Sukses

9 Contoh Kultum Akhir Ramadhan, Memaksimalkan Ibadah di 10 Hari Terakhir

Menyampaikan kultum akhir Ramadhan adalah motivasi memaksimalkan ibadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Liputan6.com, Jakarta - Kultum akhir Ramadhan memiliki peran penting sebagai pengingat dan motivator untuk memaksimalkan ibadah di bulan suci ini. Kultum dapat menyampaikan pesan-pesan agama yang mendorong umat muslim untuk menjalani ibadah dengan penuh keikhlasan, ketaqwaan, dan kesadaran akan pentingnya memperbaiki diri.

Menyampaikan kultum akhir Ramadhan dapat memberikan arahan praktis tentang bagaimana memaksimalkan ibadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, yang merupakan waktu yang istimewa dengan potensi pahala yang besar. Seperti tata cara beribadah dan amalan-amalan yang dianjurkan di 10 hari terakhir Ramadhan.

Lalu, mengingatkan umat muslim tentang pentingnya meraih malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Memberikan pemahaman tentang nilai dan keutamaan malam Lailatul Qadr, sehingga umat muslim bisa meningkatkan ibadah di malam-malam terakhir Ramadhan, seperti berdoa, berdzikir, dan memohon ampunan Allah SWT.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam contoh kultum akhir Ramadhan beserta dalilnya yang dimaksudkan, Rabu (19/4/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Itikaf Akhir Ramadhan

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya yang mulia.

Tema yang akan kita angkat pada kesempatan kali ini adalah tentang amalan sunnah di akhir bulan Ramadhan yang sangat dianjurkan, yaitu beritikaf. Beritikaf adalah ibadah yang dilakukan dengan tinggal di masjid atau tempat yang telah ditentukan untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala selama beberapa hari dalam bulan Ramadhan.

Salah satu dalil yang menunjukkan keutamaan beritikaf di akhir bulan Ramadhan adalah hadis yang diriwayatkan oleh Dailami, "Barangsiapa yang beritikaf dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala) maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu." Hadis ini menunjukkan bahwa beritikaf di akhir bulan Ramadhan merupakan amalan yang sangat dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pertama-tama, beritikaf di akhir bulan Ramadhan adalah bentuk ibadah yang menunjukkan kecintaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan beritikaf, kita secara sukarela mengisolasi diri kita dari dunia luar dan menghabiskan waktu kita untuk beribadah kepada Allah dengan memperbanyak dzikir, bacaan Al-Qur'an, doa, serta merenungkan makna ibadah kita. Dengan demikian, kita menunjukkan kepada Allah bahwa kita sungguh-sungguh mencintai-Nya dan ingin mendekatkan diri kepada-Nya.

Seperti yang diriwayatkan dalam hadis Ibnu Majah, "Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah menjelaskan berkaitan dengan orang yang beritikaf: "Ia berdiam diri dari dosa-dosa dan dialirkan baginya kebaikan seperti orang yang melakukan semua kebaikan."

Kedua, beritikaf di akhir bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dan memperbanyak ibadah. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, dan di akhir bulan tersebut terdapat malam yang sangat istimewa, yaitu malam Lailatul Qadar, yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Dengan beritikaf di akhir bulan Ramadhan, kita dapat memanfaatkan momen ini untuk memperbanyak amal ibadah kita, berdoa, dan bertaubat, serta meraih keberkahan dan ampunan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ketiga, beritikaf di akhir bulan Ramadhan juga dapat menjadi sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa. Hadis yang menjadi dalil kultum ini menyebutkan bahwa barangsiapa yang beritikaf dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni. Oleh karena itu, beritikaf di akhir bulan Ramadhan dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk memohon ampunan kepada Allah dan membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah kita perbuat, serta memperoleh pengampunan-Nya.

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Keempat, beritikaf di akhir bulan Ramadhan juga dapat membantu kita untuk memperkuat iman dan meningkatkan hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan menghabiskan waktu dalam beritikaf, kita dapat lebih fokus dalam beribadah dan merenungkan makna ibadah kita. Hal ini dapat membantu kita untuk merenungkan tentang kebesaran Allah, mengenang nikmat-nikmat-Nya, serta memperdalam pemahaman kita tentang agama Islam. Dengan demikian, beritikaf di akhir bulan Ramadhan dapat membantu kita untuk memperkuat iman kita dan mendekatkan diri kita kepada Allah.

Namun, perlu diingat bahwa beritikaf bukanlah ibadah yang diwajibkan, tetapi merupakan ibadah sunnah. Oleh karena itu, kita harus melakukannya dengan penuh keimanan, ikhlas, dan mengharap pahala dari Allah semata, bukan untuk mencari popularitas atau pujian dari manusia. Beritikaf juga harus dilakukan dengan mengikuti tata cara yang sesuai dengan ajaran agama Islam, serta memperhatikan adab-adab beritikaf, seperti menjaga kesucian masjid, berperilaku baik, dan menjaga kerukunan dengan sesama jamaah yang juga beritikaf.

Di akhir bulan Ramadhan, ketika kita merasa lelah atau terkadang kurang semangat dalam menjalani ibadah, beritikaf dapat menjadi bentuk penyegaran spiritual bagi kita. Dengan merenungkan makna hadis tentang keutamaan beritikaf di akhir bulan Ramadhan, kita dapat memotivasi diri kita sendiri untuk beritikaf dengan penuh keimanan, harapan, dan kesungguhan dalam mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Demikianlah, semoga kita semua dapat memahami dan mengamalkan sunnah beritikaf sebagai bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam, serta mendapatkan ampunan dan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Aamiin.

2. Kemuliaan Malam Lailatul Qadar

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Hari ini, kita akan membahas sebuah topik yang sangat istimewa, yaitu tentang cara meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar, malam yang penuh berkah dalam bulan Ramadhan. Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa di mana pahala ibadah yang dilakukan dalam malam ini lebih besar daripada ribuan bulan. Oleh karena itu, meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar merupakan dambaan setiap muslim yang ingin mendapatkan keberkahan dan ampunan di bulan Ramadhan.

Dalil yang menunjukkan keutamaan dan kemuliaan malam Lailatul Qadar adalah dalam Al-Qur’an, Surat Al-Qadr, ayat 1:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadar."

Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur’an, kitab suci umat Islam, diturunkan oleh Allah SWT pada malam Lailatul Qadar. Hal ini menunjukkan betapa mulianya malam tersebut dan betapa besar keberkahannya.

Selain itu, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ"

"Barangsiapa yang melakukan qiyam (sholat malam) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh iman dan harapan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni."

Hadits ini menunjukkan bahwa meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar dapat dilakukan dengan melakukan ibadah qiyam atau sholat malam, dengan penuh iman dan harapan pahala dari Allah SWT. Dengan melakukan ibadah ini, dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni oleh Allah SWT.

Maka, bagaimana cara meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar? Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kita ikuti:

Meningkatkan kualitas ibadah: Meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar memerlukan ibadah yang berkualitas tinggi. Kita bisa memperbanyak sholat malam, membaca Al-Qur’an, berdoa, berzikir, dan beribadah lainnya dengan penuh khusyuk, ikhlas, dan harapan pahala dari Allah SWT.

Berdoa dan memohon ampunan: Malam Lailatul Qadar adalah waktu yang sangat istimewa untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Kita bisa menghadapkan diri kita kepada Allah dengan rendah hati, memohon ampunan atas dosa-dosa kita, dan memohon keberkahan serta ampunan-Nya dalam doa-doa kita. Doa pada malam Lailatul Qadar memiliki keistimewaan tersendiri, sehingga kita harus memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Meningkatkan amal kebaikan: Selain ibadah, kita juga bisa meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar dengan melakukan amal kebaikan. Memberikan sedekah, menolong sesama, berbuat baik kepada orang tua, menjaga hubungan silaturahmi, dan melakukan amal-amal kebaikan lainnya merupakan bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam malam Lailatul Qadar.

Menghindari maksiat dan dosa: Malam Lailatul Qadar adalah waktu yang sangat berharga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus menjauhi segala bentuk maksiat dan dosa, serta berusaha untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak ibadah kita. Kita harus menjaga hati, pikiran, dan perilaku kita agar tetap dalam kesucian dan kebersihan.

Bersabar dan beristiqamah: Meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar memerlukan kesabaran dan ketekunan dalam ibadah. Kita harus berusaha untuk konsisten dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadhan, termasuk dalam malam Lailatul Qadar. Kita tidak boleh putus asa atau merasa lelah, melainkan harus tetap bersemangat dan beristiqamah dalam menjalankan ibadah.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut dan melibatkan hati dan jiwa kita dalam ibadah, Insya Allah kita dapat meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan keberkahan dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, khususnya pada malam Lailatul Qadar. Amin.

Demikianlah, semoga kita semua dapat memanfaatkan malam Lailatul Qadar dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan ampunan, rahmat, serta berkah dari Allah SWT. Terima kasih telah hadir dan mendengarkan kultum ini. Wallahu a'lam bishawab. Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

3. Menjaga Sholat Malam Setelah Ramadhan

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan kita nikmat berupa bulan Ramadhan sebagai bulan penuh ampunan dan rahmat. Bulan Ramadhan telah berlalu, namun kita tidak boleh berhenti dalam beribadah kepada Allah. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dipertahankan setelah Ramadhan adalah sholat malam atau sholat tahajjud. Sholat malam memiliki banyak keutamaan dan manfaat, sebagaimana yang diajarkan dalam ajaran agama Islam dan terdapat dalil-dalil yang menguatkan pentingnya menjaga sholat malam setelah Ramadhan.

Salah satu dalil yang menguatkan pentingnya menjaga sholat malam setelah Ramadhan adalah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Salam ra., beliau berkata:

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Hai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan orang yang lapar, silaturahmi yang berkerabat, sholat di malam hari ketika manusia sedang tidur, maka kamu akan masuk Surga dengan selamat.'" (HR. Tirmidzi)

Hadis ini menunjukkan bahwa sholat malam merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Dalam menjalankan sholat malam setelah Ramadhan, kita akan merasa dekat dengan Allah karena kita melakukan ibadah pada waktu yang sunnah, ketika kebanyakan orang tidur. Sholat malam juga dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita, serta memperbaiki diri kita secara spiritual.

Menjaga sholat malam setelah Ramadhan juga menunjukkan kesungguhan kita dalam beribadah kepada Allah. Ramadhan bukanlah akhir dari perjalanan kita dalam beribadah, tetapi merupakan awal dari perjalanan ibadah kita yang terus berlanjut setelahnya. Dengan menjaga sholat malam, kita menunjukkan komitmen kita dalam menjalani ajaran Islam sepanjang tahun, bukan hanya saat Ramadhan saja.

“Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra' Ayat 79)

Selain itu, sholat malam juga merupakan waktu yang istimewa untuk berdoa, merenung, dan memohon ampunan kepada Allah. Dalam suasana tenang dan sunyi di malam hari, kita dapat lebih khusyuk dalam beribadah, berintrospeksi diri, serta merenungkan makna hidup dan tujuan kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Namun, menjaga sholat malam setelah Ramadhan tentu tidaklah mudah. Dibutuhkan kesungguhan, disiplin, dan tekad yang kuat untuk terus menjaga ibadah ini. Kita perlu merencanakan waktu kita dengan bijaksana, mengatur rutinitas tidur dan bangun, serta memotivasi diri kita sendiri untuk tetap istiqamah dalam menjalankan sholat malam.

Demikianlah, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita semua untuk menjaga sholat malam setelah Ramadhan, sehingga kita dapat meraih ampunan, keberkahan, dan keridhaan-Nya. Amin ya Rabbal 'alamin. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.

