Sukses

Apa Itu Guru Besar? Simak Proses Penunjukan, Syarat, Tanggung Jawab, dan Bedanya dengan Profesor

Guru besar adalah gelar kehormatan tertinggi yang diberikan kepada seorang dosen di perguruan tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Guru besar adalah gelar kehormatan tertinggi yang diberikan kepada seorang dosen di perguruan tinggi. Banyak orang mungkin belum mengetahui apa sebenarnya arti dari gelar guru besar dan mengapa gelar ini begitu dihormati. Proses penunjukan seorang dosen menjadi guru besar tidaklah mudah, dan hanya mereka yang memiliki kontribusi besar dalam bidangnya yang layak mendapatkan gelar ini.

Untuk mendapatkan gelar guru besar, seorang dosen harus melewati proses seleksi yang ketat dan panjang. Mereka harus memiliki karya ilmiah yang diakui dan dihormati oleh masyarakat ilmiah, serta telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Tanggung jawab seorang guru besar juga tidak main-main, mereka harus mampu menjadi teladan dalam melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan adanya gelar guru besar, diharapkan akan tercipta lingkungan akademik yang kompetitif dan inovatif, sehingga menciptakan perkembangan ilmu pengetahuan yang positif bagi kemajuan bangsa. Melalui tulisan ini, mari kita simak serta apresiasi proses dan makna dari gelar kehormatan seorang guru besar.

Untuk memahami apa itu guru besar secara lebih mendalam, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (4/2/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Definisi Guru Besar

Guru Besar adalah gelar akademik tertinggi yang diberikan kepada seorang dosen di perguruan tinggi atau universitas. Gelar ini secara umum diberikan kepada individu yang telah menunjukkan keunggulan dalam bidang akademiknya, memiliki kontribusi yang signifikan dalam riset dan penelitian, serta memiliki pengaruh yang besar dalam lingkup keilmuannya.

Seorang guru besar tidak hanya memiliki pengetahuan mendalam dalam disiplin ilmu tertentu, tetapi juga diharapkan mampu membimbing mahasiswa, menghasilkan karya tulis ilmiah yang bermutu, serta memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, guru besar juga biasanya diharapkan untuk memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum, kebijakan akademik, dan peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi tempatnya mengajar.

Dalam konteks Indonesia, gelar guru besar biasanya diberikan setelah melalui serangkaian proses seleksi yang ketat dan melalui uji kelayakan serta kepatutan oleh tim penguji yang terdiri dari para ahli di bidang ilmu yang bersangkutan. Dengan demikian, gelar guru besar dianggap sebagai pengakuan atas prestasi dan kompetensi akademik seseorang dalam menjadikan mereka sebagai pengambil keputusan dan pengambil kebijakan di perguruan tinggi.

Untuk mendapatkan gelar ini, seorang dosen harus memenuhi kualifikasi dan kriteria tertentu. Kualifikasi yang harus dipenuhi meliputi kualitas akademik yang tinggi, seperti memiliki gelar doktor dan pengalaman mengajar yang luas. Selain itu, seorang calon guru besar juga diharapkan memiliki kontribusi yang signifikan dalam penelitian, baik yang terpublikasi di jurnal-jurnal internasional maupun kontribusi penelitian yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Pengabdian kepada masyarakat juga menjadi salah satu kriteria yang diharapkan, di mana seorang dosen diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam membantu masyarakat di sekitarnya. Tak hanya itu, kepemimpinan dalam bidang akademik juga menjadi kriteria penting, di mana seorang calon guru besar diharapkan dapat menjadi panutan dan memimpin dalam pengembangan ilmu pengetahuan di lingkungan akademiknya. Dengan memenuhi kualifikasi dan kriteria ini, seorang dosen dapat menjadi seorang guru besar yang dihormati dan diakui dalam dunia akademik.

3 dari 6 halaman

Proses Penunjukan

Seorang Dosen menjadi Guru Besar adalah sebuah proses penting yang melibatkan evaluasi, nominasi, dan penilaian yang ketat di berbagai universitas dan negara. Proses ini memiliki persyaratan yang ketat dan bervariasi tergantung pada kebijakan dan peraturan masing-masing universitas.

