menjadi kontrol kita dalam mengelola emosi, karena puasa mengajarkan kita untuk menahan diri dari amarah yang bisa membuat gangguan kesehatan, tutupnya.

 

4 dari 9 halaman

3. Ceramah Singkat Tentang Ikhlas

Penceramah: Ibnu Mas'ad Masjhur

Intisari:

Dalam ceramah singkatnya tentang ikhlas, Ibnu Mas'ad Masjhur mengajak para pendengar untuk merenungkan pentingnya keikhlasan dalam beribadah. Ikhlas adalah amaliah hati yang tingkatannya sangat tinggi dan merupakan salah satu sunah Nabi Muhammad SAW yang harus diikuti oleh umat Muslim. Ia menjelaskan bahwa ikhlas terlihat setelah terjadinya suatu amal, di mana orang yang ikhlas dalam beramal akan merasa seolah-olah tidak melakukan amal tersebut.

Kemurnian niat dalam beramal merupakan hakikat ikhlas, di mana seseorang menjalankan ibadahnya tanpa memikirkan hal-hal lain selain mendekatkan diri kepada Allah. Dari firman Allah SWT dalam surat Al Bayyinah ayat 5, kita dapat memahami betapa tingginya derajat sifat ikhlas. Ikhlas mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seseorang, sehingga dengan ikhlas, setiap orang dapat menjadi sufi atau memiliki hati yang bersih.

Ibnu Mas'ad Masjhur menekankan pentingnya mengamalkan ilmu dan amal dengan ikhlas, karena tanpa ikhlas, semua ilmu dan amal akan sia-sia. Ia mengajak para pendengar untuk menanamkan rasa ikhlas dalam setiap tindakan mereka dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam beramal shadaqah, tanpa memperhatikan besaran atau kecilnya jumlah uang yang diberikan.

Ceramahnya:

Mengutip dari buku Materi Tausiyah Ustadz Gaul Ceramah Inspiratif, Segar dan Menghibur oleh Ibnu Mas'ad Masjhur.

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirahim…

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin wassholatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal mursaliin sayyidina wamaulana Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du.

Pertama-tama marilah Kita panjatkan puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan beribu-ribu kenikmatan. Sehingga pada hari ini dapat berkumpul tanpa satu halangan apa pun untuk hadir di acara yang Insyaallah dimuliakan oleh Allah SWT.

Sholawat serta salam semoga terlimpahlan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah banyak mengajarkan kepada Kita tentang keikhlasan. Ikhlas merupakan salah satu sunahnya, oleh sebab itu sebagai umat Muslim harus senatiasa mengikutinya.

Ikhlas adalah amaliah hati yang tingkatannya sangat tinggi. Berbeda dengan sabar, ikhlas akan terlihat setelah terjadinya suatu amal. Orang yang ikhlas dalam beramal adalah mereka yang merasa seolah-olah tidak melakukan amal itu.

Ikhlas bisa dianalogikan dengan bekerja tanpa meminta upah. Saking tingginya amalan ini, ibadah yang mengharapkan surga belum terhitung ikhlas sebab masih mengharapkan upah dari Allah. Namun, tingkatan tersebut sudah sangat tinggi dibandingkan dengan orang awam.

Bukan berarti beramal dengan mengharap surga dan takut neraka tidak baik. Imam Ghazali menjelaskan bahwa beramal mengharapkan surga hukumnya sah dan bagus serta berfedah diterimanya suatu amal.

Imam Ghazali juga menyebutkan hakikat ikhlas adalah kemurnian niat dari hal-hal yang dapat mengotorinya. Shalat ya shalat saja, makan ya makan saja, pergi ya pergi saja. Begitu pun ibadah, ibadah ya ibadah saja tanpa memikirkan hal-hal lain.

Allah SWT berfirman pada surat Al Bayyinah ayat 5: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).”

Dari ayat tersebut, Kita tahu bahwa betapa tingginya derajat sifat ikhlas. Dengan ikhlas, semua orang dengan profesinya masing-masing telah menjadi sufi, atau orang yang memiliki hati yang bersih. Seorang pedagang akan menjadi pedagang yang baik dan jujur, seorang petani menjadi petani yang baik, dan seorang pejabat menjadi pejabat yang baik, dan seterusnya.

Imam Al Ghazali mengatakan, “Semua manusia akan rusak, kecuali manusia yang berilmu. Semua manusia berilmu akan rusak, kecuali yang mengamalkan ilmunya. Semua manusia berilmu yang mengamalkan ilmunya akan rusak, kecuali yang ikhlas. Dan orang-orang yang ikhlas pun masih dalam keadaan kekhawatiran yang besar.”