3 dari 4 halaman

4. Kewajiban Membayar Zakat Fitrah

Pada bulan yang penuh berkah, Ramadhan, kita diberikan kesempatan untuk meningkatkan ibadah kita, baik dalam bentuk puasa, sholat, membaca Al-Qur’an, dan amalan-amalan lainnya. Di akhir bulan Ramadhan, ada satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim, yaitu membayar zakat fitrah. Zakat fitrah merupakan salah satu bentuk zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim sebagai tanda syukur atas nikmat berakhirnya bulan Ramadhan dan sebagai sarana membersihkan jiwa serta meningkatkan keberkahan dalam hidup kita.

Dalil tentang kewajiban membayar zakat fitrah dapat ditemukan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih untuk orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata keji serta sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang membayar zakat fitrah sebelum sholat Id maka zakatnya diterima sebagai zakat, dan barangsiapa yang membayarnya sesudah sholat Id maka zakatnya diterima sebagai sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa zakat fitrah memiliki beberapa hikmah dan manfaat. Pertama, zakat fitrah berfungsi sebagai pembersih jiwa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata keji yang mungkin dilakukan selama bulan Ramadhan. Dengan membayar zakat fitrah, kita membersihkan diri kita secara spiritual dan menghapus dosa-dosa yang mungkin terjadi selama bulan puasa.

Kedua, zakat fitrah juga berfungsi sebagai sarana memberikan makanan kepada orang-orang miskin dan kaum dhuafa sebagai bentuk kepedulian sosial kita terhadap mereka yang membutuhkan. Zakat fitrah menjadi salah satu cara untuk berbagi keberkahan yang kita peroleh selama bulan Ramadhan kepada mereka yang kurang beruntung.

Selain itu, dalam hadis tersebut juga dijelaskan bahwa zakat fitrah harus dibayar sebelum sholat Id, agar zakat tersebut diterima sebagai zakat yang sah. Jika zakat fitrah dibayarkan setelah sholat Id, maka zakat tersebut dianggap sebagai sedekah, meskipun tetap bermanfaat bagi yang menerimanya.

Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita harus melaksanakan kewajiban membayar zakat fitrah akhir Ramadhan sebagai salah satu amalan yang dianjurkan dalam agama Islam. Kita perlu mempersiapkan zakat fitrah sebelum sholat Id agar dapat mengikuti tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan memastikan zakat fitrah kita diterima sebagai zakat yang sah.

"Demi sesungguhnya, zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan oleh Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah: 60)

Mari kita jadikan zakat fitrah sebagai wujud syukur kita kepada Allah atas nikmat bulan Ramadhan dan sebagai sarana untuk membersihkan jiwa serta meningkatkan keberkahan dalam hidup kita. Semoga Allah SWT menambahkan keberkahan dalam amal ibadah kita dan memaafkan dosa-dosa kita.

Amin ya Rabbal 'alamin. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

5. Memperbanyak Sedekah Akhir Ramadhan

Saudara-saudara sekalian,

Di bulan suci Ramadhan, kita diberikan kesempatan istimewa untuk beribadah, bertaqwa, dan beramal. Salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama akhir Ramadhan, adalah sedekah. Sedekah adalah tindakan memberikan sebagian harta kita kepada yang membutuhkan sebagai bentuk kepedulian dan keikhlasan kita untuk membantu sesama.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis riwayat Abu Daud, "Sedekah itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana air itu memadamkan api" (HR. Tirmidzi). Dalam hadis ini, Rasulullah memberikan dalil tentang keutamaan sedekah dalam menghapuskan dosa-dosa kita. Dalam bulan Ramadhan, kita diberikan kesempatan untuk memperbanyak sedekah agar kita dapat menghapuskan dosa-dosa kita dan memperoleh pahala yang berlipat ganda.

Selain itu, akhir Ramadhan kita juga dianjurkan untuk memperbanyak sedekah sebagai bentuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan selama bulan suci ini. Allah SWT telah memberikan kita kesempatan untuk berpuasa, menjalankan ibadah malam, dan beribadah dengan penuh hikmah di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT, kita seharusnya berusaha untuk memperbanyak sedekah sebagai wujud penghargaan atas nikmat tersebut.

