Sukses

Mengenal Rasyid Ridha Tokoh Reformis Islam, Lengkap Biografi dan Ide-Ide Pemikirannya

Rasyid Ridha sendiri adalah seorang jurnalis dan tokoh reformis Islam.

Liputan6.com, Jakarta Rasyid Ridha merupakan nama yang sering ditemui dalam sejarah Islam. Rasyid Ridha sendiri adalah seorang jurnalis dan tokoh reformis Islam. Beliau memiliki nama lengkap Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha'uddin Al-Qalmuni Al-Husaini. 

Rasyid Ridha lahir di Suriah Utsmaniyah pada 23 September 1865 dan meninggal di Mesir pada 22 Agustus 1935. Ia adalah seorang intelektual muslim dari Suriah yang mengembangkan gagasan modernisme Islam yang awalnya digagas oleh Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh. 

Untuk menuangkan ide pemikirannya tersebut, Rasyid Ridja Ridha menerbitkan majalah Al-Manar. Bahkan ia juga sudah menerbitkan karya terkenal yang diberi judul Tafsir Al-manar yang disebut-sebut sebagai embrio lahirnya tafsir Al-Qur’an komtemporer.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai biografi Rasyid Ridha dan ide-ide pemikirannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (3/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Biografi Rasyid Ridha

Rasyid Ridha memiliki nama lengkap yakni Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha'uddin Al-Qalmuni Al-Husaini. Gelarnya adalah sayyid, sehingga Rasyid Ridha biasa dipanggil Sayyid Muhammad Rasyid Ridha.

Rasyid Ridha dilahirkan di sebuah daerah bernama Qalamun yang terletak tidak jauh dari Kota Tripoli, Lebanon. kelahirannya bertepatan dengan 27 Jumadil Awal 1282 H, yang dalam kalender Masehi bertepatan dengan tanggal 23 September 1865M dan ia wafat pada tanggal 23 Jumadil ‘Ula 1354H, yang bertepatan dengan pada 22 Agustus 1935M. Meskipun sudah tutup usia, namun perjuangannya tetap berlanjut. Perjuangan pembaruannya dilanjutkan oleh para murid, orang-orang yang terpengaruh olehnya, dan para pembaru Islam pada masa sesudahnya.

Di tempat kelahirannya Qalamu, Rasyid Ridha mulai belajar membaca dan menulis serta selanjutnya menuntut ilmu di Tripoli pada al-Syaikh Mahmud Nasyabat. Ia berhenti sebagai pelajar sebelum memperoleh ijazah keguruan, karena orang tuanya berkeinginan keras agar Rasyid Ridha bekerja di kantor pemerintahan dan membantunya dalam penyelesaian berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan pemerintahan dan orang banyak.

Semasa kecil, Rasyid Ridha dimasukkan ke madrasah tradisional di Al-Qalamun untuk belajar menulis, berhitung, dan membaca Al-Qur’an. Di tahun 1882, ia meneruskan pejaran di Al-Madrasah A-Wataniah Al-Islamiah (Sekolah Nasional Islam) di Tripoli.

Di madrasah ini, selain dari bahasa Arab diajarkan pula bahasa Turki dan Perancis dan disamping pengetahuan-pengetahuan agama juga ada pengetahuan-pengetahuan modern. Rasyid Ridha meneruskan pelajarannya di salah satu sekolah agaram yang ada di Tripoli. Tetapi dalam pada itu hubungan dengan al-Syaikh Husain al-Jisr berjalan terus dan guru inilah yang menjadi pembimbing baginya di masa muda.

Selanjutnya ia banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah Al-Urwah al-Wustqa. Pemikiran-pemikiran pembaruan yang ia peroleh dari al-Syaikh Husain al-Jisr dan yang kemudian diperluas lagi dengan ide-ide al-Afghani dan Muhammad Abduh amat memengaruhi jiwanya.

