Sukses

Dihukum Push Up 10 Kali, Siswa Ini Lumpuh Selama 3 Tahun

Seorang siswa berusia 8 tahun dapat hukuman push up 10 kali di sekolahnya, namun berakhir tak terduga.

Liputan6.com, Jakarta Sekolah secara umum merupakan tempat untuk para siswa mendapatkan pengajaran di bawah pengawasan guru. Selain itu, sekolah juga menjadi tempat anak membentuk karakternya dalam menghadapi lingkungan sosial. Tak heran jika orang menyekolahkan anaknya agar pandai, dapat bersosialisasi dengan baik dan memiliki karakter yang dibangun oleh guru serta teman-temannya.

Namun harapan itu sepertinya tak didapatkan oleh orang tua gadis berusia 8 tahun asal Pingxiang, Provinsi Jiangxi, Tiongkok. Berharap jika anaknya mendapatkan pengawasan dan pembelajaran yang baik di sekolah, orangtua ini mendapati sang anak mengalami nasib yang nahas.

Siswa 8 tahun itu mengalami lumpuh setelah mendapatkan hukuman push up sebanyak 10 kali di sekolah. Kisah ini pun kemudian menjadi perbincangan publik juga para netizen. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dihukum Push Up 10 Kali

Dilansir dari World of Buzz oleh Liputan6.com, Rabu (30/10/2019) siswi yang berasal dari Tiongkok berusia 8 tahun ini mendapatkan hukuman push up dari gurunya. Ia dipaksa untuk melakukan push up sebanyak 10 kali di kelas.

Alasannya, siswa perempuan itu salah membaca teks saat diminta membacanya di depan kelas. Akibat paksaan tersebut, gadis polos itu menderita cedera tulang belakang dan mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian bawah. 

Kejadian ini sebenarnya telah terjadi 6 Desember 2016 lalu di Kota Pingxiang, