Sukses

Hidrosfer adalah Lapisan Air, Ketahui Siklus dan Perannya dalam Kehidupan

Salah satu komponen utama hidrosfer adalah samudra dan lautan, yang membentuk sebagian besar air di Bumi.

Liputan6.com, Jakarta Hidrosfer adalah istilah yang digunakan, untuk menggambarkan semua bentuk air yang ada di sekitar planet Bumi. Ini mencakup air yang ada dalam segala bentuk, seperti samudra, lautan, sungai, danau, air tanah, es di kutub, air yang terkandung dalam atmosfer sebagai uap air, dan bentuk air lainnya.

Hidrosfer adalah komponen yang sangat penting dalam ekologi Bumi, karena memainkan peran utama dalam mendukung kehidupan, mengatur iklim, serta menyediakan sumber daya air untuk manusia dan makhluk hidup lainnya. Hidrosfer juga berinteraksi dengan litosfer (kerak Bumi), dan atmosfer (lapisan udara yang mengelilingi Bumi) dalam proses geologis.

Hidrosfer adalah elemen utama dari siklus air global, yang melibatkan perpindahan air dari satu bentuk ke bentuk lainnya, termasuk penguapan, kondensasi, presipitasi, dan aliran sungai. Proses ini memungkinkan air untuk bergerak melintasi berbagai lingkungan dan ekosistem, serta menjaga pasokan air untuk pertumbuhan tanaman, dan kelangsungan hidup makhluk hidup.

Berikut ini unsur dan siklus hidrosfer yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (7/11/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peran Hidrosfer dalam Kehidupan

Menyediakan Air Minum dan Air Bersih

Hidrosfer adalah sumber utama air minum dan air bersih bagi manusia dan hewan. Air tawar yang ditemukan dalam sungai, danau, dan air tanah memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk hidrasi, memasak, mandi, dan sanitasi. Ketersediaan air bersih juga penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan memastikan kehidupan yang sehat.

Ekosistem Laut dan Sumber Pangan

Samudra dan lautan dalam hidrosfer adalah ekosistem yang kaya dan beragam. Mereka adalah rumah bagi sejumlah besar spesies ikan, mamalia laut, terumbu karang, dan plankton. Keseimbangan ekosistem laut ini memengaruhi rantai makanan global, dan memastikan ketersediaan sumber daya pangan yang penting bagi manusia dan hewan. Hasil tangkapan ikan dan sumber daya laut lainnya berkontribusi pada kebutuhan protein global.

Pengatur Iklim Global

Hidrosfer memainkan peran sentral dalam mengatur iklim global, di mana samudra menyerap panas matahari dan mengatur suhu permukaan Bumi. Proses penguapan air dari samudra ke atmosfer memicu siklus hujan dan membentuk awan, yang pada gilirannya mempengaruhi pola cuaca dan iklim. Keberadaan air di berbagai wilayah juga berperan dalam menentukan iklim regional. Hidrosfer juga memiliki peran dalam pengelolaan bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan tsunami. Pemahaman yang mendalam tentang hidrosfer, akan membantu dalam merencanakan dan mengevaluasi tindakan mitigasi bencana.

Pertanian dan Irigasi

Air tawar dari hidrosfer sangat penting untuk pertanian dan irigasi. Sumber daya ini memungkinkan pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktivitas pertanian yang tinggi. Tanpa air irigasi yang memadai, sulit untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat untuk populasi dunia.

Habitat dan Keanekaragaman Hayati

Zona-zona seperti rawa-rawa, mangrove, dan estuari dalam hidrosfer adalah habitat yang penting bagi berbagai spesies, termasuk spesies yang terancam punah. Mereka adalah tempat berkembang biak bagi banyak makhluk hidup, dan memberikan perlindungan bagi burung migran dan hewan lain yang mengandalkan zona ini dalam perjalanan mereka.

 

3 dari 4 halaman

Unsur

Setelah mengetahui dan memahami peran hidrosfer dalam kehidupan sehari-hari, maka ada beberapa unsur hidrosfer yang perlu Anda simak. Berikut unsur-unsur hidrosfer yang merupakan proses geologis seperti yang dilansir dari laman an-nur.ac.id:

Air

Air adalah zat cair yang vital, terdiri dari molekul-molekul H2O. Kehadiran air memungkinkan kehidupan di Bumi. Air memiliki sifat-sifat unik yang mencakup kemampuannya untuk larut dalam berbagai zat, perubahan wujud menjadi padat (es), cair (air), atau gas (uap), kemampuannya dalam menyerap atau melepaskan panas dengan mudah, serta kapasitasnya untuk mengikat oksigen atau karbon dioksida. Ini berdampak pada termoregulasi planet, membentuk dasar bagi kimia organik, dan memfasilitasi proses-proses esensial dalam ekosistem air.