Selain itu, sedekah juga memiliki manfaat sosial yang besar. Dengan memperbanyak sedekah akhir Ramadhan, kita dapat membantu mereka yang membutuhkan, mengurangi penderitaan mereka, dan menjadi sumber keberkahan bagi mereka. Sedekah juga dapat mempererat tali silaturahmi antara sesama muslim, meningkatkan solidaritas sosial, dan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT.

Oleh karena itu, mari kita manfaatkan akhir Ramadhan dengan memperbanyak sedekah. Kita bisa memberikan sedekah dalam bentuk uang, makanan, atau bantuan lainnya kepada mereka yang membutuhkan. Kita juga bisa memperbanyak sedekah secara fisik, seperti memberikan senyum, memberikan nasihat yang baik, atau memberikan bantuan dalam bentuk tenaga atau waktu kita. Ingatlah, sedekah tidak harus selalu dalam bentuk harta, tetapi bisa juga dalam bentuk lain yang bisa kita berikan.

Saudara-saudara sekalian, mari kita ikuti contoh Rasulullah dan para sahabat yang sangat dermawan dalam bersedekah, terutama akhir Ramadhan. Semoga dengan memperbanyak sedekah, kita bisa menghapuskan dosa-dosa kita, meraih keberkahan, dan memperkuat solidaritas sosial dalam masyarakat. Semoga Allah SWT menerima sedekah kita dan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Wallahu a'lam bish-shawab.

6. Memperbanyak Berdoa dan Berdzikir Akhir Ramadhan

Saudara-saudara sekalian,

Di akhir bulan suci Ramadhan, kita diberikan kesempatan terakhir untuk memperoleh keberkahan dan ampunan dari Allah SWT. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan adalah berdoa dan berdzikir. Berdoa dan berdzikir adalah bentuk komunikasi kita dengan Allah SWT, di mana kita menghadapkan diri kita kepada-Nya dalam kerendahan hati, memohon ampunan, rahmat, dan keberkahan-Nya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 186, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa Dia dekat dengan hamba-hamba-Nya dan akan mengabulkan doa mereka yang berdoa kepada-Nya dengan ikhlas dan penuh kepercayaan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda dalam sebuah hadis riwayat Tirmidzi, "Dekatkanlah dirimu kepada Allah dengan banyak berdoa di waktu sahur, karena di waktu itu doa-doa dikabulkan" (HR. Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan pentingnya berdoa di waktu sahur, yang merupakan waktu yang istimewa di bulan Ramadhan, ketika kita bersiap untuk puasa sepanjang hari. Berdoa di waktu sahur menjadi kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon keberkahan-Nya.

“Maukah kamu aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Raja-mu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infak emas atau perak, Para Sahabat yang hadir berkata: “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Mahatinggi.” (HR. At-Tirmidzi no. 3377).

Saudara-saudara sekalian, mari kita manfaatkan waktu berharga akhir Ramadhan untuk memperbanyak berdoa dan berdzikir. Kita bisa berdoa untuk ampunan dosa-dosa kita, keluarga kita, umat Islam, dan umat manusia secara keseluruhan. Kita juga bisa berdzikir dengan membaca dzikir-dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah, seperti istighfar, tahmid, takbir, dan tasbih. Berdoa dan berdzikir adalah ibadah yang bisa kita lakukan di mana saja dan kapan saja, sehingga kita dapat melakukannya secara kontinu akhir Ramadhan.

Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

4 dari 4 halaman

7. Mengkhatamkan Al-Qur’an Akhir Ramadhan

Saudara-saudara sekalian,

Akhir Ramadhan, kita diberikan kesempatan istimewa untuk mengkhatamkan Al-Qur'an, yaitu membaca dan menyelesaikan seluruh isi Al-Qur'an dalam satu bulan. Tidak hanya sebagai ibadah yang dianjurkan, mengkhatamkan Al-Qur'an juga memiliki banyak keutamaan yang ditegaskan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an sendiri.

