Sukses

Puasa Idul Adha Tanggal Berapa? Ini Manfaat dan Keutamaannya

Menjalankan puasa sebelum Hari Raya Idul Adha merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Liputan6.com, Jakarta Menjalankan puasa sebelum Hari Raya Idul Adha merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Puasa sunnah sebelum Hari raya Idul Adha 2023 dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh berkah dari bulan Dzulhijjah.

Terlebih lagi, bulan ini termasuk dalam bulan yang diberkati oleh Allah SWT. Di dalam bulan ini terdapat ibadah yang menjadi penyeimbang dan penyelesaian dari rukun Islam, yaitu ibadah haji ke Baitullah.

Lalu puasa Idul Adha tanggal berapa? Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan waktu yang agung untuk melaksanakan amal kebajikan, seperti puasa. Dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Ibnu Umar RA, Nabi Muhammad SAW menyatakan,

"Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah)." (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir).

Dengan kata lain Puasa Idul Adha sebenarnya sudah bisa kita lakukan sejak masuk bulan Dzulhijjah. Sekarang hanya tinggal beberapa hari lagi sebelum hari Raya Idul Adha, lalu puasa sunnah apa saja yang masih bisa kita laksanakan? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (25/6/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Puasa Dzulhijjah

Puasa Dzulhijjah merupakan puasa sunnah yang senantiasa dilaksanakan oleh Rasulullah SAW sepanjang hidupnya. Puasa ini dilakukan selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yaitu mulai tanggal 1 hingga 7 Dzulhijjah. Dalam riwayat yang disampaikan oleh Hafshah RA, beliau menyatakan:

"Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu: puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari bulan Dzulhijjah, puasa 3 hari setiap bulan, dan sholat 2 rakaat sebelum sholat fajar (subuh)." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i).

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa puasa Idul Adha tanggal berapa jatuh pada 1-7 Dzulhijjah setiap tahunnya. untuk tahun ini, menurut kalender masehi 2023, puasa Dzulhijjah jatuh pada tanggal 19-25 Juni 2023.

Tata cara melaksanakan puasa Dzulhijjah pun sama dengan puasa Ramadhan, yang membedakan adalah niatnya. Karena ini adalah puasa sunnah, kita tidak harus berniat di malam harinya. Kita bisa berniat untuk melaksanakan puasa Dzulhijjah di siang harinya, selama dari imsak hingga kita berniat, kita belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Berikut bacaan niat puasa Dzulhijjah,

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala.

3 dari 5 halaman

Puasa Tarwiyah

Setelah menyelesaikan puasa sunnah Dzulhijjah, kita bisa melanjutkan dengan menjalankan puasa sunnah Tarwiyah. Puasa sunnah tarwiyah merupakan puasa Idul Adha yang dilaksanakan di hari ke-8 di bulan Dzulhijjah. . Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa puasa Tarwiyah memiliki keutamaan yang luar biasa, seperti puasa selama satu tahun penuh.

"Barangsiapa berpuasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan, untuk puasa pada hari Tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari Arafah seperti puasa dua tahun." (HR. Ali Al-Muairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, dan Ibnu Abbas).

Puasa Idul Adha Tanggal Berapa? Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, puasa sunnah tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah dalam penanggalan kalender hijriyah. Sedangkan pada penanggalan masehi tahun 2023, puasa Idul Adha, khususnya puasa tarwiyah, jatuh pada tanggal Senin, 26 Juni 2023. Berikut bacaan niat puasa Tarwiyah:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta'ala.

4 dari 5 halaman

Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa yang dikerjakan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, yakni tepat 1 hari menjelang Idul Adha. Disebut sebagai puasa Arafah karena puasa Idul Adha ini terkait dengan waktu dan tempat, bukan dengan waktu saja seperti umumnya puasa-puasa yang lain.