Tahapan evaluasi dimulai dengan dosen yang mencapai jabatan tertinggi di bidangnya dan memiliki kontribusi yang signifikan dalam penelitian, pengajaran, dan pengabdian masyarakat. Setiap universitas memiliki kriteria yang jelas untuk menilai kualitas karya akademik dan kontribusi dosen tersebut.

Proses nominasi dimulai dengan rekomendasi dari rekan dosen, mahasiswa, atau pihak eksternal yang mengakui kualitas dan kontribusi yang telah diberikan oleh dosen tersebut. Nominasi ini kemudian akan dipertimbangkan oleh komite penunjukan guru besar di universitas.

Penilaian kemudian dilakukan melalui serangkaian evaluasi dan kajian terhadap kualitas karya akademik, pengajaran, dan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Proses ini dapat melibatkan peer review, presentasi karya ilmiah, dan wawancara.

Dengan melalui proses yang ketat dan komprehensif, penunjukan seorang dosen menjadi guru besar merupakan sebuah pengakuan atas kontribusi dan kualitas akademik yang luar biasa.

4 dari 6 halaman

Peran dan Tanggung Jawab

Seorang guru besar dalam institusi pendidikan tinggi memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting dalam menjaga kualitas dan reputasi lembaga pendidikan tersebut. Mereka tidak hanya bertanggung jawab atas pengajaran tingkat lanjut, tetapi juga memiliki peran dalam penelitian yang berdampak dan pengembangan kurikulum. Selain itu, guru besar juga membimbing mahasiswa dalam penelitian dan kerja akademis mereka.

Selain itu, seorang guru besar juga memiliki tanggung jawab dalam kepemimpinan akademik, seperti mengatur kegiatan akademik, mengembangkan kebijakan pendidikan, dan menjadi mentor ataupun panutan bagi rekan-rekan dosen dan mahasiswa. Mereka juga seringkali diharapkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam komunitas akademik dan masyarakat umum, baik melalui penyampaian pengetahuan yang dihasilkan dari penelitian maupun melalui kegiatan pengabdian masyarakat.

Gelar kehormatan guru besar merupakan pengakuan atas kontribusi penelitian dan akademik yang luar biasa dalam disiplin ilmu tertentu. Seorang guru besar diakui sebagai ahli yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang studi mereka, baik melalui publikasi, riset, maupun penemuan penting.

Para guru besar umumnya memiliki sejumlah publikasi yang telah memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka juga seringkali terlibat dalam riset yang vital untuk memahami permasalahan yang ada dalam disiplin ilmu mereka, memberikan dampak positif terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.

Selain itu, penemuan-penemuan penting yang mereka lakukan seringkali menjadi tonggak sejarah dalam bidang studi mereka. Sebagai contoh, penemuan-penemuan dalam ilmu kedokteran atau teknologi informasi yang dilakukan oleh seorang guru besar dapat memberikan perkembangan yang signifikan dan berdampak luas terhadap masyarakat dan dunia akademik.

Dengan demikian, gelar kehormatan guru besar merupakan pengakuan atas kontribusi penelitian dan akademik yang telah memberikan dampak yang besar dalam bidang studi mereka.

5 dari 6 halaman

Pengabdian kepada Masyarakat

Gelar kehormatan guru besar adalah salah satu bentuk pengakuan atas kontribusi serta dedikasi seorang akademisi dalam bidang pendidikan dan riset. Seorang guru besar memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mengabdi kepada masyarakat, yang meliputi penyuluhan, konsultasi, proyek kolaboratif, dan kegiatan lainnya yang berkontribusi pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam pengabdiannya kepada masyarakat, seorang guru besar memiliki peran penting dalam menyebarkan pengetahuan dan teknologi yang telah dikembangkan melalui risetnya. Penyuluhan kepada masyarakat umum maupun pihak-pihak terkait akan membantu dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, kegiatan konsultasi yang dilakukan oleh guru besar juga turut berperan dalam memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan pihak terkait, serta mendorong terciptanya kolaborasi antara perguruan tinggi dengan berbagai pihak dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan masyarakat.

