Sukses

16 Gejala Panic Attack yang Wajib Diketahui, Lengkap Penyebab dan Cara Mengontrolnya

Panic attack atau serangan kepanikan adalah kondisi di mana muncul rasa takut yang intens tanpa ada penyebab yang jelas.

Liputan6.com, Jakarta Gejala panic attack tidak bisa diremehkan segitu saja. Panic attack itu apa? Panic attack atau serangan panik merupakan salah satu gangguan mental yang dapat memengaruhi kondisi seseorang dengan cara yang mendadak dan intens. Kondisi ini ditandai oleh munculnya perasaan ketakutan yang sangat kuat dan kecemasan yang melanda secara tiba-tiba, tanpa adanya pemicu yang jelas. Ini bisa terjadi kapan saja, bahkan dalam situasi yang tampaknya biasa-biasa saja.

Panic attack itu apa memiliki ciri khas dari serangan panik adalah gejala fisik yang mendominasi, seperti detak jantung yang meningkat secara drastis, sesak napas, gemetar, keringat berlebihan, dan sensasi mati rasa atau kesemutan di tubuh. Orang yang mengalami serangan panik seringkali merasa seperti mereka kehilangan kendali atas diri mereka sendiri, dan ini dapat menyebabkan rasa takut yang lebih dalam.

Dengan mengenali gejala panic attack maka dapat menghadapi dan mengelola panic attack itu sendiri. Dengan begitu, kita akan lebih siap mengatasi panic attack yang bisa saja datang kapanpun tanpa bisa kita prediksi. Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai gejala panic attack beserta penyebab dan cara mengontrolnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (26/12/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Mengenal Panic Attack

Panic attack itu apa adalah suatu kondisi yang terjadi secara tiba-tiba dan ditandai dengan munculnya rasa takut atau gelisah yang berlebihan, tanpa adanya pemicu yang jelas. Hal ini bisa terjadi dalam waktu singkat, berkisar dari beberapa menit hingga setengah jam.

Gejala panic attack meliputi peningkatan detak jantung, napas pendek, pusing, tegang otot, dan gemetar. Ini bisa terjadi kapan pun, baik saat individu sedang aktif maupun dalam keadaan istirahat.

Seringkali, panic attack itu apa terjadi secara sporadis dan akan mereda dengan sendirinya setelah situasi yang memicunya berakhir. Namun, dalam beberapa kasus, panic attack dapat terjadi secara berulang dan terus-menerus dalam jangka waktu yang lebih lama, yang kemudian bisa menjadi bagian dari gangguan panik yang lebih serius. Gangguan panik ditandai dengan seringnya munculnya panic attack dan dampak yang signifikan terhadap kehidupan sehari-hari individu tersebut.

3 dari 6 halaman

Penyebab Panic Attack

Penyebab panic attack itu apa merupakan subjek yang kompleks dan belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli. Saat seseorang mengalami serangan panik, otak memberikan perintah kepada sistem saraf untuk merespons dengan respons "melawan atau menghindar" (fight or flight). Hal ini mengakibatkan tubuh menghasilkan zat kimia seperti adrenalin, yang memicu peningkatan detak jantung, frekuensi napas, dan aliran darah ke otot, meskipun tidak ada situasi yang secara jelas genting atau berbahaya.

Serangan panik dapat muncul secara tiba-tiba bahkan dalam situasi yang tampaknya biasa-biasa saja, seperti sedang menonton televisi atau tertidur. Meskipun belum ada penyebab yang pasti untuk serangan panik, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalaminya. 

Faktor-faktor tersebut meliputi stres berkelanjutan, pengalaman trauma atau tekanan emosional yang kuat, kesulitan dalam mengendalikan amarah, perubahan suasana tiba-tiba atau sensory overload, masalah kehidupan seperti perceraian atau masalah keuangan, faktor genetik, perubahan pada fungsi otak, konsumsi kafein berlebihan, dan aktivitas fisik yang terlalu berat.

Meskipun penyebab serangan panik belum sepenuhnya dipahami, pemahaman akan faktor-faktor yang mungkin memicu serangan panik dapat membantu individu dalam mengelola kondisi mereka dengan lebih baik. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, individu dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko dan mengembangkan strategi pengelolaan stres yang efektif.

4 dari 6 halaman

Gejala Panic Attack

Serangan panik adalah pengalaman yang menakutkan dan mendadak yang bisa terjadi dalam situasi apa pun. Gejala-gejala yang menyertai serangan panik bisa sangat bervariasi, tetapi umumnya termasuk,

  1. Berkeringat secara berlebihan
  2. Gelisah atau pikiran yang tidak masuk akal
  3. Takut yang berlebihan
  4. Mulut kering
  5. Ketegangan otot
  6. Gemetar atau menggigil
  7. Sesak napas
  8. Detak jantung yang cepat
  9. Kram perut
  10. Nyeri dada yang terutama dirasakan di sisi kiri
  11. Mual
  12. Sensasi mati rasa atau kesemutan
  13. Dorongan untuk buang air besar atau kecil
  14. Telinga berdengung
  15. Sakit kepala
  16. Pusing atau bahkan pingsan

Durasi serangan panik biasanya berkisar antara 5 hingga 20 menit, tetapi dalam beberapa kasus bisa berlangsung lebih lama hingga beberapa jam. Frekuensi serangan panik sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi individu.

