Sukses

11 Penyebab Usus Buntu, Jangan Sering Nahan Kentut

Penyebab usus buntu ini sering dilakukan dan masih jarang disadari.

Liputan6.com, Jakarta Usus buntu merupakan kondisi ketika ada peradangan dari apendiks. Peradangan apendiks ini bisa terjadi karena berbagai macam faktor. Faktor inilah yang akan menjadi penyebab usus buntu.

Terlepas dari penyebab usus buntu, dari semua kalangan usia bisa mengalaminya. Hanya saja, yang paling sering dan berisiko adalah mereka yang berusia 18-35 tahun. Begitu juga sangat jarang ditemui pada anak usia di bawah 2 tahun.

Mengenali penyebab usus buntu ini penting sekali dilakukan. Pasalnya, tak ada cara lain selain operasi pengangkatan untuk penyembuhannya. Jadi, daripada harus mengalaminya dulu dan dioperasi, lebih baik hindari penyebabnya sejak dini.

Berikut Liputan6.com ulas penyebab usus buntu dari berbagai sumber, Selasa (8/9/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Penyebab Usus Buntu

Makanan Pedas

Biji cabai yang tidak hancur memang dapat menyumbat usus dalam jangka waktu panjang, dan akhirnya menjadi penyebab usus buntu. Meski begitu, makanan pedas bukanlah masalah utamanya.

Makan makanan pedas seperti cabai, paprika pedas, atau saus sambal dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Beberapa orang akan merasakan sakit parah di daerah antara tulang dada dan pusar, disertai mual.

Kondisi usus buntu tidak akan pergi dengan sendirinya kecuali ada bantuan perawatan medis. Jika merasa rentan terhadap gangguan pencernaan yang menyakitkan setelah makan pedas, jangan ragu untuk membatasi.

Makanan Dibakar

Mengonsumsi makanan yang dibakar juga dapat menjadi penyebab usus buntu. Makanan yang diolah dengan cara dibakar di atas arang.

Hal ini akan membuat makanan tersebut mengandung zat karsinogen yang dapat memicu terjadinya radang usus buntu bahkan hingga kanker.

Untuk menghindari risiko ini lebih baik segera mengurangi konsumsinya. Makanan yang dibakar ini seperti sate, ayam bakar, ikan bakar atau yang lainnya.

3 dari 7 halaman

Penyebab Usus Buntu

Tidak Mengunyah Halus

Makanan yang tersumbat dalam usus adalah salah satu penyebab usus buntu. Potongan kecil makanan dapat memblokir permukaan rongga yang membentang di sepanjang usus buntu. Hingga pembengkakan dan pembentukan nanah bisa terjadi karenanya.

Potongan kecil makanan yang menyumbat permukaan akan membuat bakteri terbentuk di dalam usus buntu. Jika tidak diobati, radang akan menyebabkan usus buntu pecah dan menyebarkan bakteri ke seluruh tubuh. Jadi, sebelum menelannya pastikan makanan yang dikonsumsi sudah terkunyah halus.

Setelah dikunyah di mulut, makanan akan lantas dihancurkan oleh enzim. Pastikan untuk mulai memerhatikan pola makan yang benar agar terhindar dari masalah usus buntu. Kunyah paling tidak 33 kali agar makanan benar-benar halus.

Polusi Udara

Polusi udara yang dihirup di jalan raya bisa menjadi penyebab usus buntu. Hal ini dipaparkan oleh sebuah penelitian pada tahun 2013 yang dimuat dalam Enviromental Health Perspectives.

Diungkap bahwa polusi udara dan ozon yang dihasilkan oleh kegiatan manusia sehari-hari. Hal ini pun dapat meningkatkan resiko orang terkena apendisitis atau penyakit usus buntu.

Oleh sebab itu, sudah sebaiknya umat manusia dapat menjaga alam. Kemudian dapat mengurangi timbulnya polusi yang berasal dari aktivitas manusia sehari-hari.

Infeksi Virus

Dr. Edward Livingston, kepala Operasi GI endokrin di UT Southwestern, menyatakan penyebab usus buntu mungkin saja disebabkan oleh infeksi virus.

Hanya saja penyebab atau infeksi yang belum ditentukan. Hasil ini tertuang dalam sebuah makalah yang terbit di Archives of Surgery edisi Januari tahun 2010.

Para peneliti juga menemukan kecenderungan peningkatan kasus usus buntu selama musim panas. Meski begitu, belum ditemukan hubungan sebab-akibat pasti antara kedua faktor ini

4 dari 7 halaman

Penyebab Usus Buntu

Makanan Rendah Serat

Sering mengonsumsi makanan yang rendah serat dapat meningkatkan risiko radang usus buntu. Menurut penelitian, terhadap hampir dua ribu orang anak di Yunani, mereka mengalami radang usus buntu karena asupan serat yang diterimanya rendah.

