Sukses

Al Quran Surah Al Isra Arab, Latin dan Artinya, Pahami Juga Nilai di Dalamnya

Al Quran Surah Al Isra dalam Arab, latin dan artinya. Serta makna dan nilai di dalamnya.

Liputan6.com, Jakarta Al Quran Surah Al Isra, juga dikenal sebagai Surah Bani Israil, adalah salah satu dari ayat-ayat suci Al-Quran yang sarat dengan pelajaran mendalam. Surah ini mengisahkan perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa, dan banyak lagi. 

Di antara surah-surah yang memancarkan cahaya kebijaksanaan dan panduan adalah Al Quran Surah Al Isra. Al Quran Surah Al Isra bukan hanya menyampaikan kisah-kisah masa lalu, tetapi juga mengandung hikmah dan ajaran yang relevan untuk dunia kontemporer kita.

Al Quran Surah Al Isra membuka pintu untuk memahami lebih dalam tentang hubungan manusia dengan penciptanya, tata krama dalam kehidupan sehari-hari, serta tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. 

Untuk lebih memahami makna di dalam Al Quran Surah Al Isra, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (25/8/2023). Al Quran Surah Al Isra dalam Arab, latin dan artinya. Serta makna dan nilai di dalamnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Al Quran Surah Al Isra Arab, Latin Dan Artinya

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Arab-Latin: sub-ḥānallażī asrā bi’abdihī lailam minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣallażī bāraknā ḥaulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī’ul-baṣīr

1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 

وَءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَٰبَ وَجَعَلْنَٰهُ هُدًى لِّبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُوا۟ مِن دُونِى وَكِيلًا

wa ātainā mụsal-kitāba wa ja’alnāhu hudal libanī isrā`īla allā tattakhiżụ min dụnī wakīlā

2. Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): “Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,

 

ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا

żurriyyata man ḥamalnā ma’a nụḥ, innahụ kāna ‘abdan syakụrā

3. (yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.

 

وَقَضَيْنَآ إِلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ فِى ٱلْكِتَٰبِ لَتُفْسِدُنَّ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا

wa qaḍainā ilā banī isrā`īla fil-kitābi latufsidunna fil-arḍi marrataini wa lata’lunna ‘uluwwang kabīrā

4. Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”.

 

فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ أُولَىٰهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ أُو۟لِى بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا۟ خِلَٰلَ ٱلدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولًا

fa iżā jā`a wa’du ụlāhumā ba’aṡnā ‘alaikum ‘ibādal lanā ulī ba`sin syadīdin fa jāsụ khilālad-diyār, wa kāna wa’dam maf’ụlā

5. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.

 

ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ ٱلْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَٰكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَٰكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا

ṡumma radadnā lakumul-karrata ‘alaihim wa amdadnākum bi`amwāliw wa banīna wa ja’alnākum akṡara nafīrā

6. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.

 

إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ لِيَسُۥٓـُٔوا۟ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا۟ مَا عَلَوْا۟ تَتْبِيرًا

in aḥsantum aḥsantum li`anfusikum, wa in asa`tum fa lahā, fa iżā jā`a wa’dul-ākhirati liyasū`ụ wujụhakum wa liyadkhulul-masjida kamā dakhalụhu awwala marratiw wa liyutabbirụ mā ‘alau tatbīrā

7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.

 

عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يَرْحَمَكُمْ ۚ وَإِنْ عُدتُّمْ عُدْنَا ۘ وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَٰفِرِينَ حَصِيرًا

‘asā rabbukum ay yar-ḥamakum, wa in ‘uttum ‘udnā, wa ja’alnā jahannama lil-kāfirīna ḥaṣīrā

8. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.

 

إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

inna hāżal-qur`āna yahdī lillatī hiya aqwamu wa yubasysyirul-mu`minīnallażīna ya’malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajrang kabīrā

9. Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,

 

وَأَنَّ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱلْءَاخِرَةِ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

wa annallażīna lā yu`minụna bil-ākhirati a’tadnā lahum ‘ażāban alīmā

10. dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.