Dari ungkapan tersebut, terlihat jelas bahwa semua ilmu dan amal akan sia-sia jika di dalamnya tidak ada sifat ikhlas. Ilmu dan amal tidak dapat dibanggakan. Bagaimana mau dibanggakan, sedangkan yang ikhlas saja masih dalam keadaan khawatir yang besar.

Jadi, mari mulai saat ini Kita tanamkan rasa ikhlas ke mana pun kita pergi. Contohnya saja jangan lupa mengantongi ikhlas. Seperti saat ini, kalau kita sedang membawa uang, mari sisihkan ke kotak amal.

Bukan begitu, Sahabat? Ikhlas itu, tanpa melihat besar kecilnya jumlah uang yang diberikan. Kita praktikkan ya, nanti.

Ambil uang di dompet, tanpa melihat. Lalu masukkan ke dalam kotak amal. Jangan meraba-raba besaran uangnya, jangan juga diingat-ingat tadi uang lebih kecil ditaruh di atas atau bawah ya.

Ingat pesan Imam Al Ghazali, sifat ikhlas mempunyai prinsip dan hakikat. Jika sudah mencari-cari alasan, prinsip tersebut akan hilang.

Demikian yang bisa disampaikan. Semoga ada manfaat yang bisa diambil untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

5 dari 9 halaman

4. Ceramah Singkat Tentang Sedekah

Penceramah: Ibnu Mas'ad Masjhur

Intisari:

Dalam ceramah singkatnya tentang sedekah, Ibnu Mas'ad Masjhur menjelaskan pentingnya amalan sedekah dalam bulan Ramadhan. Sedekah adalah memberikan sesuatu kepada yang berhak menerimanya semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Ia menekankan bahwa sedekah bukan hanya memberikan bantuan atau pertolongan kepada yang lemah, tetapi juga menunjukkan rasa kepedulian terhadap sesama.

Menurut sabda Rasulullah SAW, orang yang dermawan akan dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dan dekat dengan manusia, sementara orang yang bakhil akan jauh dari Allah, surga, dan manusia, tetapi dekat dengan neraka. Ibnu Mas'ad Masjhur juga menjelaskan bahwa sedekah memiliki banyak manfaat baik, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, sehingga sangat dianjurkan untuk banyak bersedekah di bulan Ramadhan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah dan kepedulian terhadap sesama.

Ceramahnya:

 

Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan rezeki-Nya kita dapat berkumpul bersama-sama dalam kesempatan ini. Selawat dan salam tak lupa kita curahkan kepada panutan kita, Nabi Muhammad SAW.

Hadirin yang dirahmati Allah. Saat ini kita telah memasuki bulan Ramadhan. Pada bulan yang penuh berkah ini, selain berpuasa, kita juga harus mengisinya dengan berbagai ibadah dan amal baik. Di antara amal baik itu adalah sedekah. Apa itu sedekah?

Menurut istilah, sedekah adalah memberikan sesuatu kepada yang berhak menerimanya dan semata-mata mengharap rida Allah SWT. Sedekah dapat berupa bantuan atau pertolongan dari orang yang mampu kepada yang lemah.

Sedekah memiliki beberapa keutamaan, salah satunya adalah akan disenangi Allah SWT dan orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini:

"As-sakhiyyu qaribun minallah qaribun minal jannah qaribun minan-nas ba'idun minan-nar wal bakhilu ba'idun minallah ba'idun minal jannah ba'idun minan-nas qaribun minan-nar." (rawahul Tirmizi)

Artinya: "Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka." (HR. Tirmizi)

Sedekah juga memiliki banyak manfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Beberapa manfaat sedekah antara lain:

Ada banyak sekali keutamaan dan manfaat dari sedekah. Oleh karena itu, di bulan Ramadhan ini marilah kita banyak bersedekah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT serta sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan.

Sekian kultum tentang sedekah Ramadhan ini saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam menyampaikan materi.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

 

6 dari 9 halaman

5. Ceramah Singkat tentang Ibu

Penceramah: Prito Windiarto

Intisaranya:

Ceramah ini mengajak kita untuk menghormati dan berbakti kepada ibu. Allah SWT memerintahkan agar kita berbuat baik kepada ibu-bapak, dan terdapat penegasan bahwa kasih sayang ibu adalah sepanjang masa. Sebagai anak, kita harus berbuat baik, menghormati, dan mendoakan ibu kita selama hidupnya.

Ucapan dan sikap kita terhadap ibu haruslah baik, tidak kasar, dan tidak menggerutu. Meskipun ibu terkadang terlihat galak, itu karena ia sangat menyayangi kita. Semoga kita semua dapat menjadi anak yang berbakti kepada ibu dan membahagiakannya.

