Sukses

Mitos Hujan Meteor Bisa Mengabulkan Permintaan, Simak Penjelasannya

Para ilmuwan menjelaskan hujan meteor adalah hasil dari partikel-partikel kecil yang masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar karena gesekan dengan atmosfer.

Liputan6.com, Jakarta - Mitos yang meyakini bahwa hujan meteor atau bintang jatuh memiliki kemampuan untuk mengabulkan permintaan adalah sebuah keyakinan yang telah berkembang selama berabad-abad. Asal usul mitos hujan meteor bisa mengabulkan permintaan dapat ditelusuri kembali hingga zaman Yunani Kuno.

Tepatnya ketika seorang astronom terkemuka bernama Ptolemy disebut-sebut dalam catatan sejarah. Menurut pandangannya pada abad kedua, saat dewa-dewa merendahkan pandangan mereka ke arah Bumi, terbentuklah semacam portal antara langit dan bumi, yang membuat bintang-bintang terlihat seperti bintang jatuh.

Meskipun fenomena hujan meteor telah ada selama ribuan tahun, tidak ada dasar ilmiah yang mendukung klaim bahwa hujan meteor bisa mengabulkan permintaan manusia. Para ilmuwan menjelaskan hujan meteor sebenarnya adalah hasil dari partikel-partikel kecil yang masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar karena gesekan dengan atmosfer.

Proses ini menghasilkan kilatan cahaya yang kita lihat sebagai meteor, tetapi tidak memiliki hubungan dengan kemampuan memenuhi permintaan. Berikut Liputan6.com ulas penjelasan lengkap tentang mitos hujan meteor bisa mengabulkan permintaan, Jumat (11/8/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Meteor jatuh tidak bisa mengabulkan permintaan

Hujan meteor atau bintang jatuh telah menjadi bagian dari mitologi dan budaya populer selama berabad-abad. Banyak orang percaya bahwa melihat bintang jatuh dan mengeluarkan permintaan atau doa pada saat itu akan membuat permohonan mereka dikabulkan.

Akan tetapi, pandangan ini sebenarnya tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan lebih merupakan produk dari legenda dan kepercayaan yang berkembang sejak zaman kuno.

Menurut catatan sejarah yang dilansir dari Library of Congress, asal mula keyakinan bintang jatuh atau meteor jatuh bisa mengabulkan permintaan dapat ditelusuri kembali ke zaman Yunani Kuno. Seorang astronom bernama Ptolemy, yang hidup pada abad kedua, diyakini menjadi salah satu inisiatif awal dalam mempopulerkan pandangan bahwa bintang jatuh memiliki kemampuan untuk mengabulkan permintaan.

Ptolemy menggambarkan bahwa ketika dewa menurunkan pandangannya ke Bumi, tercipta suatu portal yang menghubungkan langit dan bumi. Melalui portal ini, bintang-bintang di langit bisa terlihat seperti bintang jatuh, dan pada saat itulah seseorang dapat memohon untuk permintaan mereka.

Meski begitu, pandangan ini tidak diterima dengan mudah oleh komunitas ilmiah dan skeptisisme terhadap klaim tersebut terus ada. Selama berabad-abad, ilmu pengetahuan dan observasi astronomi telah membantu manusia memahami fenomena hujan meteor dengan lebih baik. Meteor yang terlihat saat hujan meteor sebenarnya adalah partikel-partikel kecil yang masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar karena gesekan dengan udara selama perjalanan mereka melintasi atmosfer. Ini menghasilkan cahaya yang terlihat dari permukaan Bumi dan dikenal sebagai "meteor."

Mengutip dari laman website resmi Edukasi Sains Antariksa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dijelaskan bahwa hujan meteor terjadi ketika Bumi melewati orbit komet dan serpihan komet tersebut masuk ke atmosfer Bumi. Ketika meteoroid, atau serpihan-partikel kecil ini memasuki atmosfer, mereka menghasilkan cahaya yang terlihat dari permukaan Bumi sebagai meteor. Jika meteoroid cukup besar dan tidak habis terbakar selama perjalanan melalui atmosfer, mereka dapat mencapai permukaan Bumi dan dikenal sebagai meteorit.

Namun, penting untuk dipahami bahwa meteorit sebenarnya sangat jarang terlihat dan biasanya tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Mereka seringkali terdeteksi menggunakan teleskop atau peralatan observasi lainnya. Ini sebagian besar disebabkan oleh ukuran dan karakteristik meteoroid yang mempengaruhi apakah mereka akan terbakar sepenuhnya dalam atmosfer atau mencapai permukaan.

Momen yang umumnya hanya bisa diamati melalui teleskop, dan kemunculannya sangat jarang inilah yang membuatnya memunculkan kepercayaan, bahwa bintang jatuh atau meteor jatuh memiliki kemampuan untuk mengabulkan permintaan.

 

3 dari 3 halaman

Proses terjadinya meteor jatuh ke bumi

Proses hujan meteor atau yang dikenal dengan bintang jatuh yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber sebagai berikut:

1. Bumi berotasi melalui kumpulan partikel luar angkasa yang orbitnya sama dengan Bumi

Bumi berada dalam orbitnya mengelilingi Matahari, dan dalam perjalanannya, Bumi melintasi jalur partikel-partikel kecil yang tersebar di luar angkasa. Ini termasuk debu, serpihan komet, dan partikel lain yang berasal dari objek-objek di tata surya kita.

2. Partikel yang berjarak dekat dengan Bumi akan tertarik pada lapisan Bumi karena adanya gaya gravitasi yang cukup kuat

Gaya gravitasi yang dimiliki oleh Bumi dapat menarik partikel-partikel ini ke arahnya. Terutama jika partikel tersebut berada dalam orbit yang cukup dekat dengan Bumi, gaya gravitasi ini menjadi kuat dan memengaruhi pergerakan partikel tersebut.

3. Benda langit secara perlahan mulai menuju ke permukaan atmosfer

Partikel yang tertarik oleh gravitasi Bumi mulai mendekati permukaan atmosfer. Perjalanan ini seringkali dimulai dari jarak yang sangat jauh di luar angkasa.

4. Benda luar angkasa bergesekan dengan atmosfer Bumi

Saat partikel ini mendekati atmosfer, ia akan mengalami gesekan dengan lapisan luar atmosfer. Gesekan ini disebabkan oleh molekul-molekul gas dalam atmosfer yang bertabrakan dengan partikel tersebut. Ini adalah tahap yang penting karena gesekan ini yang akan menyebabkan partikel mulai memanas.

5. Benda langkasa tersebut meluncur hingga lapisan atmosfer, terjadi gesekan yang semakin kuat dan kecepatan bertambah

Proses masuk ke dalam atmosfer akan menghasilkan pemanasan yang sangat signifikan akibat gesekan. Karena partikel tersebut bergerak dengan kecepatan tinggi, energi kinetiknya berubah menjadi panas akibat gesekan dengan molekul-molekul atmosfer.

6. Pada saat memasuki langit Bumi, partikel ini telah terbakar menghasilkan cahaya. Selain itu, benda langkasa ini juga secara perlahan akan menguap hingga pecah

Suhu yang tinggi akibat gesekan dengan atmosfer menyebabkan partikel ini terbakar. Cahaya yang dihasilkan oleh pembakaran ini yang kita lihat sebagai "meteor". Suhu yang sangat tinggi juga dapat menyebabkan partikel ini menguap dan pecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, dan dalam beberapa kasus, jika partikel ini cukup besar, pecahan yang masih tersisa mungkin sampai ke permukaan Bumi dan disebut meteorit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.