3 dari 4 halaman

Isi Kandungan Al Quran Surah Al Isra

Surah Al-Isra, juga dikenal sebagai Surah Bani Isra'il, adalah surah ke-17 dalam Al-Quran. Surah ini terdiri dari 111 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yaitu surah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad ﷺ sebelum hijrahnya ke Madinah. Berikut adalah ringkasan isi dari Surah Al-Isra:

Mukjizat Isra' dan Mi'raj (Ayat 1-22): Surah ini dimulai dengan mengisahkan perjalanan malam Nabi Muhammad ﷺ dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem (Isra'), diikuti oleh perjalanan ruh beliau melalui lapisan-langit sampai dekat dengan Allah (Mi'raj). Ini adalah pengalaman supranatural di mana Nabi melihat berbagai tanda-tanda kekuasaan Allah.

Pentingnya Tunduk pada Orang Tua (Ayat 23-24): Surah ini menekankan kewajiban tunduk pada orang tua, menghormati mereka, dan tidak berkata kasar kepada mereka.

Larangan Menyembah Selain Allah (Ayat 25-39): Allah melarang penyembahan terhadap selain-Nya dan menegaskan bahwa manusia akan diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya.

Kisah Bani Isra'il (Ayat 40-104): Surah ini mengisahkan berbagai peristiwa dalam sejarah Bani Isra'il, termasuk pengutusan nabi-nabi mereka, pelarian mereka dari Mesir, pemberian Taurat, dan ujian-ujian yang mereka alami. Dalam kisah ini terdapat pelajaran tentang akibat kedurhakaan dan ketekunan dalam menghadapi ujian.

Doa untuk Kebaikan (Ayat 105-111): Surah ini berakhir dengan doa yang diajarkan oleh Allah untuk memohon kebaikan di dunia dan akhirat, serta perlindungan dari siksa Neraka.

Seluruh surah ini penuh dengan pelajaran moral, ajaran spiritual, dan pengingat akan hari akhirat. Isi dan pesan dari Surah Al-Isra mengajarkan nilai-nilai seperti tawakal kepada Allah, tunduk pada otoritas-Nya, menghindari penyembahan berhala, menghormati orang tua, dan menjalani hidup dengan penuh rasa tanggung jawab dan kesadaran akan akhirat.

4 dari 4 halaman

Nilai Pendidikan Keluarga dalam Al Quran Surah Al Isra

Meskipun Surah Al-Isra tidak secara khusus membahas nilai pendidikan keluarga, terdapat beberapa ayat dalam surah ini yang dapat dihubungkan dengan nilai-nilai penting dalam pendidikan keluarga. Beberapa di antaranya adalah:

Taat kepada Orang Tua (Ayat 23-24): Ayat ini menegaskan pentingnya taat kepada orang tua dan melarang berbicara kasar kepada mereka. Ini menggarisbawahi nilai menghormati, mendengarkan, dan menghargai peran orang tua dalam membimbing dan mendidik anak-anak.

Ketaatan dan Ketaqwaan (Ayat 32-33): Ayat ini mengajarkan pentingnya ketaatan kepada Allah dan menghindari perbuatan dosa. Nilai ketaqwaan ini dapat diajarkan dalam keluarga sebagai dasar untuk membentuk karakter anak-anak yang saleh dan salehah.

Tidak Mengorbankan Anak karena Takut Kehilangan Rezeki (Ayat 31): Ayat ini mengutuk tindakan orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena takut akan kekurangan rezeki. Nilai-nilai kasih sayang, tanggung jawab, dan melindungi hak-hak anak sangat penting dalam pendidikan keluarga.

Pentingnya Mendekatkan Diri kepada Allah (Ayat 78): Ayat ini menyatakan pentingnya beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Ini bisa dijadikan dasar dalam keluarga untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya berdoa, beribadah, dan hidup dengan kesadaran tentang Tuhan.

Menghindari Perbuatan Dosa dan Kerusakan (Ayat 27-28, 55-56): Surah ini menegaskan pentingnya menjauhi perbuatan dosa dan kerusakan di muka bumi. Nilai-nilai integritas, etika, dan tanggung jawab sosial dapat diajarkan kepada anak-anak dalam konteks ini.

Meskipun tidak secara eksplisit membahas pendidikan keluarga, Surah Al-Isra memberikan landasan-nilai yang penting dalam membentuk keluarga yang berlandaskan iman, tata krama, kasih sayang, dan tanggung jawab. Dengan merujuk kepada ajaran-ajaran ini, orang tua dapat membangun lingkungan keluarga yang penuh dengan cinta, penghargaan, dan nilai-nilai islami yang kuat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.