Sukses

Mengapa Briket dapat Dijadikan Energi Alternatif? Kenali 9 Alasannya

Meskipun briket melepaskan karbon dioksida (CO2) saat terbakar, penggunaan briket membantu menjaga siklus karbon yang lebih seimbang

Liputan6.com, Jakarta Mengapa briket dapat dijadikan energi alternatif? Dalam era modern, yang semakin menyadari dampak negatif dari penggunaan bahan bakar fosil terhadap lingkungan dan perubahan iklim, mencari sumber energi alternatif yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, telah menjadi prioritas. Salah satu solusi yang semakin populer, adalah penggunaan briket sebagai sumber energi alternatif.

Mengapa briket dapat dijadikan energi alternatif? Briket adalah blok padat yang terbuat dari bahan-bahan biomassa, seperti serbuk kayu, limbah pertanian, atau sampah organik lainnya, yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Briket lebih ramah lingkungan dan lebih hemat energi, serta dapat mengurangi tekanan terhadap hutan dan menurunkan tingkat polusi di wilayah perkotaan.

Mengapa briket dapat dijadikan energi alternatif? Briket sering kali dibuat dari limbah organik, yang sebelumnya dianggap tidak berguna atau bahkan mencemari lingkungan. Dengan mengubah limbah ini menjadi briket, kita tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga menciptakan sumber energi yang berguna.

Produksi briket seringkali lebih hemat biaya dibandingkan dengan bahan bakar fosil, dan penggunaannya dapat mendukung ekonomi lokal, melalui penciptaan lapangan kerja dan pengurangan ketergantungan pada impor bahan bakar fosil.

Berikut ini alasan briket dijadikan energi alternatif yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (3/10/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Sumber Energi Terbarukan yang Berkelanjutan

Mengapa briket dapat dijadikan energi alternatif? Pertama-tama, briket dapat dianggap sebagai sumber energi terbarukan yang benar-benar berkelanjutan. Bahan baku utama untuk pembuatan briket ini meliputi serbuk kayu dan limbah pertanian, sehingga dapat diperbaharui melalui praktik-praktik berkelanjutan seperti penanaman pohon atau pertanian organik. Ini berarti bahwa produksi briket dapat terus berlangsung tanpa perlu mengkhawatirkan kemerosotan sumber daya alam yang terbatas.

2. Menyelaraskan Siklus Karbon

Salah satu alasan kuat yang mendukung penggunaan briket, adalah kemampuannya untuk membantu menyelaraskan siklus karbon yang lebih berimbang. Ketika briket terbakar, mereka melepaskan karbon dioksida (CO2) ke atmosfer, mirip dengan bahan bakar fosil. Namun, perbedaannya terletak pada fakta bahwa pohon-pohon yang digunakan untuk bahan baku briket, menyerap CO2 dari atmosfer selama masa pertumbuhan mereka. Akibatnya, penggunaan briket secara keseluruhan dapat membantu meminimalkan peningkatan jumlah CO2 di atmosfer.

3. Pemanfaatan Optimal Limbah

Keuntungan penting lainnya dari pemanfaatan briket adalah kemampuannya, untuk merubah limbah organik menjadi sumber energi yang berguna. Limbah-limbah ini seringkali terabaikan, dan dapat menjadi sumber polusi lingkungan. Dengan mengubah limbah ini menjadi briket, kita tidak hanya mengurangi volume limbah yang mencemari lingkungan, tetapi juga menciptakan sumber energi yang bernilai.

4. Efisiensi Biaya yang Menonjol

Mengapa briket dapat dijadikan energi alternatif? Penggunaan briket juga dapat menghasilkan efisiensi biaya yang mencolok. Bahan baku yang digunakan untuk produksi briket, seringkali lebih ekonomis dan mudah ditemukan dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Selain itu, penggunaan briket dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, yang sering kali memerlukan biaya yang tinggi dan dapat memberikan manfaat ekonomi lokal secara signifikan.

5. Dukungan Terhadap Ekonomi Lokal

Mengapa briket dapat dijadikan energi alternatif? Industri briket juga memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal. Produksi briket melibatkan banyak pekerjaan, mulai dari pengumpulan bahan baku hingga pembuatan dan distribusi. Hal ini menciptakan peluang kerja yang berkelanjutan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif di komunitas-komunitas setempat.

3 dari 4 halaman

6. Kolaborasi dan Pertukaran Pengetahuan

 

Mengapa briket dapat dijadikan energi alternatif? Kolaborasi antara produsen briket, peneliti, dan pemangku kepentingan lainnya, dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman, yang dapat membantu memperbaiki praktik produksi, dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul. Ini juga dapat membantu dalam peningkatan kualitas dan standar briket, sehingga menginspirasi lebih banyak penggunaan di seluruh masyarakat.

7. Produksi Briket yang Menguntungkan

Mengapa briket dapat dijadikan energi alternatif? Meskipun pembuatan briket memerlukan mesin yang mahal, begitu bisnisnya terbangun, ada potensi keuntungan yang signifikan. Matthew Owen dari Chardust mencatat bahwa menggunakan limbah pra-karbonisasi, dapat membantu menghemat biaya, karena karbonisasi adalah proses yang mahal. Mereka menekankan bahwa fokus pada kualitas dengan menyaring dan menyortir untuk mencapai kemurnian maksimum, serta pemasaran yang tepat sasaran, dapat menghasilkan peluang bisnis yang besar. Di sisi lain, semakin banyak rumah tangga pedesaan yang mulai membayar untuk bahan bakar, karena sumber daya kayu bakar semakin berkurang dan semakin sulit diakses. 

