Sukses

Glaukoma Adalah Penyakit Kebutaan Akut, Ketahui Penyebab dan Cara Pengobatannya

Glaukoma adalah penyebab kebutaan permanen nomor dua di Indonesia yang sering tidak disadari oleh penderita. Salah satu faktor resiko terjadinya glaukoma adalah adanya faktor stress yang memicu peningkatan kadar kortisol yang meningkatkan tekanan intra okuler.

Liputan6.com, Jakarta Glaukoma adalah penyakit kerusakan pada saraf mata yang menyebabkan menyempitnya lapangan pandang dan hilangnya fungsi penglihatan. Faktor resiko utama yang menyebabkan glaukoma adalah peningkatan pada bola mata. Dimana di dala bola mata terdapat cairan yang berfungsi untuk memberikan nutrisi pada organ dalam bola mata. Apabila penyakit glaukoma tidak segera di melakukan perawatan yang tepat, penglihatan anda akan semakin memburuk dan pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan permanen.

Menurut jurnal ilmiah kesehatan,glaukoma adalah "Pencuri Penglihatan" karena tidak ada gejala yang jelas pada tahap awal terjadinya penyakit. Penyakit ini mencuri penglihatan anda secara diam-diam sebelum anda menyadarinya. Risiko glaukoma bisa terjadi kepada siapa pun dengan jenis kelamin, usia, adanya riwayat glaukoma dalam keluarga, ras, dan adanya penyakit vascular. Dimana, para lansia memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi.

Cairan tersebut diproduksi dan dikeluarkan kembali dalam siklus yang seimbang sehingga tekanan pada bola mata tetap terjaga normal. Penderita glaukoma, cairan tidak seimbang dimana cairan tersebut diproduksi tetapi terdapat masalah dalam saluran pengeluaran. Hal tersebut yang menyebabkan tekanan bola mata meningkatdan terjadi penekanan pada papil saraf optik. Kerusakan pada saraf mata pusat baru kan terjadi dalam jangka waktu yang lama.

Berikut ini penyebab penyakit glaukoma yang liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (17/7/2023)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Glaukoma primer

Beberapa pihak mendalilkan bahwa mutasi genetik memegang peran tertentu dalam menyebabkan glaukoma primer. Glaukoma primer sudut tertutup (primary angle closure glaucoma). Negara bagian Asia Selatan seperti India dan Srilanka prevalens glaukoma primer sudut terbuka hampir sama dengan sudut tertutup.

Menurut Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, glaukoma primer sudut tertutup relatif lebih sering terjadi. Glaukoma sering disebut pencuri penglihatan karena gejala glaukoma sering tidak disadari oleh penderita atau dianggap sebagai tanda dari penyakit lain, sehingga banyak penderita datang ke dokter mata dalam keadaan yang lanjut dan buta. Padahal, kebutaan akibat glaukoma bersifat permanen yang tidak dapat diperbaiki.

2. Glaukoma sekunder

Glaukoma sekunder adalah jenis glaukoma yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi okular lainnya, seperti penggunaan steroid jangka panjang (baik melalui metode oral, topikal, atau inhalasi), trauma atau bedah mata, katarak, retinopati diabetik proliferatif, oklusi vena retina pusat, uveitis (radang jaringan uveal), tumor mata, dan lain - lain.

Menurut jurnal kementrian kesehatan RI, glaukoma bisa diklasifikasikan menjadi glaukoma sudut terbuka dan sudut tertutup. Hal tersebut mengacu pada sudut drainase di bagian anterior bola mata, yang mengelola drainase cairan di dalam bola mata, untuk menjaga tekanan intraokular yang optimal. Jika sudutnya tertutup, drainase terganggu dan tekanan di dalam bola mata akan meningkat.

3. Glaukoma kongenital

Glaukoma kongenital adalah glaukoma yang terjadi pada bayi baru lahir yang di sebabkan karena kegagalan fungsi sistem ekskresi bilik mata depan.

4. Glaukoma normotensi

glaukoma normotensi adalah kondisi dimana terjadi kerusakan saraf pusat mata meskipun tekanan pada bola mata masih dalam rentang normal.

5. Glaukoma absolut

glaukoma absolut adalah hasil akhir dari suatu glaukoma yang tidak terkontrol dengan ciri mengerasnya bola mata dan berkurangnya penglihatan sampai dengan 0 atau kebutaan total.

3 dari 4 halaman

Gejala glaukoma

Tidak ada tanda-tanda medis khusus sebelum glaukoma kronis terjadi. Jika Anda merasakan beberapa gejala berikut ini, segera konsultasikan hal itu dengan dokter anda

  1. Lingkaran cahaya (warna pelangi di sekitar lampu)
  2. Sakit kepala ringan
  3. Sakit mata dengan penglihatan yang kabur
  4. Penglihatan yang kabur
  5. Kehilangan bidang pandangan perifer

Gejala di atas biasanya diabaikan hingga pasien merasakan kehilangan bidang pandangan tingkat berat, yang memengaruhi penglihatan pusat dan menandakan penyakit glaukoma stadium akhir. Glaukoma akut ditandai dengan mata merah yang tiba-tiba terasa sakit, penglihatan yang kabur, sakit kepala parah, mual, dan muntah.  Glaukoma akut adalah kelainan mata akut yang di tandai gambaran gangguan struktur segmen anterior dan papil saraf optik akibat tekanan intra okuli tinggi.

Gejalanya yang lebih terasa dan berat bila dibandingkan dengan glaukoma kronis. Glaukoma kronis adalah kelainan mata kronis dengan gambaran kerusakan papil saraf optic yang khas disertai gangguan atau defek pada lapang pandangan yang khas dimana tekanan intra okuli tinggi adalah faktor resiko yang penting di antara faktor lainnya.

4 dari 4 halaman

Cara Pengobatan

1. Pengobatan yang berfokus pada menurunkan tekanan intraokular

Pengobatan glaukoma terfokus pada usaha menurunkan tekanan intraokular sajaDi samping itu, kemungkinan glaukoma sudut tertutup cenderung lebih membutuhkan penanganan operatif daripada glaukoma sudut terbuka yang menyebabkan pasien dirujuk lebih awal ke RSCM.

2. Pengobatan yang berfokus pada penurunan TIO dengan terapi farmakologis dan intervensi bedah.

Pengobatan glaukoma berfokus pada penurunan TIO dengan terapi farmakologis dan intervensi bedah. Namun, penggunaan terapi anti glaukoma seringkali sulit dilakukan karena membutuhkan komitmen seumur hidup serta adanya efek samping pengobatan. Intervensi Complementary therapy dapat juga mengurangi efek samping pengobatan, mengurangi stress dan berperan dalam menurunkan TIO pada pasien glaukoma. Hal tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan efek complementary therapy dalam menurunkan tekanan intra okular pada pasien glaukoma. Desain yang digunakan adalah systematic review.

3. Pengobatan glaukoma berfokus pada terapi yang diberikan berupa obat anti glaukoma

Terapi yang diberikan berupa obat anti glaukoma, terapi laser dan intervensi bedah untuk mempertahankan fungsi penglihatan yang tersisa saat pemeriksaan dan untuk meningkatkan kualitas hidup. Penggunaan terapi obat anti glaukoma seringkali sulit dilakukan karena membutuhkan komitmen seumur hidup, selain itu efek dari obat tersebut seperti mata kering, alergi dan ketidakstabilan film air mata,kebocoran, endophthalmitis, katarak dan kebutaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.