Sukses

Contoh Teks Observasi untuk Pembelajaran, Simak Pula Pengertian dan Strukturnya

Teks observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan.

Liputan6.com, Jakarta Contoh teks observasi bisa menjadi referensi bagi anda yang ingin menyusunnya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian teks observasi adalah naskah berupa kata-kata asli dari penulis.

Contoh teks observasi ini bersifat informatif, komunikatif, dan objektif sehingga hasil dari teks observasi dapat bermanfaat dalam bidang keilmuan. Teks observasi perlu dilengkapi dengan fakta dan data hasil pengamatan secara langsung.

Dengan mengetahui contoh teks observasi, maka anda akan lebih mudah untuk menyusun dan membuat teks observasi secara benar. Bahkan anda bisa membuatnya dari berbagai tema, mulai dari lingkungan, sosial, dan masih banyak yang lainnya.

Dalam menyusun teks observasi, anda perlu mengetahui strukturnya terlebih dahulu. Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai contoh teks observasi beserta pengertian dan strukturnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (8/2/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Teks Observasi

Dikutip dari laman Kemdikbud, teks observasi adalah catatan yang berisi informasi tentang sesuatu hal seperti alam,hewan, tumbuhan, hasil karya manusia, dan fenomena sosial dengan apa adanya, dan dibuat berdasarkan hasil observasi atau pengamatan.

Definisi lain, teks observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan. Biasanya, teks observasi disusun berdasarkan fakta dan data saat pengamatan langsung di lapangan. Teks laporan observasi juga disebut teks klasifikasi, karena memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.

3 dari 4 halaman

Struktur dari Teks Observasi

Melansir dari e-Modul Direktorat Pembinaan SMA: Teks Laporan Hasil Observasi yang diterbitkan oleh Kemdikbud, terdapat beberapa struktur dari teks observasi adalah sebagai berikut:

a. Judul

Judul merupakan bagian teks laporan hasil observasi yang ditulis untuk memunculkan ciri khas sesuatu yang akan diinformasikan.

b. Pernyataan umum atau klasifikasi

Berisi tentang informasi/pengertian mengenai sesuatu yang dibahas atau hasil pengamatan yang telah dilakukan. Bagian ini dapat diartikan juga sebagai pembuka karangan secara umum dengan menjelaskan pergolongan atau klasifikasi tentang objek yang hendak dilaporkan.

c. Deskripsi

Pada bagian ini, berisi penjelasan secara rinci mengenai informasi yang akan disampaikan berdasarkan hasil pengamatan. Pada bagian ini, akan diuraikan klasifikasi atau pergolongan secara runtut dari kelas yang besar hingga menjadi yang kecil (subkelas).

4 dari 4 halaman

Contoh Teks Observasi

Judul : Pembelajaran pada Masa COVID-19

Pernyataan Umum:

Saat ini dunia pendidikan tengah menghadapi masalah yang cukup sulit, di antaranya kurikulum 2013 belum dipahami sepenuhnya. Tambahan lagi, konsep Menteri Pendidikan yang baru, Nadiem Makarim, tentang Indonesia merdeka belajar. Kemudian, muncul lagi kurikulum penyederhanaan dalam kondisi darurat. Hal ini juga membuat para guru makin gamang tentang pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Permasalahanpermasalahan tersebut merupakan tantangan bagi para guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Kini, tantangan para guru bertambah lagi dengan wabah COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) yang tak kunjung usai. COVID-19 merupakan bencana nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena penyebaran virusnya sangat cepat dan menyebabkan kematian. Pemerintah berusaha menghambat penyebaran COVID-19 ini dengan mengimbau masyarakat untuk melakukan physical distancing serta bekerja atau belajar atau beribadah dari rumah.

Deskripsi:

Situasi ini merupakan hal baru bagi masyarakat, terutama para guru, orang tua, dan peserta didik. Di sini para guru dituntut untuk tetap dapat memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan melalui online. Padahal, para guru tersebut terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan guru literat IT, golongan guru aliterat IT, dan golongan guru Iliterat IT.

Pertama, guru literat IT adalah guru yang mampu mengetahui berbagai bentuk media dan etika dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Kemampuan memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Guru-guru ini tentunya sudah terbiasa dalam membelajarkan peserta didiknya dengan menggunakan media internet. Pembelajaran secara online bagi mereka bukan hal yang luar biasa.

Kedua, guru aliterat IT adalah guru yang tahu IT dan paham IT, tetapi jarang atau tidak memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran kepada peserta didik. Guru-guru ini hanya terpaku dalam pembelajaran di dalam kelas. Penggunaan internet pun hampir jarang dilakukan. Ketiga, guru iliterat IT adalah guru yang buta IT. Guru tersebut tidak mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Guru-guru ini masih menggunakan metode dan media model lama. Mereka sama sekali tidak pernah menggunakan teknologi. Hal ini kemungkinan fasilitas sarana dan prasananya yang tidak ada.

Ketiga golongan guru inilah kenyataan yang berada di lapangan. Para guru ini yang akan menghadapi para peserta didik. Dengan kondisi ini, dampak dunia pendidikan sangat terasa. Bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Dunia pendidikan, organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan PBB Unesco menyebut hampir 300 juta siswa di seluruh dunia terganggu sekolahnya dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan. Bahkan, di Indonesia Kemendikbud memutuskan untuk membatalkan Ujian Nasional 2020. Pembelajaran pun dilakukan di rumah.

Para guru diminta untuk membuat rencana pembelajaran. Hal ini bukanlah hal mudah untuk mengubah kebiasaan mengajar di depan kelas dengan mengajar virtual tidak gampang. Bukan hanya guru yang harus beradaptasi dengan kondisi ini, melainkan orang tua dan peserta didik juga harus beradaptasi. Orang tua harus siap mendampingi anaknya belajar di rumah. Awalnya menyenangkan bagi siswa tertentu, tetapi akan membosankan jika terlalu lama. Orang tua mulai kerepotan mendampingi anaknya karena mereka juga memiliki aktivitas lain yang berbarengan dengan kegiatan itu. Pembelajaran tidak lagi menyenangkan bagi peserta didik, tetapi sebaliknya, mereka jenuh dan bosan. Mereka rindu ke sekolah.

Akan tetapi, pandemi ini dapat diambil manfaatnya, yaitu kesiapan guru dalam kondisi apapun dan kreativitas guru dalam pembelajarannya kepada peserta didik. Guru-guru diharapkan tidak hanya memberikan tugas dan tugas kepada peserta didik sehingga membuat mereka stres. Guru juga harus dapat mengubah kebiasaannya dalam mengajar. Sebelumnya, guru terbiasa mulai mengajar dari konten kemudian proses. Karena kondisi ini, pembelajaran pun harus disesuaikan. Guru harus terbiasa mulai mengajar dari proses baru kemudian kontennya. Hal ini membutuhkan pelatihan untuk para guru. Selain itu, guru harus siap membuka dirinya terhadap kemajuan teknologi demi kepentingan dan kemajuan peserta didik serta pendidikan di Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.