Liputan6.com, Jakarta - Euforia atau dikenal juga sebagai euphoria artinya dalam bahasa Indonesia adalah perasaan senang dan bahagia yang berlebihan. Ketika seseorang mengalami euphoria artinya, mereka merasakan tingkat kegembiraan yang melampaui batas yang wajar.
Baca Juga
Advertisement
Sensasi euphoria bisa terjadi ketika seseorang mencapai suatu pencapaian penting atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan dengan sangat memuaskan.
Perasaan senang dan bahagia yang berlebihan menjadi ciri khas dari gejala euphoria. Gejala euphoria lainnya meliputi perasaan gelisah yang meningkat, kecemasan yang dialami, munculnya halusinasi, rasa disorientasi, kebingungan yang dirasakan, perasaan paranoid, serta perubahan suasana hati yang terjadi.
Ketika seseorang mengalami euphoria artinya, mereka merasakan kebahagiaan yang sangat besar dan tak terkendali. Catatan pentingnya, euphoria dapat menjadi salah satu gejala dari sejumlah gangguan kesehatan atau gangguan mental. Dalam kehidupan sehari-hari, euphoria dipengaruhi oleh beberapa hal. Penyebab euphoria adalah musik, olahraga, obat-obatan, seks, dan kondisi hipoksia.
Secara keseluruhan, euphoria menggambarkan perasaan senang dan bahagia yang melebihi batas yang wajar. Agar lebih memahami, simak penjelasan lengkapnya.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang euphoria artinya, gejala, dan penyebabnya, Jumat (19/5/2023).
Senang dan Bahagia Berlebihan
Euphoria artinya euforia yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia. Menurut Pustaka Digital Indonesia, euphoria memiliki dua arti yang berbeda. Pertama, perasaan senang yang berlebihan.
Ketika seseorang mengalami euphoria, mereka merasakan kegembiraan yang luar biasa dan memiliki tingkat kebahagiaan yang meningkat secara signifikan. Sensasi ini seringkali terjadi saat seseorang mencapai suatu prestasi penting atau mendapatkan hal-hal yang diinginkan.
Kedua, euphoria artinya perasaan bahagia yang berlebihan. Ketika seseorang mengalami euphoria, artinya mereka merasakan kebahagiaan yang begitu besar sehingga melebihi tingkat normal.
Psikologi Universitas Medan Area atau UMA, dijelaskan bahwa secara harfiah euphoria artinya sebagai kebahagiaan yang ekstrem dalam situasi tertentu, bahkan melebihi kewajaran. Menurut ilmu psikologi, euphoria artinya peningkatan suasana hati dan kebahagiaan yang tidak sesuai dengan kondisi empiris yang sebenarnya.
Ketika mengalami euphoria, seseorang akan merasakan peningkatan perasaan bahagia yang sangat positif dan berlebihan. Perasaan bahagia ini ditunjukkan dalam tingkat yang hiperbolik dan di luar batas wajar jika dibandingkan dengan perasaan senang yang umumnya dialami.
Biasanya, euphoria terjadi karena pengalaman yang sangat positif, seperti kemenangan dalam sebuah pertandingan atau mendapatkan kabar gembira yang tidak terduga. Euphoria juga bisa timbul sebagai respons terhadap kejutan yang menyenangkan atau perasaan kepuasan setelah melewati masa sulit.
Gejala euphoria meliputi perasaan gelisah yang meningkat, kecemasan yang dialami, munculnya halusinasi, rasa disorientasi, kebingungan yang dirasakan, perasaan paranoid, serta perubahan suasana hati yang terjadi.
Meski demikian, UMA menegaskan bahwa euphoria juga dapat menjadi salah satu gejala dari sejumlah gangguan kesehatan atau gangguan mental. Penting untuk mengenali bahwa euphoria artinya bukanlah kondisi yang stabil dan dapat berhubungan dengan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian dari para profesional.
Advertisement
Penyebabnya
Euphoria dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk musik, olahraga, obat-obatan, seks, dan kondisi hipoksia. Ini penyebab euphoria yang dimaksudkan melansir dari Medindia:
- Musik adalah salah satu stimulus abstrak yang memiliki kemampuan untuk merangsang perasaan euphoria, meningkatkan rasa kesenangan, dan membangkitkan gairah. Ketika mendengarkan musik yang disukai, rangsangan tersebut dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan terjadinya euphoria.
- Selain itu, olahraga juga dapat menjadi penyebab euphoria. Aktivitas olahraga yang berkelanjutan, seperti aerobik atau lari jarak jauh, dapat menyebabkan munculnya euphoria yang sering disebut sebagai "runner's high." Selama berolahraga, tubuh mengalami peningkatan aliran darah dan produksi endorfin, yang pada gilirannya dapat memicu perasaan euphoria dan kebahagiaan yang tinggi.
- Penggunaan obat-obatan psikedelik juga dapat menghasilkan keadaan euphoria. Mekanisme kerjanya tergantung pada pengaruh stimulasi pada pusat otak yang mengatur sekresi dopamin. Efek obat ini dapat meningkatkan suasana hati dan menyebabkan sensasi euphoria yang intens.
- Selain itu, penyebab euphoria juga dapat dialami selama aktivitas seksual. Ketika terjadi rangsangan seksual, terjadi stimulasi pada pusat kesenangan di sistem limbik otak, yang dapat menghasilkan perasaan euphoria dan kepuasan yang tinggi.
- Selain faktor-faktor di atas, penyebab euphoria juga bisa dipengaruhi hipoksia, yaitu kondisi di mana tubuh kekurangan oksigen. Misalnya, ketika seseorang disengaja menahan napas dalam waktu singkat atau mengalami situasi hipoksia yang tidak disengaja, seperti mencekik, otak dapat mengalami kekurangan oksigen yang dapat memicu timbulnya perasaan euphoria.
Namun, perlu diingat bahwa tindakan yang berhubungan dengan hipoksia, seperti mencekik, adalah perilaku yang sangat berisiko dan dapat berujung pada kematian jika tidak dilakukan dengan hati-hati.
Selain itu, perasaan takut akan ketinggian juga dapat menyebabkan timbulnya euphoria pada beberapa individu, meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami.