Sukses

Mertua Ini Tidak Ajak Menantu Liburan karena Dianggap Bukan Keluarga, Tuai Kontroversi

Berikut kisah lengkapnya.

Liputan6.com, Jakarta Konflik dalam keluarga adalah sesuatu yang tak asing, namun kisah nyata yang satu ini membawa kontroversi dan ketidaksepakatan dalam hubungan keluarga ke tingkatan yang lebih mendalam. Seorang wanita berusia 31 tahun membagikan konfliknya dengan ibu mertuanya yang menolak mengundangnya untuk ikut dalam perjalanan keluarga.

Penolakan ini didasari atas alasan bahwa wanita ini atau menantunya itu, tidak dianggap sebagai bagian dari "keluarga" mereka. Perbedaan pandangan dan masalah pribadi ini kemudian memunculkan situasi tidak menyenangkan yang mempengaruhi rumah tangga dan anak-anaknya, yang merasa bingung di tengah konflik orang dewasa. 

Dilansir dari Metro, berikut telah Liputan6.com rangkum kisah lengkapnya, pada Sabtu (14/10/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Konflik di Antara Mertua dan Menantu

Dalam kehidupan sehari-hari, konflik dalam hubungan keluarga adalah sesuatu yang tidak asing bagi banyak dari kita. Salah satu contoh nyata konflik seperti ini adalah kisah seorang wanita berusia 31 tahun yang mengalami masalah dengan ibu mertuanya. 

Konflik ini muncul karena ibu mertua tidak mengundangnya untuk bergabung dalam perjalanan keluarga karena dia, dengan tegas, tidak menganggapnya sebagai "keluarga." Konflik ini bukan hanya tentang undangan untuk perjalanan keluarga, tetapi juga mencerminkan masalah yang lebih dalam dalam hubungan keluarga dan perasaan individu. 

Wanita ini menggambarkan bahwa hubungannya dengan ibu mertuanya telah lama tegang, dan situasi ini semakin memburuk. Dia mencatat bahwa ibu mertuanya tidak pernah benar-benar menganggapnya sebagai bagian dari keluarganya, dengan beberapa alasan seperti perbedaan agama dan kurangnya kesukaan pribadi.

Namun, yang membuat situasi ini semakin rumit adalah tawaran ibu mertua untuk membiayai suaminya dan anak-anak mereka untuk pergi dalam perjalanan selama dua minggu, tetapi dia dengan sengaja mengabaikan menantunya. Meskipun wanita ini berusaha untuk menjaga perdamaian dan mengizinkan anak-anaknya pergi, suaminya malah menganggapnya egois.

3 dari 4 halaman

Ketidaksetujuan Keluarga dan Dampak pada Anak

Ketidaksetujuan dalam keluarga, terutama antara mertua dan menantu, dapat memiliki dampak yang signifikan pada anak-anak. Dalam kasus ini, wanita ini merasa terpaksa memberikan penjelasan kepada anak-anaknya mengapa dia tidak akan bergabung dalam perjalanan tersebut. Ini tentu saja menciptakan ketidaknyamanan dalam keluarga dan mungkin membuat anak-anak merasa bersalah atas situasi tersebut.

Suaminya, sementara itu, tampaknya tidak memahami perasaan istrinya. Dia bahkan menyalahkan istrinya karena mencurahkan perasaannya pada anak-anak dan merusak hubungan antara mereka dan ibu mertuanya. Tidak adanya dukungan dari suami dalam situasi ini menciptakan ketidaksetujuan yang lebih dalam dalam rumah tangga mereka.

4 dari 4 halaman

Tanggapan Pengguna Media Sosial

Akibat pertengkaran tersebut, wanita tersebut mengajukan pertanyaan ke Reddit apakah dia salah dalam tindakannya. Meski ada yang berpendapat bahwa dia bisa menangani masalah ini dengan cara yang sedikit berbeda, mayoritas mendukungnya.

'Anak-anak Anda berhak mengetahui alasan Anda tidak datang, itu adalah kesopanan yang umum bagi mereka,' kata seseorang, sementara yang lain menulis: 'Saya jamin ibu mertua sudah memberi tahu anak-anak betapa dia tidak menyukai ibu mereka, jadi ibu mertualah yang merusak hubungan dengan anak-anak.'

'Nenek yang menganiaya ibu cucunya tidak akan mempunyai hubungan dekat yang menyenangkan dengan cucunya,' tambah yang ketiga.

Banyak yang mengkritik sang suami karena tidak membela istrinya, termasuk salah satu yang mengatakan: 'Dia seharusnya tidak menyetujui liburan tersebut, karena dia telah memaafkan perilaku ini terhadap istrinya dan seharusnya malu pada dirinya sendiri.'

'Apa yang dia harapkan? Apakah dia ingin kamu berbohong untuk menutupi ibunya?' tulis yang lain, serta satu lagi yang menimpali: 'Jika suamimu punya orang yang membuatmu marah, itu pasti dirinya sendiri karena tidak punya otak.'

Perseteruan dengan mertua adalah hal yang sangat umum, sehingga sering kali dianggap sebagai lelucon. Mulai dari melontarkan komentar yang menghina hingga terus-menerus menyela, banyak orang melaporkan kesulitan dengan perilaku orang tua pasangannya.

Stephanie dan Josh Ferry adalah salah satu pasangan yang berhasil tetap bersama meski memiliki ibu mertua yang 'beracun', dan Stephanie yakin dukungan suaminya sangat penting dalam membantu mereka melewati masa sulit.

Dia berkata: 'Pasangan Anda perlu memprioritaskan Anda dan itu perlu dikomunikasikan kepada semua orang, karena ketika Anda menikah Anda menjadi satu kesatuan, sebuah tim, dan Anda harus menjaganya tetap seperti itu.'

Dalam situasi seperti ini, komunikasi terbuka antara pasangan sangat penting. Suami harus memberikan dukungan kepada istri dan bersama-sama mencari solusi yang dapat menjaga keharmonisan dalam rumah tangga.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.