Dalam studi kasus lainnya yang dilakukan di Amerika Serikat, ditemukan bahwa anak-anak yang memiliki persentase asupan serat lebih dari 50% memiliki risiko 30% lebih rendah terkena radang usus buntu, dibandingkan dengan anak yang jarang makan serat.

Selain itu, konsumsi gula dan makanan manis yang besar dapat menyebabkan sembelit dan meningkatkan pemaparan infeksi, yang pada akhirnya menjadi penyebab usus buntu.

Menahan Kentut

Menahan kentut memang terkadang menjadi pilihan bagi mereka yang pemalu. Padahal menahan kentut bisa membahayakan kesehatan organ pencernaan, salah satunya menjadi penyebab usus buntu.

Orang yang sering menahan kentut, membuat gas akan tertahan pada saluran pencernaan usus. Hingga membuat apendiks menjadi bengkak dan meradang.

Hal ini bisa mengakibatkan dinding usus menjadi tipis dan akan lebih rentan terjadi peradangan dan pembengkakan pada rongga usus buntu. Maka dari itu, ini menjadi salah satu kebiasaan buruk yang perlu segera dihindari.

5 dari 7 halaman

Penyebab Usus Buntu

Makan Gorengan

Sering mengonsumsi makanan yang digoreng juga merupakan kebiasaan yang tidak baik bagi tubuh. Segala macam makanan yang digoreng mempunyai zat karsinogen yang berbahaya bagi tubuh.

Lebih lagi jika makanan gorengan ini sering dikonsumsi sehari-hari. Oleh karena itu, kebiasaan ini perlu dihindari atau setidaknya dikurangi sedikit demi sedikit. Makanan yang lebih sehat bisa didapatkan dari makanan rebus atau kukus.

Fakta menyebutkan bahwa mengonsumsi daging kalengan atau berbagai jenis daging instan yang dijual di pasaran tidak baik untuk dikonsumsi sehari-hari. Sama seperti makanan yang digoreng atau dibakar, daging kalengan ini menyimpan zat karsinogen yang mampu memicu terjadinya radang pada usus buntu.

Jajan Sembarangan

Bagi kamu yang sering membeli jajanan sembarangan, perlu berhati-hati. Pasalnya jajanan yang biasa dijual bebas di pinggir-pinggir jalan tidak terjaga kebersihannya, sehingga rentan tercampur oleh debu, polusi juga bakteri yang tersebar bebas.

Bakteri yang menempel pada jajanan tersebut bisa menjadi penyebab usus buntu, karena memicu terjadinya peradangan dan pembengkakan pada rongga usus buntu. Maka dari itu, perlu menghindari konsumsi makanan atau jajanan yang tidak higienis.

6 dari 7 halaman

Penyebab Usus Buntu

Penyumbatan

Penyebab usus buntu yang paling umum adalah adanya sumbatan pada usus buntu. Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh feses, benda asing, atau bahkan sel kanker.

Penyumbatan ini kemudian dapat menjadi rumah baru bagi bakteri untuk berkembang biak. Hal ini lama kelamaan dapat mengakibatkan usus buntu jadi meradang, bengkak, dan dipenuhi dengan nanah.

Penyumbatan ini pun bisa bersifat sebagian atau seluruh menutupi saluran usus buntu. Bila penyumbatan menutup keseluruhan rongga usus buntu, ini perlu dioperasi.

Genetik

Selain karena penyumbatan oleh feses maupun benda asing, faktor genetik ternyata turut ikut ambil bagian sebagai penyebab usus buntu akut. Sebanyak 56 persen penyebab usus buntu merujuk pada faktor genetik.

Risiko usus buntu pada anak yang setidaknya terikat darah dengan satu anggota keluarga inti yang punya riwayat usus buntu (aktif atau sudah pernah diobati), meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga bebas usus buntu.

Penyebab usus buntu akut diturunkan oleh keluarga dilaporkan terkait dengan sistem HLA (antigen leukosit manusia) dan golongan darah. Mereka juga menemukan bahwa golongan darah A memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami usus buntu daripada golongan O.

 

7 dari 7 halaman

Gejala Usus Buntu

1. Nyeri tumpul di area pusar atau perut bagian atas yang semakin ‘tajam’ dan konstan ketika berpindah ke area perut kanan bawah; biasanya ini merupakan gejala yang pertama kali timbul

2. Hilangnya nafsu makan

3. Mual dan/atau muntah segera setelah nyeri perut mulai terasa

4. Demam ringan hingga sedang (37.2-38.9 oC)

5. Sulit buang angin

6. Nyeri tumpul atau tajam di area perut atas atau bawah, punggung, atau rektum

7. Nyeri saat buang air kecil

8. Muntah sebelum nyeri perut muncul

9. Kram perut yang hebat

10. Diare atau konstipasi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.