Salah satu hadis yang menunjukkan pentingnya membaca dan mempelajari Al-Qur'an adalah hadis riwayat Bukhari yang menyatakan, "Sebaik-baiknya manusia adalah yang membaca dan mempelajari Al-Qur'an serta mengajarkannya pada orang lain." (HR. Bukhari). Hadis ini menggambarkan betapa mulianya amalan membaca dan mempelajari Al-Qur'an, serta mengajarkannya kepada orang lain. Dengan mengkhatamkan Al-Qur'an, kita dapat meningkatkan pemahaman kita terhadap ajaran-Nya dan mengajarkannya kepada orang lain, sehingga kita bisa menjadi sebaik-baik manusia sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Selain itu, hadis riwayat Muslim menyebutkan, "Bacalah bait Al-Qur'an karena sesungguhnya pada hari kiamat nanti akan datang memberikan syafaat yang baik kepada pembacanya." (HR. Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa mengkhatamkan Al-Qur'an akan memberikan kebaikan dan syafaat kepada kita di hari kiamat. Ini adalah salah satu anugerah Allah SWT kepada kita yang patut dikejar dan dimanfaatkan akhir Ramadhan.

Selain hadis-hadis tersebut, terdapat pula dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an sendiri, surat ar-Ra’d ayat 28: "Orang-orang yang beriman akan memiliki hati yang tenang dan tenteram jika selalu ingat dengan Allah SWT, maka ingatlah karena hanya dengan mengingat-Nya Allahlah, hatimu menjadi tenteram." Ayat ini menunjukkan bahwa membaca Al-Qur'an, yang merupakan dzikir dan mengingat Allah SWT, akan memberikan ketenangan dan ketentraman bagi hati kita. Mengkhatamkan Al-Qur'an akhir Ramadhan adalah salah satu cara untuk memperoleh ketenangan dan ketentraman hati serta meningkatkan iman dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Saudara-saudara sekalian, mari kita manfaatkan kesempatan akhir Ramadhan untuk mengkhatamkan Al-Qur'an. Mari membaca, mempelajari, dan mengamalkan ajaran-Nya dalam kehidupan kita, serta mengajarkannya kepada orang lain. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan, ampunan, dan hidayah kepada kita semua. Aamiin.

8. Memperbanyak Ibadah Sunnah Akhir Ramadhan

Saudara-saudara yang dirahmati Allah,

Akhir Ramadhan, kita diberikan kesempatan berharga untuk memperbanyak ibadah sunnah sebagai tambahan dari ibadah wajib yang telah kita laksanakan sepanjang bulan suci ini. Salah satu ibadah sunnah yang sangat ditekankan dalam Islam adalah sholat. Sholat merupakan rukun Islam yang sangat penting, dan akhir Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak sholat sunnah sebagai bentuk penggenapan dan penyempurnaan dari ibadah wajib kita.

Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan An-Nasa'i, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya perkara pertama kali yang dihisab pada hari kiamat dari amal seorang hamba adalah sholat. Jika sholatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika sholatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika terdapat suatu kekurangan pada sholat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, 'Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?' Lalu setiap amal akan diperlakukan sama seperti itu."

Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya sholat dalam Islam, dan betapa pentingnya kita memperbanyak ibadah sunnah sholat akhir Ramadhan untuk menyempurnakan ibadah wajib kita yang mungkin masih memiliki kekurangan. Sholat sunnah seperti sholat tahajud, sholat dhuha, sholat rawatib, dan lain sebagainya, dapat kita laksanakan sebagai bentuk kecintaan kita kepada Allah SWT dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas ibadah kita.

Mari kita manfaatkan waktu yang tersisa akhir Ramadhan untuk memperbanyak ibadah sunnah, khususnya sholat sunnah. Dengan melakukan ibadah sunnah, kita dapat menyempurnakan ibadah wajib kita, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta memperoleh pahala dan berkah di bulan suci Ramadhan. Semoga Allah SWT menerima segala amalan kita dan memberikan keberkahan serta ampunan kepada kita semua. Aamiin.

