Sukses

Ilmuwan Ungkap Samudra Baru Bakal Membelah Benua Afrika, Kapan Terjadinya?

Negara Afrika Timur akan terpisah oleh samudra baru.

Liputan6.com, Jakarta Sempat dahulu banyak orang memahami ada 7 samudera di dunia. Namun kini hanya 5 samudra utama di antaranya Samudra Pasifik, Atlantik, Hindia, Arktik, dan Antartika. Namun baru-baru ini para ilmuwan sukses menghebohkan tata letak bumi bahwa akan ada samudra baru. Samudra keenam ini akan terbentuk di Afrika.

Melansir dari Mashable lewat jurnal peer-review Geophysical Research Letters, ada indikasi pergerakan lempeng di Benua Afrika bagian timur. Kemunculan East African Rift atau yang dikenal dengan retakan sepanjang 35 mil di gurun Ethiopia pada tahun 2005 telah menandai dimulainya pembentukan laut baru.

Temuan ini mengherankan para peneliti, pasalnya Benua Afrika sepenuhnya berupa daratan. Bayangkan saja Afrika merupakan benua terluas kedua setelah Benua Asia. Yang nantinya celah benua ini bakal menjadi celah samudra. 

"Ini adalah satu-satunya tempat di Bumi di mana Anda dapat mempelajari bagaimana celah benua menjadi celah samudera," kata Christopher Moore, seorang mahasiswa doktoral di University of Leeds.

Lantas kapan bakal ada samudra baru yang jadi samudra keenam ini? Berikut Liputan6.com mengulas samudra baru yang akan membelah Benua Afrika melansir dari berbagai sumber, Kamis (9/3/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bermula dari Retakan Benua Afrika

Para ilmuwan telah mampu menemukan tempat yang tepat di mana, sangat dalam di bawah tanah benua. Benua Afrika sendiri memiliki luas daratan lebih dari 30 juta kilometer persegi dan temuan ini jadi pertama kali adanya retakan.Retakan tersebut terletak di perbatasan tiga lempeng tektonik yang secara bertahap menjauh satu sama lain untuk sementara waktu. 

Ahli geologi mencatat bahwa proses tektonik yang rumit ini akan memberi ruang bagi badan air yang benar-benar baru jutaan tahun dari sekarang. Upaya internasional telah menemukan bahwa retakan, yang dikenal sebagai Celah Afrika Timur, saat ini membentang sepanjang 35 mil (56.32 km) setelah pertama kali muncul pada tahun 2005 di gurun Ethiopia.

Melalui pelacakan GPS, ahli geologi mencatat bahwa pergerakan tanah antara lempeng tektonik terus terjadi pada kecepatan yang berbeda. Lempeng Arab misalnya bergerak menjauh dari Afrika dengan kecepatan satu inci per tahun.

"Ketika kita semakin banyak melakukan pengukuran GPS, kita bisa mendapatkan pemahaman yang jauh lebih besar tentang apa yang sedang terjadi," kata Ken Macdonald, seorang ahli geofisika laut dan seorang profesor emeritus di University of California.

Mereka mengungkapkan Teluk Aden dan Laut Merah akan membanjiri wilayah Afar dan ke Lembah Celah Afrika Timur dan menjadi lautan baru, sedangkan bagian Afrika Timur itu akan menjadi benua kecilnya sendiri yang terpisah.

3 dari 3 halaman

Negara Afrika Timur yang Terpisah

Dalam studi tersebut, data seismik juga disajikan untuk menunjukkan bahwa pembentukan retakan didorong oleh proses tektonik yang serupa dengan yang terjadi di dasar samudra. Retakan tersebut telah ditetapkan berada di perbatasan tiga lempeng tektonik (Afrika). Nubia, Somalia Afrika, dan Arab) yang telah menjauhkan diri selama beberapa waktu.

Lewat peta The Great African Rift Valley, negara Afrika Timur seperti Somalia Ethiopia, hingga Tanzania akan terpisah oleh samudera baru. Negara tersebut berada di atas Lempeng Somalia. Sedangkan negara-negara seperti Zambia dan Uganda suatu hari nanti dapat memiliki garis pantai sendiri jika daratan terus terpisah.

Kendati terbentuk masih lama, tak sedikit fenomena unik yang pertama kali terjadi ini mencuri perhatian banyak orang. Terlebih para ilmuwan atau ahli geologi lewat berbagai penelitan mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.