Sukses

4 Cara Mengecek Usus Buntu Sendiri yang Mudah, Ketahui Ciri-Ciri dan Penyebabnya

Salah satu cara untuk memeriksa kondisi usus buntu sendiri adalah dengan melakukan tes tekanan tumpul.

Liputan6.com, Jakarta Usus buntu adalah bagian organ tubuh yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan kotoran, atau dikenal juga sebagai tinja dalam sistem pencernaan. Organ ini memiliki bentuk seperti kantong dan terhubung dengan usus besar, dari sisi kanan bawah perut.

Jika terjadi infeksi pada usus buntu, kondisi ini dapat menyebabkan radang usus buntu atau apendisitis. Keadaan ini sering kali membutuhkan tindakan operasi darurat, untuk menghindari komplikasi yang lebih serius. Maka dari itu, mengetahui bagaimana cara mengecek usus buntu sendiri bisa menjadi pengetahuan yang berguna, dalam mengenali gejalanya.

Cara mengecek usus buntu sendiri bisa dengan uji tekan McBurney. Caranya adalah dengan menemukan titik tengah antara tulang panggul dan tulang rusuk kanan di sisi perut, kemudian lakukan tekanan perlahan ke arah dalam perut sekitar dua inci di bawah titik ini. Jika merasa nyeri yang tajam ketika melakukan tekanan tersebut, bisa jadi usus buntu mengalami masalah.

Namun, penting untuk diingat bahwa cara mengecek usus buntu sendiri, bukanlah pengganti diagnosa medis oleh profesional kesehatan. Jika Anda merasa gejala usus buntu, segera temui dokter Anda untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat. Sebuah diagnosis yang akurat dan pengobatan segera, dapat membantu mencegah komplikasi yang serius. 

Berikut ini cara mengecek usus buntu sendiri yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (13/3/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa Itu Usus Buntu? Pahami Ciri-cirinya

Usus buntu atau appendix adalah organ kecil berbentuk kantong yang terletak di perut bagian kanan bawah. Meskipun usus buntu dianggap sebagai organ yang tidak memiliki fungsi penting, namun tidak ada yang dapat memprediksi apakah suatu saat akan terjadi gangguan pada organ ini. Usus buntu terhubung langsung dengan usus besar dan umumnya memiliki panjang sekitar 5 hingga 10 cm. Posisinya yang terletak di sisi kanan bawah perut, membuatnya sulit untuk diketahui jika terjadi masalah. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui cara mengecek usus buntu sendiri.

Berikut ini beberapa ciri-ciri umum yang mengindikasikan adanya masalah pada usus buntu.

1. Ketika usus buntu terjadi peradangan atau infeksi, gejala yang umumnya timbul adalah nyeri pada perut bagian kanan bawah. Ada pula beberapa kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan nyeri perut serupa, seperti radang usus, batu empedu, endometriosis, atau masalah pada sistem reproduksi wanita. Untuk memastikan apakah nyeri perut tersebut disebabkan oleh usus buntu atau kondisi medis lainnya, penting untuk menghubungi dokter.

2. Apakah Anda mengalami nafsu makan yang berkurang secara tiba-tiba? Jangan panik, karena hal ini bisa menjadi gejala dari beberapa penyakit, salah satunya adalah usus buntu. Hal ini disebabkan oleh adanya peradangan yang menyebabkan rasa tidak nyaman di perut dan membuat seseorang kehilangan nafsu makan. Selain nafsu makan yang berkurang, gejala lain yang mungkin Anda alami adalah nyeri perut yang terus-menerus, mual, muntah, demam dan perubahan pola buang air besar.

3. Jika Anda mengalami sembelit yang parah dan berkepanjangan, hal ini dapat menjadi indikasi adanya masalah pada usus buntu. Sembelit yang disebabkan oleh peradangan pada usus buntu, dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman di perut kanan bawah dan peningkatan rasa sakit pada daerah tersebut.

3 dari 4 halaman

Cara Mengecek Usus Buntu Sendiri

1. Tekan bagian perut kanan bawah

Cara mengecek usus buntu sendiri dapat dilakukan, dengan menekan bagian perut kanan bawah. Usus buntu adalah salah satu organ penting dalam sistem pencernaan kita. Organ ini berbentuk kantong dan terletak di sisi kanan bawah perut. Cara mengecek usus buntu sendiri sangatlah penting, karena ketika terjadi radang usus buntu, kondisi ini harus segera ditangani agar tidak memicu komplikasi yang lebih serius. 

