Sukses

Cara Kita Beriman kepada Rasul-Rasul Allah SWT adalah Ada 6, Simak Penjelasannya

Cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah ada enam aspek yang harus dipahami dan diamalkan.

Liputan6.com, Jakarta - Cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah terdiri dari enam aspek yang harus kita pahami dan amalkan. Pertama, kita harus meyakini bahwa para rasul adalah utusan Allah SWT yang diutus untuk memberikan petunjuk dan ajaran-Nya kepada manusia. Kedua, kita harus meyakini setiap ajaran yang dibawa oleh para rasul sebagai kebenaran yang berasal dari Allah SWT.

Ketiga, cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah harus meneladani sifat-sifat baik para rasul dalam kehidupan sehari-hari. Keempat, kita harus berdoa seperti para rasul untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon petunjuk serta rahmat-Nya.

Kelima, kita harus meyakini bahwa para rasul adalah pembawa kabar gembira dan peringatan bagi manusia. Terakhir, cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah harus mempercayai bahwa para rasul sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam semesta.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. al-Anbiya: 107)

Beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah rukun iman yang keempat dan menjadi bagian integral dari keimanan kita sebagai umat muslim. Maka, dengan memahami dan mengamalkan keenam aspek tersebut, kita dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT serta menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah ada enam yang perlu diketahui, Sabtu (25/3/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Mempercayai Rasul-Rasul sebagai Utusan Allah

Beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT merupakan salah satu rukun iman dalam agama Islam. Para Rasul yang diutus Allah SWT dianggap sebagai utusan-Nya yang membawa ajaran dan petunjuk kepada umat manusia. Cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah dengan mempercayai bahwa mereka benar-benar diutus oleh Allah SWT untuk membawa risalah-Nya kepada umat manusia.

Dalam buku berjudul Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas VIII oleh Suyanto dan Bahran, cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah percaya dan meyakini bahwa Allah SWT telah mengutus seseorang untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya dan membawa kemaslahatan.

Al-Quran sendiri memuat kisah-kisah para rasul yang diutus Allah SWT untuk membawa risalah-Nya kepada umat manusia. Dalam Al-Quran dijelaskan secara rinci mengenai tugas dan peran para Rasul, serta bagaimana mereka menyeru manusia untuk beriman kepada Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus mengimani para Rasul Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran, sebagai bukti kebenaran ajaran Islam.

3 dari 7 halaman

2. Meyakini Setiap Ajaran yang Dibawa Rasul-Rasul Allah

Cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah dengan meyakini dan mempercayai setiap ajaran yang mereka sampaikan. Para rasul diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan ajaran-Nya kepada umat manusia, dan sebagai manusia yang beriman, kita harus meyakini bahwa ajaran tersebut benar dan berasal dari Allah SWT.

Selain itu, kita juga harus mempelajari ajaran-ajaran yang disampaikan oleh para rasul dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT serta untuk memperoleh keberkahan dalam hidup. Kita juga harus senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemampuan dan kekuatan untuk mengikuti ajaran para rasul dengan sebaik-baiknya.

“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.” (QS. Asy Syuuraa: 13)

4 dari 7 halaman

3. Meneladani Sifat Rasul-Rasul Allah dalam Kehidupan Sehari-hari

Selain meyakini setiap ajaran yang dibawa oleh para rasul Allah SWT, cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah dengan meneladani sifat-sifat mereka dalam kehidupan sehari-hari. Para rasul diutus oleh Allah SWT sebagai teladan bagi umat manusia, sehingga kita harus berusaha untuk mengambil contoh dari perilaku dan sifat-sifat mulia mereka.

Misalnya, sifat sabar yang ditunjukkan oleh Nabi Ayyub AS ketika diuji oleh Allah SWT, atau sifat keberanian dan ketegasan dalam memperjuangkan ajaran Islam seperti yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW.

Dalam buku berjudul Mengenal Rasul-Rasul Allah oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, sifat rasul-rasul Allah ada empat yang perlu diketahui, yakni:

Pertama, sidik. Sidik adalah sifat rasul-rasul Allah yang selalu jujur dan benar. Semua yang disampaikan oleh rasul adalah benar karena ajaran rasul berasal dari wahyu Allah SWT. Para rasul selalu menyampaikan kebenaran dengan jujur walau tantangannya sangat berat.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat al-Hasyr ayat 7:

“Apa yang diberikan rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”

Kedua, amanah. Amanah adalah sifat rasul-rasul Allah yang dapat dipercaya. Para rasul dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan risalah yang benar. Para rasul menerima perintah ini dengan penuh tanggung jawab tidak mengurangi atau menambah apa yang telah diwahyukan kepada mereka.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat asy-Syu’ara ayat 143:

”Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.”

