Sukses

Pengertian Kajian Islam, Berikut Tujuan, Ruang Lingkup, dan Metode yang Digunakan

Kajian Islam merupakan upaya untuk mempelajari hal-hal yang terkait dengan agama Islam dari berbagai aspek.

Liputan6.com, Jakarta Kajian Islam merupakan upaya untuk mempelajari hal-hal yang terkait dengan agama Islam dari berbagai aspek. Ilmu yang digunakan dalam kajian Islam ini disebut juga dengan studi Islam.

Sekarang, kajian Islam tidak hanya dipelajari oleh orang-orang Islam saja yang tersebar di Indonesia dan negara-negara Islam lainnya. Sekarang, kajian Islam bahkan juga dipelajari oleh orang-orang di luar Islam dari berbagai negara.

Kajian Islam sendiri merupakan ilmu yang cakupannya cukup luas. Sebab kajian Islam tidak hanya membahas syariat dan ajaran Islam semata, melainkan juga melibatkan disiplin ilmu lain, termasuk filsafat, secara, dan kebudayaannya.

Tujuan dari kajian Islam adalah untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai ajaran agama Islam, agar muslim pada khususnya dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan bagi kalangan non-Muslim, kajian Islam memiliki tujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-praktik agama yang berlaku dikalangan umat islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan.

Untuk lebih memahami apa itu kajian Islam, berikut adalah ruang lingkup ilmu ini, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (29/1/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ruang Lingkup Kajian Islam

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kajian Islam merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang terkait dengan agama Islam. Meski demikian, tidak semua aspek dalam agama Islam bisa menjadi objek kajian dalam ilmu ini.

Menurut Muhammad Nur Hakim, seperti dikutip dari Universitas Isla An Nur Lampung, setidaknya ada tiga aspek dalam agama Islam yang bisa menjadi objek Kajian Islam, antara lain sebagai berikut:

1. Islam sebagai doktrin dari Tuhan yang kebenarannya bagi pemeluknya sudah final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.

2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.

3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.

Sementara itu menurut Muhammmad Amin Abdullah, hal-hal yang dapat menjadi objek Kajian Islam antara lain adalah sebagai berikut:

1. Wilayah praktik keyakinan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah diinterpretasikan sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat pada umumnya. Wilayah praktik ini umumnya tanpa melalui klarifikasi dan penjernihan teoritik keilmuan yang dipentingkan di sini adalah pengalaman.

2. Wilayah teori-teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematis dan metodologinya oleh para ilmuwan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang kajiannya masing-masing. Apa yang ada pada wilayah ini sebenarnya tidak lain dan tidak bukan adalah “teori-teori” keilmuan agama islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau teks-teks wahyu, maupun secara induktif dari praktik-praktik keagamaan yang hidup dalam masyarakat era kenabian, sahabat, tabi’in maupun sepanjang sejarah perkembangan masyarakat muslim dimanapun mereka berada.

3. Telaah teoritis terhadap sejarah perkembangan jatuh bangunnya teori-teori yang disusun oleh kalangan ilmuan dan ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks dan sophisticated inilah yang sesungguhnya dibidangi oleh filsafat ilmu-ilmu keislaman.

3 dari 4 halaman

Pendekatan Kajian Islam

Seperti halnya bidang ilmu lainnya Kajian Islam juga melibatkan pendekatan dan metodologi dalam mempelajari hal-hal yang terkait agama Islam.

Pendekatan adalah cara memperlakukan sesuatu, sementara metode merupakan cara mengerjakan sesuatu, sedangkan metodologi yaitu langkah-langkah praktis dan sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah tidak dipertanyakan lagi karena sudah bersifat aplikatif.

Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam Kajian Islam, yakni pendekatan historis, pendekatan filosofis, pendekatan ilmiah, pendekatan doktriner, dan pendekatan normatif.

1. Pendekatan Historis

Pendekata historis adalah cara memperlakukan atau mempelajari sesuatu dengan meninjau suatu permasalahan dari sudut peninjauan sejarah, dan menjawab permasalahan, serta menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis sejarah.

2. Pendekatan Filosofis

Pendekatan filosofis adalah melihat suatu permasalahan dari sudut tinjauan filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu dengan menggunakan metode analisis spekulatif.

3. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan Ilmiah adalah meninjau dan menganalisis suatu permasalahan atau objek studi dengan menggunakan metode ilmiah pada umumnya. Diantara ciri pokok dari pendekatan ilmiah adalah terjaminnya objektivitas dan keterbukaan dalam studi.

4. Pendekatan Doktriner

Pendekatan doktriner adalah asumsi bahwa ajaran islam yang sebenarnya adalah ajaran islam yang berkembang pada masa salaf yang menimbulkan berbagai mazhab keagamaan, baik teologis maupun hukum-hukum atau fiqih,yang kemudian dianggap sebagai doktrin-doktrin yang tetap dan baku.

5. Pendekatan Normatif

Pendekatan Normatif adalah cara memandang masalah dari sudut pandang legal formal dan atau normatifnya. Maksud legal formal adalah hubungannya dengan halal dan haram, boleh atau tidak dan sejenisnya. Sementara normatif adalah seluruh ajaran yang terkandung dalam nash.

4 dari 4 halaman

Metodologi dalam Kajian Islam

Metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu, metodologi juga dapat dipahami sebagai cara membahas kajian-kajian seputar berbagai macam metode yang bisa digunakan dalam Studi Islam. Adapun metodologi dalam Kajian islam antara lain adalah sebagai berikut:

1. Metode Ilmiah

Metode ilmiah adalah cara yang harus dilalui oleh proses ilmu sehingga dapat mencapai kebenaran. Metode ilmiah juga dapat dipahami sebagai cara untuk melakukan penelitian atau studi terhadap suatu objek memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti empiris.

2. Metode Diakronis

Metode diakronis adalah suatu metode untuk mempelajari aspek aspek sejarah. Metode ini memberi kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam, sehingga umat Islam memiliki pengetahuan yang relevan, hubungan sebab akibat dan kesatuan integral.

3. Metode Sinkronis-Analitis

Metode Sinkronis-Analitis adalah suatu cara yang memberikan kemampuan analisis teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimananan dan mental intelek umat islam. Metode ini tidak semata-mata mengutamakan segi aplikatif praktis, tetapi juga mengutamakan telaah teoritis.

4. Metode Problem Solving (hill al-musykilat)

Metode Problem Solving adalah metode dalam kajian Islam untuk mempelajari Islam yang mengajak pemeluknya untuk berlatih menghadapi berbagai masalah dari satu cabang Ilmu Pengetahuan dengan solusinya.

5. Metode Empiris

Metode Empiris adalah cara mempelajari Islam yang memungkinkan umat Islam mempelajari ajarannya melalui proses realisasi, dan internalisasi norma dan kaidah islam dengan satu proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi sosial, kemudian secara deskriptif proses interaksi dapat dirumuskan dan suatu norma baru.

6. Metode Deduktif (al-Manhaj al-Isthinbathiyah)

Metode deduktif adalah cara memahami Islam dengan menyusun kaidah secara logis dan filosofis dan selanjutnya kaidah itu diaplikasikan untuk menentukan masalah yang dihadapi.

7. Metode Induktif (al-Manhaj al-Istiqraiyah)

Metode Induktif adalah cara memahami Islam dengan menyusun kaidah hukum untuk diterapkan kepada masalah-masalah furu’ yang disesuaikan dengan madzhabnya terlebih dahulu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.