Setelah mengalami serangan panik, seseorang seringkali merasa pusing dan lelah, dan seringkali mereka juga mengalami rasa takut bahwa serangan panik akan kembali terjadi. Oleh sebab itu, mereka mungkin cenderung menghindari situasi atau tempat yang memicu serangan panik.

5 dari 6 halaman

Cara Mengontrol Panic Attack

Tidak ada obat khusus untuk serangan panik, namun terdapat berbagai pilihan penanganan yang dapat membantu mengelola gejalanya, berikut diataranya.

1. Kenali Gejala Panic Attack 

Saat panic attack biasanya tubuh kita mengirimkan sinyal “bahaya” sehingga kita merasa ketakutan. Dalam keadaan seperti ini, secara otomatis tubuh kita merespon dengan beberapa sensasi fisik maupun psikologis.

Banyak orang mengalami gejala panic attack, tetapi menyangka dirinya mengalami serangan jantung (heart attack). Maka, mengenali gejala, penyebab, serta sensasi-sensasi lain yang terjadi saat panic attack menjadi penting untuk diketahui. Dengan mengetahui panic attack lebih dalam, kita dapat membedakan gejala panic attack dengan heart attack.

2. Kuasai Pemikiran-Pemikiran Negatif

Ketika panic attack menyerang, maka secara tidak langsung diri kita dikuasai oleh pikiran-pikiran kita sendiri. Ada baiknya kita belajar untuk mengendalikan pikiran kita terutama pemikiran negatif.  Untuk dapat mengendalikan pemikiran negatif, kita perlu mengahadapinya yaitu dengan cara mengurai pemikiran-pemikiran negatif tersebut apakah benar atau hanya sebatas pemikiran kita saja. 

3. Mengatur Pernapasan

Ketika kita mengalami panic attack, pernapasan mungkin akan berubah menjadi lebih cepat dan terkesan terburu-buru. Kita bahkan memasukkan oksigen dalam waktu yang singkat ke dalam tubuh. Hal itu biasanya disebut dengan hyperventilation yang mungkin akan menyebabkan beberapa sensasi fisik diantaranya, sesak, pusing, rasa ingin pingsan, kehabisan nafas dan sakit pada dada. Ketika semua sensasi-sensasi tersebut terjadi, ada baiknya kita belajar untuk mengatur nafas atau teknik bernapas secara perlahan (slow breathing).

4. Relaksasi Tubuh

Relaksasi tubuh sangat penting dalam menghadapi panic attack. Relaksasi tubuh bisa dilakukan dengan merelaksasi otot. Hal ini penting karena relaksasi otot tubuh dapat mengurangi ketegangan yang terkadang dapat memperburuk sensasi-sensasi panic attack. Metode seperti 5-4-3-2-1 dapat membantu meredakan kecemasan dan mengembalikan ketenangan. Langkah-langkahnya meliputi,

  1. Cari dan amati 5 objek.
  2. Dengarkan dan amati 4 suara yang berbeda.
  3. Sentuh 3 objek dan perhatikan tekstur, suhu, dan fungsinya.
  4. Identifikasi dan amati 2 aroma yang berbeda.
  5. Sebutkan 1 hal yang dapat Anda cicipi dan rasakan.

5. Lakukan Meditasi

Meditasi adalah salah satu cara mengenali emosi-emosi dan hal-hal yang terjadi dalam diri kita dengan penuh kesadaran (mindful). Mindfulness adalah jenis meditasi yang diadaptasi untuk terapi gangguan-gangguan psikologis, diantaranya panic attack dan gangguan kecemasan. 

Tidak ada obat khusus untuk serangan panik, namun terdapat berbagai pilihan penanganan yang dapat membantu mengelola gejalanya. Terapi kognitif perilaku (CBT), terapi psikologis, dan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga adalah beberapa contoh penanganan yang efektif untuk mengatasi serangan panik. Penting untuk mencari bantuan profesional untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan individu.

6 dari 6 halaman

6. Lakukan Yoga

Yoga dikenal sebagai terapi yang melibatkan tubuh dan pikiran secara seimbang. Yoga terbukti berpengaruh positif terhadap kesejahteraan mental khususnya panic attack. Yoga dapat mengurangi gejala panic attack  melalui beberapa teknik yaitu postur tubuh (asana), kontrol napas (pranayama), relaksasi (yoganidra) dan meditasi.

7. Olahraga dan Pola Makan Sehat

Berolahraga dapat meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh yang efeknya dapat meredakan stres. Olahraga terbukti menjadi salah satu pengobatan panic attack dan gangguan kecemasan yang efektif. 

8. Psikoterapi

Psikoterapi atau “talk therapy” bisa dilakukan dengan para profesional, salah satunya dengan metode Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Melalui CBT, kita diajarkan bagaimana mengelola kecemasan dan ketakutan melalui pengendalian pikiran, perilaku, dan bagaimana bereaksi terhadap suatu situasi yang dapat memicu kepanikan. Talk therapy juga dapat dilakukan dengan orang-orang yang dirasa dapat kita percaya. Selain dapat meredakan kepanikan kita, berbicara dengan orang yang kita percaya atau berbicara dalam kelompok terapi dapat mengurangi panic attack dan gangguan kecemasan lainnya.

9. Pharmacotherapy

Terapi menggunakan obat-obatan merupakan salah satu terapi panic attack yang efektif. Namun, terapi pengobatan ini harus dimulai dengan dosis rendah untuk mencegah efek samping lalu ditingkatkan dosisnya sedikit demi sedikit. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.