Ketiga, tablig. Tablig adalah sifat rasul-rasul Allah yang selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan oleh para rasul dan tidak disampaikan kepada umatnya. Tablig artinya menyampaikan.

Para rasul selalu menyampaikan wahyu Allah SWT. Dalam menyampaikan kebenaran ini, rasul mendapat perlawanan dari umatnya. Meski demikian, para rasul tidak pernah gentar menghadapi tantangan sekali pun dan nyawa menjadi  taruhannya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat al-Ahzab ayat 39:

“(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.”

Keempat, fatanah. Fatanah adalah sifat rasul-rasul Allah yang memiliki kecerdasan sangat tinggi. Para rasul sangat cerdas dalam menghadapi umatnya. Mereka dibekali kemampuan hebat untuk menghadapi umatnya, terutama saat menghadapi para penentangnya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat al-An’am ayat 83:

“Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.”

5 dari 7 halaman

4. Berdoa Seperti Rasul-Rasul Allah

Cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah dengan berdoa seperti yang mereka lakukan. Para rasul selalu berdoa kepada Allah SWT dalam segala hal, baik dalam keadaan senang maupun susah, dalam keberhasilan maupun kegagalan, serta dalam setiap langkah yang mereka ambil.

Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus meneladani sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh para rasul, termasuk dalam hal berdoa.

Kita harus belajar untuk berdoa dengan khusyu dan penuh keyakinan kepada Allah SWT, serta meminta pertolongan dan petunjuk-Nya dalam setiap hal yang kita hadapi. Beriman dengan berdoa seperti para rasul, kita dapat memperkuat hubungan dengan Allah SWT serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan sebagai hamba-Nya.

Dari Abu Hurairah RA (dia berkata): "Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda, 'Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab yang dia berdoa dengan doa yang mustajab itu, maka aku ingin menyimpan doaku sebagai syafa'at untuk umatku di akhirat." (HR. Bukhari)

Selain itu, kita juga dapat mempelajari doa-doa yang diajarkan oleh para rasul, seperti doa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS yang tertulis dalam Al-Quran. Maka dengan menghafalkan dan mengamalkan doa-doa tersebut, kita dapat merasa lebih dekat dengan para rasul dan memperkuat ikatan kita dengan ajaran Islam yang telah dibawa oleh mereka.

6 dari 7 halaman

5. Meyakininya sebagai Pembawa Kabar Gembira dan Peringatan

Cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah dengan meyakini mereka sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan bagi manusia. Para rasul diutus oleh Allah SWT untuk memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih, serta memberikan peringatan kepada orang-orang yang tidak mengikuti ajaran-Nya.

“Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. al-Anam ayat 48)

Kita harus meyakini bahwa setiap ajaran yang dibawa oleh para rasul adalah benar dan berasal dari Allah SWT, serta dapat memberikan manfaat dan kebahagiaan dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Maka dengan meyakini para rasul sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan, kita dapat memperkuat keimanan dan menumbuhkan rasa takut serta harapan kepada Allah SWT.

7 dari 7 halaman

6. Mempercayai Rasul-Rasul Allah sebagai Pembawa Rahmat Seluruh Alam Semesta

Selain yang sudah disebutkan, cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah SWT adalah dengan percaya bahwa mereka adalah pembawa rahmat bagi seluruh alam semesta. Allah SWT mengutus para rasul sebagai rahmat bagi manusia, untuk memberikan petunjuk dan pedoman dalam menjalani kehidupan yang baik dan benar.

Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus meyakini bahwa setiap ajaran yang dibawa oleh para rasul adalah rahmat dari Allah SWT.

Dalam Al-Quran, Allah SWT menjelaskan bahwa para rasul diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam semesta. Kita sebagai umat muslim harus menghargai dan menghormati ajaran-ajaran yang dibawa oleh para rasul, serta mengambil manfaat dari setiap petunjuk dan pedoman yang disampaikan oleh mereka.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. al-Anbiya: 107)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.