Dengan demikian, gelar kehormatan guru besar bukan hanya merupakan sebuah predikat akademis semata, tetapi juga menjadi bukti komitmen dalam mengabdi kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan yang turut berkontribusi pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Pengaruh seorang guru besar terhadap pengembangan pendidikan tinggi dan pemahaman akademik dalam masyarakat sangat besar. Seorang guru besar memiliki peran utama dalam membentuk kebijakan pendidikan, baik di tingkat institusi maupun secara nasional. Mereka memiliki otoritas dalam memberikan saran dan rekomendasi mengenai kurikulum, penelitian, dan pengembangan kualitas sumber daya manusia di perguruan tinggi.

Selain itu, peran guru besar juga terlihat dalam mentorship terhadap dosen dan mahasiswa. Mereka memberikan bimbingan dan dukungan yang sangat berharga dalam pengembangan kualitas tenaga pengajar dan calon akademisi. Dengan pengalaman dan pengetahuannya yang luas, mereka mampu memotivasi dan mengarahkan generasi muda untuk meraih kesuksesan akademik.

Pengaruh guru besar juga terlihat dalam pengembangan sumber daya manusia berkualitas. Melalui penelitian dan pengajaran yang mereka lakukan, mereka memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kemampuan intelektual masyarakat. Dengan demikian, guru besar memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk masa depan pendidikan tinggi dan pemahaman akademik dalam masyarakat.

6 dari 6 halaman

Perbedaan Guru Besar dan Profesor

Guru Besar dan Profesor adalah dua gelar akademik yang sering digunakan dalam sistem pendidikan tinggi di banyak negara, tetapi perbedaan antara keduanya dapat bervariasi tergantung pada negara dan lembaga pendidikan tertentu. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai perbedaan antara keduanya:

1. Gelar Akademik dan Prestise

Guru Besar: Gelar Guru Besar, terutama digunakan di Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya, merupakan gelar tertinggi dalam sistem pendidikan tinggi. Biasanya, untuk mencapai gelar ini, seseorang harus memiliki pengalaman pengajaran dan penelitian yang luas, serta telah membuktikan diri dalam bidang akademik tertentu.

Profesor: Gelar Profesor juga merupakan gelar tertinggi dalam sistem pendidikan tinggi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan sebagian besar negara Eropa. Untuk mencapai gelar ini, seseorang harus memiliki kualifikasi akademik yang sangat tinggi, seperti memiliki gelar Doktor (Ph.D.) atau setara, dan juga harus memiliki kontribusi yang signifikan dalam bidang penelitian dan pengajaran.

2. Fokus Utama

Guru Besar: Seorang Guru Besar mungkin lebih difokuskan pada pengajaran daripada penelitian, meskipun di banyak negara, Guru Besar juga diharapkan untuk melakukan penelitian yang berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan.

Profesor: Profesor biasanya diharapkan untuk memiliki kontribusi yang signifikan dalam penelitian, selain pengajaran. Mereka sering diharapkan untuk menerbitkan karya ilmiah dalam jurnal terkemuka dan melakukan penelitian yang berdampak dalam bidang akademik mereka.

3. Sistem Pengangkatan

Guru Besar: Di beberapa negara, pengangkatan sebagai Guru Besar mungkin melibatkan proses seleksi yang sangat kompetitif dan evaluasi oleh panel ahli.

Profesor: Pengangkatan sebagai Profesor juga melibatkan proses seleksi yang ketat dan sering kali memerlukan sejumlah persyaratan tertentu seperti penelitian yang terkemuka, inovasi, dan pengakuan dari komunitas akademik.

Meskipun terdapat perbedaan di atas, perlu diingat bahwa peran dan gelar akademik ini dapat bervariasi berdasarkan lembaga pendidikan yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memahami peraturan dan standar akademik di lembaga yang bersangkutan saat membahas perbedaan antara Guru Besar dan Profesor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.