8. Kesadaran Publik tentang Keunggulan Briket

Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi briket saat memasuki pasar dan menjadi arus utama, pendidikan masyarakat sangat penting. Ini berlaku untuk konsumen, mereka yang ingin memulai bisnis briket, dan juga untuk institusi dan investor yang tertarik pada briket. Kesadaran publik tentang manfaat briket dapat menjadi kunci keberhasilannya, dalam menggantikan bahan bakar fosil dan menjaga lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

9. Meningkatnya Kesadaran akan Dampak Lingkungan

Mengapa briket dapat dijadikan energi alternatif? Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat tentang dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar fosil, telah meningkat secara signifikan. Semakin banyak individu dan kelompok masyarakat, yang mendukung energi bersih dan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca. Dalam konteks ini, briket menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan, karena memungkinkan penggunaan sumber daya biomassa yang berkelanjutan dan mengurangi emisi karbon. 

4 dari 4 halaman

Manfaat dan Contoh Konkrit

Peluang Pendapatan bagi Usaha Kecil

Pembuatan dan penjualan briket membuka peluang pendapatan yang besar, bagi pengusaha dan anggota rantai pasokan. Pasar bahan bakar memasak dan pemanas di Afrika memiliki potensi yang signifikan, dan membangun operasi produksi briket bukanlah tugas yang sulit. Selain itu, persaingannya masih terfragmentasi, dan tidak ada merek briket besar yang mendominasi pasar. Menurut Sylvia Herzog, direktur The Charcoal Project, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada solusi biomassa berkelanjutan, banyak usaha kecil di Kenya dan Uganda telah memasuki pasar ini, melayani berbagai kebutuhan energi seperti pembenihan ayam, rumah tangga pedesaan, kamp wisata, restoran, dan kelas menengah perkotaan.

Sebagai contoh, Briket Eversave di Kenya memproduksi 10 ton briket arang per bulan dari debu arang yang dikumpulkan dari tempat perdagangan, dicampur dengan gom arab. Ketika stok debu arang terbatas, mereka bahkan membuat briket dari kulit kacang macadamia yang dikarbonisasi. Mereka menjual produk ini dengan harga 25 hingga 30 KES (sekitar USD 0,25-0,30) per kilogram, dengan margin keuntungan sekitar 20 hingga 30 persen. Banyak contoh serupa terjadi di seluruh Afrika Sub-Sahara, dan masih ada potensi lebih besar yang bisa dimanfaatkan.

Briket Membantu Daur Ulang Limbah

Briket sangat cocok dengan pendekatan bioekonomi sirkular, yang bertujuan untuk mengurangi limbah, mendorong sumber daya hayati berkelanjutan, dan praktik berbasis pasar, sambil mempertahankan hubungan antara pedesaan dan perkotaan. Platform Kemitraan Transformatif Bioekonomi Melingkar dari Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan Agroforestri Dunia (ICRAF) sedang mendalami topik ini, yang berkaitan dengan hutan dan pemanfaatan kayu. Bioekonomi sirkular juga diterapkan dalam konteks pengungsi di Afrika oleh ICRAF dan mitra-mitra mereka, dengan dukungan dari Kementerian Federal untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) dan program penelitian Air, Tanah, dan Ekosistem (WLE) CGIAR.

Di Kamerun, CIFOR mendukung Kemit Ecology, sebuah perusahaan rintisan yang mengubah sampah rumah tangga seperti kulit pisang raja dan daun jagung menjadi briket ekologis, berkontribusi pada pengelolaan sampah perkotaan di Douala.

Manfaat Ekologis yang Luas

Penggunaan briket juga memiliki potensi dalam menjaga kelestarian hutan. Contohnya, studi jangka panjang yang dilakukan di Koridor Kasigau, Kenya, menunjukkan bahwa regenerasi pohon dapat terjadi bersamaan, dengan perlindungan keanekaragaman hayati dan produksi briket arang dari pemangkasan pohon di area tersebut. Ini terjadi karena pemangkasan menghilangkan kebutuhan untuk menebang pohon. Masyarakat di sepanjang koridor ini juga mengembangkan usaha briket dan konservasi serupa, seperti EcoCharcoal, yang berkolaborasi dengan The Charcoal Project.

Teknik yang sama digunakan dalam proyek Bentang Alam Multifungsi CIFOR-ICRAF di Kenya, Zambia, Kamerun, dan Republik Demokratik Kongo, yang didanai oleh Uni Eropa. Di Kenya, Kings Biofuels memproduksi lebih dari 200 ton briket serbuk gergaji per bulan dan memiliki perjanjian dengan Otoritas Pengembangan Teh Kenya (KTDA). Ini membantu menyelamatkan jutaan pohon yang sebelumnya digunakan untuk mengeringkan teh. Briket non-karbonisasi yang diproduksi oleh Kings Biofuels juga digunakan di industri lain seperti produksi cat dan karton.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.