Sukses

Konsumtif adalah Perilaku Berlebihan, Kenali Tandanya

Perilaku konsumtif berkembang pesat di kalangan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Konsumtif adalah suatu perilaku yang kini sering ditemui. Di era modern ini, perilaku konsumtif berkembang pesat di kalangan masyarakat. Perilaku konsumtif adalah kebiasaan yang sangat terkait dengan pemborosan.

Konsumtif adalah wujud dari konsumerisme. Konsumerisme merupakan ideologi yang menjadikan seseorang menggunakan sesuatu secara berlebihan. Konsumtif adalah perilaku yang perlu dihindari.

Terkadang konsumtif adalah perilaku yang bisa menyebabkan obsesi berlebihan. Biasanya orang konsumtif tidak memikirkan dampak jangka panjang dari pemborosannya. Konsumtif adalah perilaku yang bisa menghancurkan ekonomi.

Efek konsumtif adalah tak hanya pada ekonomi, tapi juga bisa meluas ke lingkungan. Berikut pengertian konsumtif, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat(29/10/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Pengertian konsumtif secara umum

Konsumtif adalah kecenderungan untuk mengonsumsi atau sering menggunakan segala sesuatu secara boros. Konsumtif adalah wujud dari konsumerisme. Perilaku konsumtif digambarkan sebagai orang yang cenderung membeli produk lebih dari apa yang benar-benar mereka butuhkan.

Konsumtif berkaitan dengan kegiatan individu untuk mengonsumsi suatu barang karena rangsangan. Perilaku konsumtif didasarkan pada sifat manusia sebagai makhluk yang tidak pernah puas.

3 dari 7 halaman

Pengertian konsumtif menurut ahli

Peter & Paul

Perilaku konsumtif adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi perilaku dan kejadian sekitar lingkungan dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka.

Engel, Blackwell, & Miniard

Menurut Engel, Blackwell, & Miniard, konsumtif adalah tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

Dahlan

Menurut Dahlan, konsumtif adalah suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesarbesarnya, serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata.

Lubis

Perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf tidak tifak rasional lagi.

Setiaji

Setiaji mendefinisikan konsumtif sebagai kecenderungan seseorang berperilaku berlebihan dalam membeli sesuatu atau membeli secara tidak terencana. Sebagai akibatnya mereka kemudian membelanjakan uangnya dengan membabi buta dan tidak rasional, sekedar untuk mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat menjadi simbol keistimewaan.

4 dari 7 halaman

Konsumerisme

Konsumtif adalah istilah yang berkaitan dengan konsumerisme. Konsumerisme adalah ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok yang menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan, tanpa sadar dan berkelanjutan.

Dalam penggunaan umum, konsumerisme mengacu pada kecenderungan orang yang hidup dalam ekonomi kapitalis untuk terlibat dalam gaya hidup materialisme berlebihan yang berkisar pada konsumsi berlebihan yang refleksif, boros, atau mencolok. Konsumerisme adalah teori bahwa individu yang mengonsumsi barang dan jasa dalam jumlah besar akan lebih baik.

 

5 dari 7 halaman

Tanda perilaku konsumtif

Membeli lebih dari yang direncanakan

Jika kamu membuat rencana tentang apa yang perlu dibeli tetapi secara konsisten kembali dengan lebih dari yang diperkirakan, maka kamu telah jatuh dalam perangkap konsumerisme.

Kehabisan ruang penyimpanan

Tanda perilaku konsumtif adalah ketika kamu mulai kehabisan ruang penyimpanan untuk barang-barang. Ini artinya, ada banyak barang yang sudah kamu beli dan menandakan sebuah sifat konsumtif.

Keliru membeli

Kamu juga sering keliru membeli barang-barang yang sudah dimiliki. Jika kamu mendapatkan sesuatu hanya untuk menyadari bahwa kamu sudah memilikinya, maka kamu mungkin berada jauh di dalam siklus konsumerisme.

6 dari 7 halaman

Tanda perilaku konsumtif

Membeli barang secara kredit

Jika kamu strategis dan disiplin, kamu dapat membeli barang dengan kartu kredit untuk mendapatkan poin dan keuntungan. Namun, jika sebaliknya, maka kamu rentan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mampu dibeli.

Terus-menerus melampaui anggaran

Terkadang, kamu salah memperkirakan berapa banyak yang harus dibelanjakan setiap bulan. Tetapi jika menetapkan anggaran yang realistis dan ternyata masih menghabiskannya, maka kamu mungkin telah memiliki perilaku konsumtif.

Menyesali pembelian

Tanda paling jelas bahwa kamu memiliki kebiasaan konsumtif adalah menyesali barang yang dibeli. Penyesalan pembeli adalah perasaan yang luar biasa dan ingin dihindari.

7 dari 7 halaman

Cara mencegah perilaku konsumtif

Berhenti meniru orang lain

Hanya karena tetangga, teman sekelas, dan teman mengejar gaya hidup tertentu, tidak berarti kamu juga perlu melakukannya. Jjika kamu berpikir akan lebih bahagia dengan mengikuti semua tren terbaru di masyarakat, kamu salah. Tanyakan saja kepada siapa saja yang telah berhenti.

Pahami kelemahan

Kenali titik pemicu konsumtif. Apakah ada toko tertentu yang mendorong pembelian yang tidak perlu dalam hidup? Apakah ada produk, kecanduan, atau pola harga (penjualan izin) yang meminta respons otomatis darimu? atau mungkin ada emosi tertentu (sedih, kesepian, duka) yang menimbulkan konsumsi mindless. Identifikasi, kenali, dan pahami kelemahan ini.

Carilah makna dari produk yang dibeli

Beli hanya apa yang kamu butuhkan. Hanya karena kamu dapat membeli sesuatu bukan berarti kamu harus membeli.

Hitung biaya tersembunyi dari setiap pembelian

Seringkali, ketika membeli suatu barang, pembeli hanya melihat harga stikernya saja. Tapi ini jarang biaya penuh.

Uji batas

Bereksperimenlah dengan tantangan tanpa belanja. Pergi 30 hari tanpa belanja, 60 hari tanpa mengunjungi mal, atau 120 hari tanpa membeli pakaian.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.