Rasyid Ridha mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaruan itu ketika masih berada di Suria, tetapi usahanya mendapat tantangan dari pihak Kerajaan Usmani. Ia merasa terikat dan tidak bebas dan oleh karena itu memutuskan pindah ke Mesir, Muhammad Abduh. Pada bulan Januari 1898 ia sampai di negeri gurunya ini.

Beberapa bulan kemudian ia mulai menerbitkan majalah yang termasyhur, yang diberi judul Al-Manar. Di dalam nomor pertama dijelaskan bahwa tujuan Al-Manar sama dengan tujuan Al-Urwah Al-Wustqa, antara lain, mengadakan pembaruan dalam bidang agama, sosial dan ekonomi, memberantas takhayul dan bid'ah-bid'ah yang masuk ke dalam tubuh Islam, menghilang kan paham fatalisme yang terdapat dalam kalangan umat Islam, serta pahan-paham salah yang dibawa tarekat-tarekat tasawuf, meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat Islam terhadap permainan politik negara-negara barat. Tetapi, selain dari ide-ide, Al-Manar juga mengandung artikel-artikel yang dikarang Muhammad Abduh sendiri. Demikian juga tulisan pengarang-pengarang lain.

3 dari 4 halaman

Ide-Ide Pemikiran Rasyid Ridha

Adapun beberapa ide-ide pemikiran dari Rasyid Ridha tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut ini:

  1. Sikap aktif dan dinamis di kalangan umat Islam harus ditumbuhkan.
  2. Umat Islam harus meninggalkan sikap dan pemikiran kaum Jabariyah.
  3. Umat Islam menguasai sains dan teknologi jika ingin maju.
  4. Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat dan hadis tanpa  meninggalkan prinsip umum.
  5. Kemunduran umat Islam disebabkan banyaknya unsur bid’ahdan khurafat yang masuk ke dalam ajaran Islam.
  6. Kebahagiaan dunia dan akhirat diperoleh melalui hukum yang diciptakan Allah Swt.
  7. Perlu menghidupkan kembali sistem pemerintahan khalifah.
  8. Khalifah haruslah seorang mujtahid besar dengan bantuan para ulama dalam menerapkan prinsip hukum Islam sesuai dengan tuntutan zaman.
  9. Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam yang mengurusi bidang agama dan politik.
4 dari 4 halaman

Karya-Karya Rasyid Ridha

Sebagai seorang cendikiawan Muslim, Rasyid Ridha mengabadikan ideidenya dalam bentuk karya tulisan. Karya-karya yang dihasilkan semasa hidup Rasyid Ridha pun cukup banyak. Antara lain, :

1. Majalah Al-Manar

Majalah ini merupakan sebuah jurnal yang diterbitkan di Kairo, Mesir dan pernah dipimpin Syekh Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935), murid dan kolega Syekh Muhammad Ridha (1849-1905). Jurnal al-Manar terbit secara teratur antara 1898-1935, yang berisi corong bagi seruan kepada umat Islam untuk melakukan pembaruan dalam rangka menggapai kembali kebangkitan Islam.

2. Tafsir Al-Qur’an Al-Hakim (Tafsir Al-Manar)

Tafsir ini merupakan kumpulan dari majalah Al-Manar yang dibukukan. Tafsir ini berisi tentang pemikiran-pemikiran Rasyid Ridha tentang pembaruan dalam Islam. Maksud dari penulisan tafsir ini adalah untuk mengembalikan kejayaan Islam yang telah diraih oleh generasi terdahulu, serta untuk membersihkan Al-Qur’an dari hal-hal bid’ah.

3. Al-Fatawa sebanyak 6 jilid

4. Tarikh Al-Ustadz Al-Imama Asy-Syaikh 'Ridha

Buku ini berisi tentang sejarah hidup Imam Syaikh Muhammad Ridha.mulai dari beliau lahir, pendidikanya, penulisan Al-Manar sampai beliau wafat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.