Sukses

Bullying adalah Tindakan Penindasan, Ini Penyebab dan Jenis-Jenisnya

Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI menjelaskan istilah bullying adalah dalam bahasa Indonesia sebagai tindakan penindasan atau risak. Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terus menerus.

Dalam hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014 menyebutkan, hampir setiap sekolah di Indonesia ada kasus bullying, meski hanya bullying verbal dan psikologis/mental. Statistik kasus pengaduan anak di sektor pendidikan pada tahun 2011 terdapat 61, tahun 2012 terdapat 130 kasus, tahun 2013 terdapat 91 kasus, tahun 2014 terdapat 87 kasus.

Tindakan bullying adalah bagian dari perilaku agresi, seperti ejekan, hinaan, dan ancaman. Para ahli mengungkap bullying adalah akan selalu melibatkan ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih lanjut, dan teror. Bullying adalah umumnya disengaja hingga menyebabkan cedera fisik dan psikologi.

“Bullying adalah seperangkat tingkah laku yang dilakukan secara sengaja dan menyebabkan kecederaan fisik serta psikologikal yang menerimanya. Sehingga dapat diartikan bahwa pelaku bullying ini menyerang korban secara sadar dan sengaja tanpa memikirkan kondisi korban,” jelas ahli bidang ini Smith dan Thompson dalam Yusuf & Fahrudin (2012).

Berikut Liputan6.com ulas tentang bullying adalah tindakan penindasan lebih dalam, Selasa (16/11/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pengertian Bullying Menurut Para Ahli

1. Olweus (1997)

Bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman/terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang yang ditandai dengan adanya ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban.

2. Siswati dan Widayanti (2009)

Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi. Seperti ejekan, hinaan, dan ancaman seringkali merupakan sebagai suatu pancingan yang dapat mengarah ke agresi.

3. Coloroso

Bullying adalah akan selalu melibatkan adanya ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih lanjut, dan teror.

4. Smith dan Thompson

Bullying adalah seperangkat tingkah laku yang dilakukan secara sengaja dan menyebabkan kecederaan fisik serta psikologikal yang menerimanya. Sehingga dapat diartikan bahwa pelaku bullying ini menyerang korban secara sadar dan sengaja tanpa memikirkan kondisi korban.

5. Riauskina, Djuwita, dan Soesetio

Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

3 dari 5 halaman

Sisi Psikologis Korban dan Pelaku Bullying

Sisi Psikologis Korban Bullying

1. Perasaan malu karena obyek yang di-bully terkait dengan fisik termasuk area seksual korban.

Korban memilih bungkam karena malu kondisi yang menimpanya diketahui publik.

2. Pertimbangan kondisi ekonomi dan tanggung jawab pada keluarga yang membuat korban tidak bertindak.

Hal ini membuat korban memilih "rasa aman" dengan cara diam sementara waktu dan menunggu saat yang tepat baginya untuk bertindak.

3. Pertimbangan sosial demi menjaga perasaan keluarga.

Korban tak mau orang-orang terdekatnya turut merasakan malu. Namun, tanpa disadari kondisi ini menimbulkan tekanan psikologis yang lebih luas pada mental korban.

4. Panjangnya proses pelaporan korban bullying mendatangkan tekanan pada psikis korban dan keluarga. Terlebih jika pelaku tidak dapat segera diberikan hukuman.

Sisi Psikologis Pelaku Bullying

1. Lingkungan pelaku mendukung untuk melakukan bullying pada seseorang yang baru bergabung dengan tujuan memberikan tekanan psikologis agar lebih patuh pada pelaku.

2. Budaya atau iklim tempat kerja yang sudah terbentuk bahwa mem-bully karyawan baru merupakan salah satu hal yang 'diperbolehkan'.

3. Sistem dan kebijakan peraturan kerja yang kurang memberikan perlindungan terhadap kenyamanan kerja karyawan masih rendah sehingga terbangun siapa yang kuat dia yang menang.

4. Bullying adalah perilaku toxic yang dapat menular dengan cepat disekitarnya.

4 dari 5 halaman

Penyebab Perilaku Bullying

1. Faktor Keluarga

Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang kurang harmonis, orang tua yang terlalu emosional dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya dapat menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang salah satunya perilaku bullying.

2. Faktor Teman Sebaya

Perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide baik secara aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan.

3. Faktor Media Massa

Anak-anak maupun remaja merupakan kelompok yang paling mudah untuk dipengaruhi, sebab mereka sedang mencari jati diri sehingga mereka sangat mudah meniru atau mencontoh apa yang dilihat. Seperti pada film atau sinetron yang berisi adegan kekerasan dan sebagainya.

5 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Bullying

1. Penindasan Langsung

Melibatkan tindakan fisik seperti meninju atau menendang atau tindakan verbal langsung seperti menyebut nama dan menghina.

2. Penindasan Terselubung

Bullying yang tidak mudah dilihat oleh orang lain dan dilakukan di luar pandangan, seperti mengeluarkan orang dari kelompok atau menyebarkan kebohongan atau rumor. Karena kurang jelas, sering kali tidak disadari oleh orang dewasa.

3. Penindasan Maya

Penggunaan teknologi informasi atau komunikasi seperti pesan Instan atau obrolan, pesan teks, email, dan situs atau forum jejaring sosial. Ini memiliki banyak kesamaan dengan penindasan offline, tetapi juga bisa anonim, dapat menjangkau khalayak luas, dan materi yang dikirim atau diunggah bisa sulit untuk dihapus. Kebanyakan orang yang melakukan penindasan maya juga melakukan penindasan secara offline. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.