Sukses

Anji Dikecam PFI karena Unggahan soal Corona, Ini 7 Faktanya

Anji menuai kontroversi usai mengomentari foto jenazah Corona Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini nama musisi, Anji Manji menjadi sorotan publik. Pasalnya mantan personel grup band Drive ini ikut mengomentari foto jenazah Corona Covid-19 hasil jepretan fotografer National Geographic, Joshua Irwandi yang ramai dibahas di sosial media.

Menurut Anji, ada suatu kejanggalan pada foto tersebut. Sebelumnya, penyanyi kelahiran 5 Oktober 1978 ini mengunggah kembali postingan Joshua Irwandi di akun Instagramya. Dalam foto itu, tampak salah satu korban Corona Covid-19 terbungkus plastik di atas ranjang rumah sakit. Dalam keterangan foto itu, Anji juga memberikan pernyataan menimbulkan beragam reaksi dari netizen

"Tiba-tiba secara bebarengan foto ini diunggah oleh banyak akun-akun ber-follower besar, dengan caption seragam. Sebagai orang yang familiar dengan dunia digital, buat saya ini sangat tertata. Seperti ada KOL (Key Opinion Leader) lalu banyak akun berpengaruh menyebarkannya. Polanya mirip. Anak Agency atau influencer/buzzer pasti mengerti," tulisnya, seperti dilansir dari Instagram, Sabtu (18/07/2020).

Akibat pernyataannya tersebut, suami Wina Natalia ini mendapat kecaman dari organisasi profesi Pewarta Foto Indonesia. PFI menilai bahwa Anji membuat opini penghakiman sepihak terhadap foto karya jurnalistik yang dibuat oleh Joshua Irwandi. Berikut beberapa fakta mengenai pernyataan Anji hingga dikecam PFI dirangkum Liputan6.com, Senin (20/7/2020.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Mengaitkan foto viral tersebut dengan buzzer

Foto karya Joshua Irwandi yang memperlihatkan sosok jenazah pasien Corona Covid-19 yang dibungkus plastik sebelum dimakamkan menjadi viral di media sosial. Banyak selebriti dan influencer membagikan kembali foto tersebut, termasuk Anji. Namun pelantun lagu Dia ini justru merasa adanya kejanggalan dalam foto tersebut.

Salah satunya karena diangkat oleh beberapa akun besar yang disebutnya mirip seperti fenomena buzzer. Selain mengaitkan foto viral tersebut dengan buzzer, Anji juga penasaran kenapa sang fotografer diperbolehkan masuk untuk mengambil foto jenazah. Padahal menurutnya, pihak keluarga sama sekali dilarang menemui pasien Covid.

"Dalam kasus kematian (yang katanya) korban cvd, keluarga saja tidak boleh menemui. Ini seorang fotografer, malah boleh. Kalau kamu merasa ini tidak aneh, artinya mungkin saya yang aneh," tulis Anji di akun Instagramnya, Sabtu (18/7/2020).

3 dari 8 halaman

2. Pernyataan kontroversial

Tak hanya itu, Anji juga menegaskan kalau ia percaya adanya Corona Covid-19. Namun, pria 41 tahun itu juga menyebut kalau penyakit tersebut tak mengerikan seperti yang diberitakan oleh media.

"Saya percaya cvd itu ada. Tapi saya tidak percaya bahwa cvd semengerikan itu. Yang mengerikan adalah hancurnya hajat hidup masyarakat kecil. EDIT : saya menulis cvd karena malas menulis covid," pungkasnya.

Setelah menulis opininya tersebut di Instagram, Anji langsung mendapat beragam reaksi dari para fans sampai rekan artis. Beberapa justru dengan lantang menyuarakan kalau setuju dengan pendapat pria berusia 41 tahun itu."Anji mulai berada ditrack yang keren! Track kebenaran!," tulis Ifan Seventeen.

"Orang medis pasti paham, seharusnya jenazah dikafani (dibungkus jika memang covid) di kamar jenazah, bukan di kamar rawat inap yang tertata rapi dan ada tv nya" tulis akun @teluuur.

4 dari 8 halaman

3. Alasan fotografer boleh ambil potret jenazah Corona Covid-19

Menanggapi tulisan Anji di Instagram, beberapa netizen Twitter justru mengeluarkan pendapat lain. Bahkan ada juga yang meluruskan kesalahpahaman Anji perihal fotografer yang boleh memasuki ruang jenazah pasien Covid-19 berdasarkan dari pengalamannya di dunia nyata.

"Kalau @duniamanji gak tau, perwarta foto kaya kami ini juga frontline workers seperti para nakes, bedanya tugas kami menyampaikan informasi kepada masyarakat ttg apa yg sebenarnya terjadi. Kami juga megang kode ETIK jurnalistik, apalagi untuk pub besar spt NG, kode etik sgt ketat," tulis Nyimas Laula.

"Foto yang diambil Joshua Irwandi adalah foto yang fenomenal. Dari coverage COVID19 secara global, belum pernah ada yg mengambil foto sejenis. Foto ini sederhana, mudah dipahami, dan bisa mengambarkan bagaimana prosedur RS menangani jenazah terinfeksi COVID19," lanjut Nyimas Laula.