Waktu puasa Arafah ditandai ketika umat muslim yang sedang menunaikan ibadah haji sedang menjalankan rukun haji wukuf di Arafah. Karena itulah puasa Idul Adha ini disebut sebagai puasa Arafah.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, keutamaan puasa Arafah akan menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Rasulullah SAW bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim).

Puasa Idul Adha tanggal berapa? Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jika berdasarkan penanggalan Hijriyah, puasa Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah setiap tahunnya. Sedangkan berdasarkan penanggalan masei, tahun 2023 ini, puasa Arafah diperkirakan jatuh pada Selasa, 27 Juni 2023. Berikut bacaan niat puasa Arafah:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala.

Selain menjalankan puasa sebelum Idul Adha, sahabat hikmah juga bisa melakukan amalan shaleh lainnya seperti berdzikir, sholawat, hingga sedekah.

5 dari 5 halaman

Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah sebelum Idul Adha

Menjalankan puasa Tarwiyah dan Arafah sebelum Idul Adha adalah sunnah yang disebut memiliki keutamaan yang sangat besar. Bahkan keutamaan tersebut telah disinggung dalam hadis riwayat Abu Said Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, Rasulullah  bersabda,

“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.” (HR Bukhari Muslim).

Berikut adalah sejumlah keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah sebelum Idul Adha:

1. Pengampunan dosa selama setahun sebelumnya

Melaksanakan puasa Tarwiyah sebelum Hari Raya Idul Adha memiliki keutamaan untuk menghapus dosa-dosa yang dilakukan selama setahun sebelumnya. Penjelasan ini dapat ditemukan dalam karya ulama Malikiyah, Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah,

“Untuk mendorong puasa di hari Tarwiyah, telah diriwayatkan bahwa pahala puasa di hari Tarwiyah dapat menyamai pahala puasa setahun penuh. Ulama Malikiyah menegaskan bahwa puasa di hari Arafah dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.”

2. Mendapatkan pahala sebanding dengan pahala yang diperoleh oleh Nabi Ayyub

Keutamaan melaksanakan puasa Tarwiyah sebelum Hari Raya Idul Adha berikutnya adalah mendapatkan pahala yang sebanding dengan pahala yang diperoleh oleh Nabi Ayyub. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam karya Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafais,

“Barangsiapa yang berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayyub alaihissalam atas musibahnya. Barangsiapa yang berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa alaihissalam.”

3. Penghapusan dosa selama setahun lalu dan yang akan datang

Keutamaan ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dalam kitab Imam Muslim, di mana puasa Arafah memiliki keistimewaan untuk menghapus dosa-dosa selama setahun lalu dan yang akan datang.

"Dan Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa di hari Arafah. Maka, Rasulullah bersabda, 'Puasa ini dapat menebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang.'" (HR. Muslim)

4. Terhindar dari siksa api Neraka

Keutamaan ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW, di mana melaksanakan puasa Arafah memberikan keistimewaan untuk terbebas dari siksa api Neraka.

“Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba-hamba dari api Neraka lebih banyak daripada pada hari Arafah.” (HR. Muslim)

5. Doa yang paling baik

Keutamaan ini juga sejalan dengan sabda Rasulullah SAW, di mana melaksanakan puasa Arafah memberikan kesempatan untuk mendoakan yang terbaik.

“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan, sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para nab sebelumku adalah ucapan ‘La ilaaha illallaah wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli sya-in qadiir’ (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah, kecuali Allah semata. Tidak ada sekutu bagiNya. MilikiNya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi)

6. Memperkuat ikatan dengan Allah

Puasa pada hari Arafah dapat memperkuat ikatan seseorang dengan Allah, karena merupakan bentuk ibadah yang menunjukkan ketaatan dan ketulusan hati. Melalui puasa ini, seseorang dapat memperdalam rasa taqwa dan memperkuat hubungannya dengan Allah.

Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesiapa yang berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan membebaskannya dari neraka.'" (HR. Tirmidzi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.