Garam

Garam adalah zat padat yang terdiri dari ion-ion positif dan negatif yang saling menarik. Ini berasal dari pelapukan batuan di daratan atau aktivitas vulkanik di dasar laut. Garam memiliki kemampuan untuk larut dalam air laut, dan memberikan rasa asin pada air laut. Selain itu, garam memengaruhi densitas air laut, tekanan, dan titik beku air laut. Hal ini memiliki dampak penting pada sifat fisik dan kimia air laut, yang memengaruhi kehidupan laut dan geologi bawah permukaan laut.

Mineral

Mineral adalah zat padat yang tersusun secara teratur dari atom, atau molekul tertentu. Mineral juga berasal dari pelapukan batuan di daratan atau aktivitas vulkanik di dasar laut. Mereka memiliki kemampuan untuk larut dalam air laut, memberikan warna, bau, dan rasa pada air laut, serta memengaruhi keseimbangan kimia, biologis, dan geologis dalam ekosistem air laut. Mineral merupakan komponen esensial dalam membentuk karakteristik air laut dan memengaruhi ekologi laut.

Organisme

Organisme adalah makhluk hidup, yang memiliki satu atau lebih sel di mana dapat melakukan metabolisme, reproduksi, dan berinteraksi dengan lingkungan. Organisme hidup di dalam air atau di sekitar air, termasuk dalam air tawar dan air laut. Mereka bergantung pada air sebagai sumber makanan, oksigen, tempat tinggal, dan bahkan sebagai sarana transportasi. Organisme juga memiliki dampak signifikan pada kualitas, kuantitas, dan siklus air. Mereka mempengaruhi nutrien, sumber daya, dan interaksi dalam ekosistem air, serta berkontribusi pada dinamika air yang kompleks.

4 dari 4 halaman

Siklus

Mengutip dari laman kocostar, siklus hidrologi adalah serangkaian proses peredaran dan daur ulang air yang terus-menerus terjadi di antara berbagai komponen Bumi, termasuk hidrosfer (air), atmosfer (udara), litosfer (tanah dan batuan), dan biosfer (kehidupan). Proses ini ditenagai oleh energi matahari dan memiliki dampak signifikan pada iklim, lingkungan, dan sumber daya air di planet kita. Berikut adalah siklus yang harus dipahami:

Siklus Pendek

Dalam siklus pendek, proses-peristiwa terjadi dalam rentang waktu yang lebih singkat. Proses siklus pendek dimulai dengan evaporasi air dari permukaan laut ke atmosfer. Ini terjadi karena panas dari sinar matahari meresap ke dalam air laut, mendorong molekul-molekul air untuk berubah menjadi uap air. Uap air yang dihasilkan kemudian naik ke atmosfer, terbawa oleh aliran udara panas. Seiring naiknya ketinggian, suhu udara menurun, menyebabkan uap air mengalami kondensasi. Hasil dari kondensasi ini adalah pembentukan awan. Awan yang terbentuk bisa menjadi semakin besar seiring waktu dan akhirnya turun kembali ke permukaan laut sebagai hujan. Air hujan yang jatuh ini akan kembali ke laut, dan siklus pendek dimulai kembali.

Siklus Sedang

Siklus sedang terjadi ketika air laut menguap dan uap airnya terbawa oleh angin menuju daratan. Uap air yang terbawa ini akan naik ke atmosfer dan, pada ketinggian tertentu, mengalami kondensasi. Kondensasi ini menghasilkan pembentukan awan yang akhirnya, akan memberikan hujan di atas daratan. Air hujan ini memiliki beberapa jalur di mana sebagian meresap ke dalam tanah, diserap oleh akar tumbuhan, dan mengalir menjadi sumber air bawah tanah. Sebagian lainnya mengalir di permukaan tanah melalui sungai, parit, dan aliran air lainnya. Air ini akan mengalir melalui berbagai saluran air dan akhirnya kembali ke laut. Siklus sedang mencakup pergerakan air dari laut ke daratan dan kembali lagi ke laut.

Siklus Panjang

Siklus panjang memiliki rangkaian peristiwa yang lebih kompleks. Ini dimulai dengan evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi, yang melibatkan penguapan air dari berbagai sumber, termasuk lautan, sungai, dan tumbuhan. Awan yang terbentuk terbawa oleh angin ke daerah yang lebih tinggi di daratan, di mana mereka bertemu dengan uap air lainnya yang berasal dari berbagai sumber. Pada ketinggian tertentu, suhu udara yang lebih rendah membuat uap air mengalami kondensasi dan membentuk awan. Awan-awan ini kemudian bisa menghasilkan hujan atau salju, tergantung pada kondisi suhu. Di musim dingin, hujan salju dan pembekuan air di pegunungan tinggi menghasilkan lapisan es yang disebut gletser. Saat suhu naik, gletser akan mencair dan mengalir turun ke wilayah lebih rendah, dan membentuk sungai air tawar. Air ini akan mengalir melalui daratan dan, akhirnya, kembali ke laut. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.