Sukses

Benarkah Bruntusan pada Wajah Bayi karena ASI? Simak Cara Mengatasinya

Bruntusan pada wajah bayi bukanlah akibat dari ASI secara langsung.

Liputan6.com, Jakarta - Apakah benar bruntusan pada wajah bayi disebabkan oleh ASI? Mitos ini sering menjadi perbincangan di kalangan ibu baru. Namun, penting untuk memahami bahwa bruntusan pada wajah bayi bukanlah akibat dari ASI secara langsung.

Bruntusan pada wajah bayi karena ASI seringkali dipercayai oleh sebagian orang, namun, penjelasan medis menyatakan sebaliknya. ASI memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik bagi bayi dan bukanlah penyebab langsung dari bruntusan pada wajah si kecil.

Penting bagi para ibu untuk memahami bahwa bruntusan pada wajah bayi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan hormon, sensitivitas kulit, atau reaksi alergi terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, mengetahui cara mengatasi bruntusan pada wajah bayi menjadi langkah penting dalam perawatan bayi yang sehat dan nyaman.

Berikut Liputan6.com ulas penjelasan lengkap mitos bruntusan pada wajah bayi karena ASI lengkap cara mengatasinya, Rabu (7/2/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bruntusan pada Wajah Bayi karena ASI Hanya Mitos

Kulit wajah bayi yang sensitif rentan mengalami berbagai masalah kulit, termasuk bruntusan. Menurut Healthline, sekitar 20 persen bayi baru lahir di seluruh dunia mengalami kondisi ini, yang juga dikenal sebagai jerawat neonatal. Meskipun bruntusan pada wajah bayi sering muncul, menyatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh ASI bukanlah informasi yang benar.

ASI tidak merusak kulit bayi, dan istilah "ruam susu" dalam ilmu medis tidak ada. Penyebab bruntusan pada wajah bayi sebenarnya terkait dengan faktor hormon ibu sebelum melahirkan.

Bruntusan pada wajah bayi umumnya terlihat seperti benjolan kecil yang meradang di area wajah, dan bisa menyebar ke leher dan bagian tubuh lainnya. Meskipun kondisi ini seringkali tidak mengganggu, beberapa bayi mungkin merasakan gatal, yang dapat menyebabkan kegelisahan. Selain itu, sentuhan dari kain kasar atau kontak dengan muntahan dan air liur mungkin membuat bruntusan terasa perih.

Namun, perlu diingat bahwa kondisi ini umumnya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu setelah bayi dilahirkan.

ASI memiliki kandungan nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Menurut informasi dari Healthline, ASI mengandung sekitar 0.8–0.9 persen protein, 3–5 persen lemak, 6.9–7.2 persen karbohidrat, dan berbagai vitamin, mineral, serta zat bioaktif lainnya. Dalam konteks bruntusan pada wajah bayi karena ASI, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ASI menjadi penyebab kondisi ini.

Mengingat bahwa bruntusan pada wajah bayi umumnya bersifat sementara dan sembuh dengan sendirinya, penting bagi orangtua untuk tetap tenang. Perawatan yang lembut dan menjaga kebersihan kulit bayi dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan yang mungkin dialami si kecil. Jika orangtua memiliki kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi kulit bayi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan anak untuk panduan lebih lanjut.

3 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Bruntusan pada Wajah Bayi

Mengatasi bruntusan pada wajah bayi memerlukan perawatan yang lembut dan hati-hati. Menurut saran dari Mayo Clinic, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi kondisi ini secara efektif.

1. Membersihkannya dengan Air Hangat

Pertama, penting untuk membersihkan wajah bayi dengan air hangat setiap hari. Membersihkan wajah secara teratur dapat membantu menghilangkan kotoran dan minyak yang dapat menyumbat pori-pori dan memperburuk kondisi bruntusan. Penggunaan air hangat juga membantu menjaga kelembapan kulit bayi tanpa mengiritasi kulit yang sensitif.

2. Keringkan Wajah Bayi dengan Benar

Selain membersihkan wajah secara teratur, pastikan untuk selalu mengeringkan wajah bayi sampai benar-benar kering setelah mandi atau membersihkan wajah. Menyisakan kelembapan pada kulit yang basah dapat meningkatkan risiko iritasi dan infeksi, yang dapat memperburuk kondisi bruntusan.

3. Jangan Menggosok Bruntusan pada Wajah Bayi

Hindari menggosok bruntusan pada wajah bayi dengan tangan kosong. Sentuhan kasar dapat menyebabkan iritasi tambahan pada kulit yang sensitif bayi dan memperparah kondisi bruntusan. Sebaliknya, gunakan gerakan lembut dan hindari tekanan berlebihan saat membersihkan wajah bayi.

4. Hindari Losion atau Salep Tanpa Resep Dokter

Terakhir, penting untuk menghindari penggunaan losion atau salep yang tidak diresepkan oleh dokter. Beberapa produk perawatan kulit mungkin mengandung bahan kimia atau bahan iritan yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau iritasi pada kulit bayi yang sensitif.

Konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan anak sebelum menggunakan produk perawatan kulit apa pun pada bayi untuk memastikan keselamatan dan kecocokannya dengan kulit bayi.

4 dari 4 halaman

Waktu Tepat Membawanya ke Dokter

Ketika bayi mengalami bruntusan pada wajahnya, penting bagi orangtua untuk memantau perkembangan kondisi tersebut secara cermat. Jika bruntusan tersebut tidak kunjung membaik setelah beberapa minggu, menjadi tanda penting untuk membawa bayi ke dokter. Konsultasi dengan dokter sangat disarankan untuk mengevaluasi penyebab dan mengidentifikasi apakah ada masalah kesehatan yang mendasarinya.

Bruntusan pada wajah bayi bisa menjadi tanda adanya masalah yang memerlukan perhatian medis. Jika bruntusan tersebut disertai dengan tanda-tanda peradangan seperti kemerahan, pembengkakan, atau bahkan keluarnya nanah, ini bisa menjadi indikasi adanya infeksi atau reaksi alergi yang perlu ditangani secara medis.

Dokter akan dapat melakukan pemeriksaan fisik dan memberikan diagnosis yang akurat serta menyarankan perawatan yang sesuai.

Selain itu, jika bruntusan pada wajah bayi mengganggu kenyamanannya atau menyebabkan ketidaknyamanan, membawa bayi ke dokter menjadi langkah yang tepat. Meskipun bruntusan umumnya tidak berbahaya, namun jika bayi rewel atau terlihat tidak nyaman akibat bruntusan tersebut, konsultasi dengan dokter dapat memberikan bantuan dan penanganan yang diperlukan.

Dokter akan memberikan nasihat tentang bagaimana merawat kulit bayi dan mungkin meresepkan obat-obatan topikal jika diperlukan.

Terakhir, penting untuk diingat bahwa setiap bayi memiliki respons yang berbeda terhadap kondisi bruntusan pada wajahnya. Beberapa bayi mungkin hanya mengalami bruntusan ringan yang akan sembuh dengan sendirinya, sementara yang lain mungkin memerlukan perawatan medis yang lebih intensif. Oleh karena itu, memahami kondisi kulit bayi dan kapan waktu yang tepat untuk membawa mereka ke dokter adalah langkah yang bijaksana bagi orangtua untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan si kecil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.