Ceramahnya:

Mengutip dari buku Kumpulan Kultum, Ceramah, dan Pidato: Berkaca Pada Jiwa oleh Prito Windiarto.

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji serta syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat, berkah dan nikmat yang jumlahnya tak terhingga. Kesehatan dan karunia yang kita nikmati hari ini juga tak lain adalah berkah dari Allah SWT.

Shalawat dan salam kita haturkan juga kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga selalu terlimpahkan berkah yang serupa kepada keluarga dan para sahabatnya.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali mengatakan ‘Ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapankanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Terdapat suruhan kepada setiap anak yang harus menghormati orang tuanya terutama ibunya dalam kehidupan ini, pada surat tersebut. Berkat orang tualah kita berada di dunia ini, karena ibulah yang menjaga dan merawat anaknya sampai anaknya dewasa. Allah SWT memberikan amanat-Nya melalui ibu.

Seorang ibu mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkan anaknya dengan bersusah-susah. Itulah sebabnya terdapat pepatah yang menegaskan bahwa kasih ibu sepanjang masa. Artinya kasih sayang dari seorang ibu memang tidak terhingga dan berkat jasanya tersebut, sebagai anak kita wajib berbuat baik kepada ibu sampai akhir hayatnya.

Selain berbuat baik, sahabat muslim juga harus senantiasa mendoakan mereka. Selagi mereka ada di dunia ini, maka bahagiakanlah mereka dan muliakan juga hidup mereka. Jaga ucapan kita terhadap ibu, jangan bernada tinggi atau bahkan kasar. Jangan juga menolak apa yang diperintahkannya dan jangan menggerutu.

Selama ibu mengajarkan hal yang baik, maka ikutilah. Seorang ibu sering didefinisikan sebagai seseorang yang galak dan cerewet, tetapi hal itu karena ia sangat menyayangi anaknya dan tak mau anaknya terluka.

Semoga kita menjadi salah satu orang yang berbakti kepada ibu, selalu berbuat baik dan membahagiakannya. Sekian kultum singkat mengenai ibu yang saya sampaikan ini. Semoga apa yang kita bahas hari ini menjadi berkah bagi kita semua.

Wabilahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

7 dari 9 halaman

6. Ceramah Singkat tentang Ilmu

Penceramah: Yusak Burhanudin dan Muhammad Najib

Intisaranya:

Ilmu adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Cara mencari, memahami, dan menyampaikan ilmu harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan tuntunan agama. Menjaga amanah ilmu sama pentingnya dengan menjaga amanah harta.

Tidak malu untuk mengakui ketidaktahuan adalah langkah penting dalam menjaga integritas dan kejujuran dalam menyampaikan ilmu. Menyampaikan ilmu tanpa dasar yang kuat dapat membahayakan banyak orang dan akan mendapat laknat dari Allah SWT.

Ceramahnya:

Mengutip dari buku Fikih Madrasah Ibtidaiyah Kelas V oleh Yusak Burhanudin dan Muhammad Najib.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Ilmu adalah sesuatu yang Allah titipkan kepada kita. Karenanya kita wajib menjaganya dengan penuh amanah. Amanah pada ilmu artinya kita cari ilmu itu dengan cara yang benar, kita pahami dengan pemahaman yang benar, dan kita sampaikan dengan benar.

Mencari ilmu dengan cara yang benar artinya mempelajari ilmu itu dari guru yang terpercaya dan memiliki sanad keilmuan yang bersambung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memahami ilmu dengan pemahaman yang benar artinya memahami ilmu itu sesuai dengan pemahaman para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah. Dan menyampaikan ilmu dengan benar artinya ilmu yang telah dipelajari disampaikan sesuai dengan apa yang disampaikan oleh para ulama, tidak ditambahi, dikurangi atau diselewengkan.

Menjaga amanah harta adalah penting. Tapi menjaga amanah ilmu jauh lebih penting. Sebaliknya, memperlakukan ilmu dengan tidak amanah (khianat pada ilmu) dampaknya jauh lebih besar dan berbahaya daripada khianat dalam masalah harta.

Khianat dalam masalah ilmu dampaknya bisa jauh lebih berbahaya. Khianat dalam masalah harta memang dapat menimbulkan banyak kerugian. Tapi kerugian yang diakibatkan hanya bendawi dan duniawi yang sifatnya hanya sementara. Sedangkan kerugian yang diakibatkan khianat pada ilmu kaitannya dengan ukhrawi dan bisa menyebabkan kesengsaraan yang sifatnya abadi di akhirat.