5 dari 8 halaman

4. Ditantang warganet ke Wisma Atlet

Tak berhenti sampai di situ, ada pula netizen Twitter yang menyarankan Anji untuk berinteraksi langsung dengan pasien Corona Covid-19 di Wisma Atlet tanpa mengenakan masker mengingat Anji sempat beropini kalau virus tersebut "tidak semengerikan itu". Tak disangka, tantangan tersebut justru disanggupi oleh Anji dengan syarat ia diperbolehkan mendokumentasikan kegiatan di sana.

"Saya mau kok Mbak ke Wisma Atlet dan melakukan apa yang Mbak bilang. Syaratnya, saya diizinkan membuat dokumentasi terperinci di sana. Jika Mbak punya kenalan dan bisa, kabari saya. Via DM, takutnya tidak terbaca. Karena saya agak jarang di Twitter. Terima kasih," balas Anji.

6 dari 8 halaman

5. Dikecam PFI

View this post on Instagram

Pewarta Foto Indonesia (PFI) Kecam Pernyataan Kontroversial Anji . . Organisasi profesi Pewarta Foto Indonesia (PFI) mengecam keras dan serius terhadap pernyataan Erdian Aji Prihartanto atau yang lebih dikenal sebagai Anji. Lewat sebuah postingan di Instagram, mantan artis ini mengungkapkan kejanggalan yang ada pada foto karya Joshua Irwandi, fotografer yang mendapatkan grant dari National Geographic, dan membuat opini penghakiman sepihak seolah-olah foto tersebut adalah hasil setting dan hasil karya dari seorang buzzer, bukan jurnalis. . Dalam foto itu, digambarkan sesosok mayat terbungkus plastik yang meninggal akibat Covid- 19 di salah satu rumah sakit di Jakarta. PFI Pusat telah menghubungi Joshua Irwandi terkait foto tersebut untuk memastikan keabsahan dari karya jurnalistiknya yang viral itu. Dari hasil diskusi tersebut, Joshua telah mematuhi kode etik jurnalistik, mematuhi prosedur perijinan, dan mengikuti segala macam protokol kesehatan yang diwajibkan oleh pihak rumah sakit. . Terkait hal tersebut di atas, PFI Pusat mengingatkan bahwa Kerja Jurnalistik dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, untuk itu Pewarta Foto Indonesia (PFI) Pusat menyatakan sikap: . (bersambung halaman komentar)

A post shared by Pewarta Foto Indonesia (@pewartafotoindonesia) on

Organisasi profesi Pewarta Foto Indonesia juga mengecam pernyataan Anji terkait foto karya jurnalistik mengenai jenazah Corona Covid-19. Dalam keterangan resminya, PFI mengecam Anji karena membuat opini penghakiman sepihak terhadap foto karya jurnalistik yang dibuat oleh fotografer yang mendapatkan grant dari National Geographic.

"PFI Pusat telah menghubungi Joshua Irwandi terkait foto tersebut untuk memastikan keabsahan dari karya jurnalistiknya yang viral itu. Dari hasil diskusi tersebut, Joshua telah mematuhi kode etik jurnalistik, mematuhi prosedur perijinan, dan mengikuti segala macam protokol kesehatan yang diwajibkan oleh pihak rumah sakit." tulis PFI di akun Instagramnya, Senin (20/7/2020).

PFI Pusat juga mengingatkan bahwa Kerja Jurnalistik dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Selain itu, PFI juga mendesak Anji untuk meminta maaf secara terbuka kepada seluruh pewarta foto Indonesia dan menghapus unggahan di akun Instagramnya terkait foto karya Joshua Irwandi.

7 dari 8 halaman

6. Anji Klarifikasi

Usai menuai kontroversi karena mengomentari foto jenazah positif Corona Covid-19 karya Joshua Irwandi, Anji mendapat penjelasan dari beberapa fotografer. Mereka pun berdiskusi dan membahas soal foto Joshua Irwandi. Mantan personel Drive itu menegaskan bahwa dirinya tak mendiskreditkan pekerjaan fotografer.

Ia hanya menyoroti viralnya foto Joshua Irwandi yang banyak diunggah akun besar dengan tulisan keterangan foto yang sama. Pemilik nama lengkap Erdian Aji Prihartanto inipun akhirnya memberi klarifikasi dan meminta maaf.

"Sebagai catatan tambahan, saya tidak (pernah) mendiskreditkan profesi Fotografer, juga foto Joshua. Dalam caption di IG, saya menyuarakan hal-hal yang menurut saya janggal. Jika terjadi kesalahan asumsi dalam memahami kalimat saya, saya minta maaf," tulis Anji seperti dikutip dari Twitter oleh Liputan6.com, Senin (20/7/2020).

8 dari 8 halaman

7. Ikut membantu memberikan APD

Meski pernyataan Anji menuai kontroversi, di balik itu semua ia menjadi sosok yang terlibat dalam penangan Corona Covid-19. Musisi yang telah melahirkan berbagai karya ini mengaku telah memberi sumbangan APD.

"Saya juga memberikan sumbangan APD yang saya beli sendiri maupun mendapat titipan dari beberapa pihak. Ini adalah bentuk penghargaan saya untuk Nakes yang bertugas," tulis Anji di akun Twitternya, Senin (20/7/2020).

"Saya terlibat dalam banyak konser donasi untuk membantu pihak-pihak yang terkena imbas pandemi. Mulai dengan membuat konser online di kanal sendiri maupun di tempat lain,"

Tak hanya itu, ia juga memberikan banyak pernyataan lainnya. Anji mengaku telah melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Menurutnya sebelum ada Corona Covid-19, ia memang sering memakai masker dan selalu cuci tangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.