Namun, penting untuk diingat bahwa menekan bagian perut kanan bawah bukanlah metode diagnostik yang pasti. Pemeriksaan fisik oleh dokter dengan bantuan peralatan medis yang memadai, adalah cara yang paling efektif untuk mengetahui apakah Anda mengalami radang usus buntu atau tidak. Jadi, jika Anda merasakan nyeri atau ketidaknyamanan di perut kanan bawah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. 

2. Tekan pada bagian kiri bawah perut

Tekan pada bagian kiri bawah perut, adalah salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk mengecek, apakah Anda mengalami masalah usus buntu. Usus buntu adalah organ berbentuk kantong yang terhubung ke usus besar, dari sisi kanan bawah perut. Jika terjadi peradangan atau penyumbatan pada usus buntu, maka bisa menyebabkan kondisi yang serius dan membutuhkan penanganan segera.

Caranya adalah dengan menempatkan tangan di bagian kiri bawah perut, dan merasakan tanda-tanda adanya nyeri, atau tekanan yang tidak biasa. Jika Anda merasakan nyeri yang semakin meningkat atau tekanan yang terus berlanjut, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

3. Perut sakit saat batuk

Apakah Anda pernah merasakan perut sakit saat batuk? Jika iya, Anda mungkin perlu memeriksa apakah itu mungkin merupakan tanda-tanda dari usus buntu. Usus buntu adalah organ berbentuk kantong yang terhubung ke usus besar dari sisi kanan bawah perut. Perut sakit saat batuk bisa menjadi gejala usus buntu yang perlu diwaspadai. Usus buntu dapat meradang atau menyumbat, dan sakit yang dirasakan dapat menyebar ke sekitar perut, termasuk saat batuk. Namun, perlu dicatat bahwa perut sakit saat batuk bukanlah satu-satunya tanda dari usus buntu. 

Jika Anda mengalami perut sakit saat batuk, sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin merujuk Anda, untuk menjalani pemeriksaan tambahan seperti tes darah, atau pemeriksaan pencitraan seperti ultrasound atau CT scan. Jika terdiagnosis menderita usus buntu, tindakan bedah biasanya diperlukan untuk mengangkat usus buntu yang terinfeksi. Oleh karena itu, jangan anggap remeh perut sakit saat batuk dan segera konsultasikan dengan dokter, untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

4. Tidak membaik walaupun sudah minum obat

Memiliki kondisi kesehatan yang tidak membaik, meskipun sudah mengonsumsi obat dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat menimbulkan kekhawatiran. Salah satu kondisi yang sering dialami dan menjadi penyebabnya adalah usus buntu. Ketika terjadi peradangan pada usus buntu, seseorang dapat mengalami berbagai gejala seperti nyeri perut, mual, muntah, demam, dan kehilangan nafsu makan.

Namun, kadang-kadang gejala usus buntu tidak terasa cukup parah sehingga sulit untuk memastikannya secara mandiri. Beberapa orang mungkin menganggap bahwa gejala yang mereka alami, hanya masalah pencernaan biasa atau gangguan makan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa saja tanda-tanda yang perlu diwaspadai saat mengalami gejala usus buntu yang tidak membaik meskipun sudah mengonsumsi obat. Pertama, perhatikan apakah nyeri perut semakin parah atau bertambah intens seiring berjalannya waktu. Jika nyeri terus meningkat dan tidak kunjung mereda, kemungkinan besar ini adalah tanda adanya peradangan pada usus buntu. Selain itu, jika mual dan muntah terus berlanjut meskipun sudah minum obat, ini juga menjadi tanda yang perlu diwaspadai.

 

4 dari 4 halaman

Kebiasaan Penyebab Usus Buntu

1. Sering menahan kentut

Salah satu tanda yang harus Anda waspadai adalah sering menahan kentut. Saat terjadi penyumbatan pada usus buntu, udara dan gas dalam perut tidak dapat keluar dengan bebas melalui anus. Ini dapat menyebabkan penumpukan gas dan tekanan di dalam perut yang membuat Anda merasa ingin kentut, tetapi tidak bisa melakukannya. Jika Anda mengalami gejala ini, segeralah periksakan diri ke dokter.