Hadirin yang berbahagia,

Seseorang yang tidak amanah dalam masalah ilmu bisa menjadi sumber bencana bagi orang banyak. Menyampaikan ilmu secara serampangan dan hanya berdasar hawa nafsu adalah salah satu bentuk khianat dalam masalah ilmu. Hal itu dapat menyebabkan banyak orang terjerumus dalam kesesatan. Ribuan bahkan jutaan orang mungkin akan terjatuh ke dalam dosa besar. Dan mungkin saja ribuan orang akan keluar dari Islam dan mati dalam keadaan tidak membawa iman.

Hadirin rahimakumullah, Oleh karena itulah, kita diingatkan dan diwanti-wanti oleh Allah subhanahu wa ta’ala agar tidak menyampaikan sesuatu yang tidak kita ketahui. Allah melarang kita untuk mengatakan sesuatu tanpa dasar ilmu dalam firman-Nya, “Dan janganlah engkau mengucapkan perkataan tanpa dasar ilmu.” (QS al-Isra’: 36).

Di antara sikap amanah dalam menjaga ilmu adalah tidak malu dan gengsi mengatakan “saya tidak tahu” pada saat tidak mengetahui satu persoalan, terutama yang terkait dengan agama.

Apa yang dilakukan Imam Malik bin Anas bisa menjadi teladan bagi kita semua. Suatu ketika beliau didatangi seseorang yang membawa daftar 48 pertanyaan. Imam Malik hanya menjawab 6, dan selebihnya beliau mengatakan: Saya tidak tahu. Dalam riwayat yang lain, beliau menjawab 16 dan 32 pertanyaan sisanya, beliau tanpa malu dan gengsi mengatakan: Saya tidak mengetahui jawabannya.

Imam Malik adalah pendiri mazhab Maliki. Guru dari Imam Syafi’i. Beliau berjuluk Imamu Daril Hijrah (pucuk pimpinan para ulama Kota Madinah). Beliau tidak hanya berhasil mencetak para ulama besar sekaliber Imam Syafi’i. Di samping itu dari madrasahnya lahir pula para wali besar sekaliber Imam Dzun Nun al-Mishri, Tsauban bin Ibrahim yang salah satu kata mutiaranya dalam akidah selalu didengungkan dan digaungkan oleh para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah dari masa ke masa: “Apa pun yang terbayang dalam benakmu, maka Allah tidak menyerupai itu.”

Jika ulama setingkat Imam Malik saja sama sekali tidak merasa malu dan gengsi mengatakan “saya tidak tahu”, kenapa kita harus merasa kehilangan harga diri untuk mengatakan tidak tahu dalam hal-hal yang memang kita tidak tahu.

Sok tahu, terutama dalam masalah agama, hanya memberikan keuntungan sesaat yang sebenarnya tidak ada manfaatnya sama sekali, baik di dunia maupun di akhirat. Sok tahu atau mengaku tahu padahal tidak tahu dalam masalah agama, hanya akan menimbulkan kerugian, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Seseorang yang menjawab pertanyaan seputar agama tanpa dasar ilmu akan dijauhkan dari rahmat Allah, dilaknat oleh para malaikat langit dan bumi, dan terjatuh ke dalam salah satu dosa besar. Baginda Nabi menegaskan: “Barangsiapa berfatwa (bicara agama) tanpa dasar ilmu, maka ia dilaknat oleh para malaikat di langit dan di bumi.” (HR Ibnu ‘Asakir).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Janganlah karena malu dan gengsi kepada sesama makhluk, lalu kita tidak malu kepada Allah. Semestinya kita lebih malu kepada Allah daripada malu kepada sesama makhluk. Rasa gengsi dan malu kepada sesama makhluk tidaklah bermanfaat sama sekali di akhirat. Anggapan dari sesama makhluk bahwa kita alim dan banyak ilmu tidak akan melapangkan rezeki dan menunda ajal kita. Sebaliknya jatuhnya harga diri kita dalam pandangan makhluk yang disebabkan kita berterus terang mengatakan tidak tahu dalam masalah agama, tidak akan mengurangi rezeki dan mempercepat ajal kita.