9. Bersiap untuk Beribadah di Bulan Syawal

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah yang sempurna dan teladan bagi seluruh umat manusia.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah,

Bulan Syawal, bulan yang menjadi pelengkap setelah bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah, di dalamnya terdapat peluang besar untuk mendapatkan pahala yang melimpah. Sebagai umat Muslim yang ingin memaksimalkan ibadah di bulan Syawal, kita harus bersiap secara mental, fisik, dan spiritual untuk beribadah dengan sungguh-sungguh.

Sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang berpuasa satu bulan Ramadhan, ditambah enam hari (Syawal) setelah Idul Fitri, pahala puasanya seperti pahala puasa satu tahun. Dan siapa yang mengerjakan satu amalan kebaikan, baginya sepuluh kebaikan." Hadis ini menggambarkan betapa besar keutamaan dan keberkahan dari berpuasa di bulan Syawal.

Selain itu, kita juga dapat mengambil pelajaran dari perilaku sahabat Nabi Muhammad SAW, Usamah bin Zaid. Beliau terbiasa berpuasa di bulan-bulan suci, namun setelah mendengar anjuran dari Nabi Muhammad SAW untuk berpuasa di bulan Syawal, beliau melaksanakan puasa tersebut hingga akhir hayatnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya beribadah di bulan Syawal dan bagaimana para sahabat Nabi Muhammad SAW menjalankannya sebagai teladan bagi kita.

Oleh karena itu, kita sebagai umat Muslim perlu bersiap secara optimal untuk beribadah di bulan Syawal. Berikut beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk bersiap:

Menyadari Keutamaan Puasa di Bulan Syawal: Mengetahui dan memahami keutamaan puasa di bulan Syawal, seperti yang tercantum dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, akan memberikan motivasi dan semangat untuk menjalankannya dengan penuh ikhlas dan keyakinan.

Merencanakan Jadwal Puasa: Menyusun jadwal puasa di bulan Syawal secara rinci akan membantu kita untuk mengatur aktivitas sehari-hari dengan baik, sehingga dapat menjalankan puasa dengan konsisten dan maksimal.

Memperbaiki Kualitas Ibadah di Bulan Ramadhan: Menjaga kualitas ibadah di bulan Ramadhan, seperti meningkatkan kualitas sholat, membaca Al-Qur'an, dan berinfaq, akan memperkuat kebiasaan baik yang dapat diaplikasikan juga di bulan Syawal.

Memperhatikan Kesehatan Fisik dan Mental: Menjaga kesehatan fisik dan mental sangat penting untuk menjalani ibadah di bulan Syawal dengan optimal. Kita perlu menjaga pola makan yang sehat, cukup tidur, dan menghindari kelelahan fisik yang dapat mengganggu pelaksanaan puasa.

di bulan Syawal dengan optimal. Kita perlu menjaga pola makan yang sehat, cukup tidur, dan menghindari kelelahan fisik yang dapat mengganggu pelaksanaan puasa. Selain itu, menjaga kesehatan mental juga penting dengan menghindari stres berlebihan dan menjaga kestabilan emosi agar dapat menjalani ibadah dengan khusyuk dan penuh ketenangan.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah,

Demikianlah kultum singkat tentang bersiap untuk beribadah di bulan Syawal. Dengan mengambil pelajaran dari hadis-hadis Nabi Muhammad SAW dan teladan para sahabat beliau, kita diingatkan pentingnya menjalani puasa di bulan Syawal dan mengoptimalkan ibadah kita di bulan ini.

Marilah kita bersiap secara optimal, menjaga kualitas ibadah, meningkatkan amal kebaikan, serta mempersiapkan diri secara mental dan spiritual untuk menjalani ibadah di bulan Syawal dengan penuh keikhlasan dan ikhlas untuk meraih berkah dan pahala yang melimpah dari Allah SWT.

Akhirul kalam, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.