 

2. Jarang buang air besar

Jarang buang air besar atau sembelit adalah kondisi di mana seseorang mengalami sulitnya, atau jarangnya buang air besar. Hal ini dapat menjadi tanda adanya masalah pada usus buntu. Saat usus buntu menjadi radang atau terinfeksi, gejala yang timbul bisa berupa rasa nyeri pada sisi kanan bawah perut. Namun, pada beberapa kasus, gejala yang muncul bisa berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Salah satu gejala yang sering dirasakan adalah jarang buang air besar atau sembelit.

Penyebab jarang buang air besar bisa bermacam-macam, termasuk kurangnya serat dalam makanan, pola makan yang tidak sehat, dehidrasi, atau efek samping dari obat-obatan. Namun, jika Anda mencurigai adanya masalah pada usus buntu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jaga kesehatan pencernaan Anda dengan mengonsumsi makanan yang kaya serat, minum cukup air, dan menjaga pola makan yang seimbang. 

3. Jarang mencuci tangan

Adanya infeksi pada usus buntu dapat menyebabkan peradangan yang serius dan bahkan dapat mengancam nyawa. Tahukah Anda, bahwa jarang mencuci tangan dapat menjadi faktor risiko bagi infeksi usus buntu? Mencuci tangan merupakan langkah penting dalam menjaga kebersihan dan mencegah penyebaran penyakit. Tangan merupakan sarana utama dalam menyebarkan kuman atau bakteri yang dapat masuk ke dalam tubuh. Apabila tidak menjaga kebersihan tangan, maka kuman atau bakteri yang terdapat di tangan dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi usus buntu adalah Escherichia coli (E. coli). Bakteri ini umumnya terdapat di saluran pencernaan manusia. Jika seseorang tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau sebelum menyentuh makanan, kuman E. coli dapat dengan mudah menempel pada tangan dan masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Oleh karena itu, mencuci tangan dengan sabun merupakan tindakan yang penting untuk dilakukan setiap kali setelah menggunakan toilet, sebelum menyentuh makanan, atau setelah beraktivitas di luar ruangan.

4. Mengonsumsi daging olahan

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang menyukai makanan yang diolah seperti sosis, bakso, atau nugget. Namun, tahukah Anda bahwa mengonsumsi daging olahan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena usus buntu? Daging olahan, seperti sosis atau bakso, sering mengandung bahan pengawet dan bumbu tambahan yang dapat menyebabkan peradangan di usus. Penggunaan bahan kimia tersebut dapat merusak sistem pencernaan, termasuk saluran usus, jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.  Usahakan untuk menghindari mengonsumsi daging olahan secara berlebihan, dan pilihlah makanan yang lebih sehat dan alami. 

5. Sering terpapar polusi udara

Sering terpapar polusi udara dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Salah satu organ yang mungkin terpengaruh oleh polusi udara adalah usus buntu. Polusi udara, terutama polusi udara yang disebabkan oleh partikel-partikel berbahaya seperti PM2.5, dapat memicu peradangan dan iritasi pada organ-organ di dalam tubuh, termasuk usus buntu. Jika Anda sering terpapar polusi udara, Anda mungkin mengalami gejala seperti nyeri perut, kembung, mual, dan demam ringan. Meskipun gejala-gejala tersebut bisa saja berkaitan dengan masalah pencernaan atau gangguan lainnya, penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

6. Sering jajan sembarangan

Salah satu penyebab penyumbatan usus buntu adalah sering jajan sembarangan. Biasanya, makanan cepat saji yang tidak sehat seperti burger, kentang goreng, atau keripik dapat menyumbat jalannya makanan di dalam usus. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak juga bisa menyebabkan masalah ini. Seiring waktu, penumpukan makanan yang tidak sehat ini dapat membentuk gumpalan atau sumbatan pada usus buntu. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan usus buntu akibat sering jajan sembarangan, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, perhatikan pola makan dan pastikan untuk menghindari makanan tidak sehat. Pilihlah makanan yang kaya serat seperti sayuran, buah-buahan dan biji-bijian. Selain itu, penting juga untuk mengonsumsi air yang cukup dan menjaga berat badan yang sehat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.