Allah-lah yang memberikan rezeki kepada kita. Rezeki kita sudah dijatah oleh Allah, Sang Maha Pemberi rezeki. Rezeki kita tidak akan bertambah atau berkurang dengan sebab apa pun. Ajal kita juga telah tertulis di Lauh Mahfuz. Tidak akan bisa dipercepat atau ditunda barang sesaat pun dengan sebab apa pun dan oleh siapa pun.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian ceramah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

 

8 dari 9 halaman

7. Ceramah Singkat tentang Sabar

Penceramah: Muhammad Shalih Al-Utsaimin (Syekh)

Intisari:

Dalam ceramah singkatnya tentang sabar, Syekh Muhammad Shalih Al-Utsaimin menjelaskan bahwa sabar merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh orang beriman saat menghadapi berbagai cobaan hidup. Sikap yang tepat bagi orang beriman adalah menjadikan rasa sabar sebagai obat dari cobaan hidup yang diberikan oleh Allah SWT.

Orang yang bersabar akan memperoleh kebaikan yang besar, karena sabar merupakan upaya yang berat, dan jika mampu melaksanakannya, maka akan mendapatkan ganjaran yang besar. Meskipun cobaan besar, kita harus percaya bahwa itu datangnya dari Allah, dan tidak seharusnya berkeluh kesah.

Sebaliknya, kita perlu meminta kekuatan kepada Allah untuk menghadapi cobaan tersebut dengan memohon pertolongan-Nya melalui sholat dan berdoa. Allah SWT berfirman bahwa orang-orang yang bersabar ketika menghadapi kesulitan, penderitaan, dan perang adalah orang-orang yang benar imannya dan bertakwa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bersikap sabar dalam menghadapi segala kondisi, baik dalam kesempitan maupun kelapangan.

Ceramahnya:

Mengutip dari buku Majelis Ramadhan oleh Muhammad Shalih Al-Utsaimin (Syekh).

Sabar merupakan salah satu sikap yang dimiliki oleh orang beriman. Sikap ini diterapkan saat menghadapi berbagai cobaan hidup.

Sikap yang tepat bagi orang yang beriman adalah menjadikan rasa sabar sebagai obat cobaan hidup yang diberikan oleh Allah SWT.

Orang yang bersabar akan memperoleh kebaikan yang sangat besar. Hal ini karena bersabar termasuk upaya yang berat, sehingga jika kita mampu melaksanakannya, maka ganjaran yang akan diterima sangat besar.

Meskipun cobaan itu besar, percayalah bahwa itu semua datangnya dari Allah. Oleh karena itu, tidak selayaknya kita berkeluh kesah. Hendaknya, kita perlu meminta diberikan kekuatan kepada Allah SWT untuk menghadapi cobaan tersebut.

Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sholat. menangislah di atas sajadah, berlama-lamalah ketika bersujud untuk menandakan bahwa diri ini begitu rendah di hadapan Allah.

Allah SWT berfirman: "Dan orang-orang yang bersabar ketika menghadapi kesempitan, penderitaan, serta peperangan, maka mereka itulah yang benar imannya, dan juga merekalah orang-orang bertakwa". (QS. Al-baqarah ayat 177).

Oleh karena itu, kita perlu bersikap sabar saat menghadapi kondisi apapun, baik dalam kondisi sempit maupun dalam kondisi lapang.

9 dari 9 halaman

8. Ceramah Singkat tentang Jujur

Ceramah Singkat tentang Jujur

Penceramah: Muhammad Shalih Al-Utsaimin (Syekh)

Intisaranya:

Kejujuran adalah sifat yang sangat penting dalam kehidupan, dan perlu diajarkan kepada anak sejak dini. Orang tua harus memberi contoh yang baik dalam berbicara dan bersikap jujur kepada anak-anak. Mengajarkan kejujuran pada anak adalah langkah awal dalam membentuk karakter dan akhlak yang baik. Kita semua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak kita dalam hal kejujuran.

Ceramahnya:

 

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Tak lupa selawat dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan kultum tentang mengajarkan kejujuran kepada anak.

Hadirin yang dirahmati Allah, kejujuran adalah sifat yang sangat penting dalam kehidupan. Oleh karena itu perlu diajarkan kepada anak sejak usia dini.

Cara mengajarkan sikap jujur pada anak harus dimulai dari diri kita sendiri sebagai orang tua. Biasakan berkata-kata dan bersikap jujur kepada anak kita agar mereka meniru perilaku baik kita. Karena pendidikan akhlak dan karakter anak dimulai dari rumah, kita sebagai orang tua harus memberi contoh yang baik kepada anak-anak kita.

Setelah anak-anak kita memahami apa itu kejujuran, mereka dapat terus menerapkan sifat tersebut di mana saja. Baik di lingkungan sekolah, maupun lingkungan sekitar.

Semoga kita semua dapat menjadi contoh yang baik bagi anak-anak kita. Sekian kultum tentang mengajarkan kejujuran pada anak. Apabila ada kekurangan atau kesalahan, saya mohon maaf.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.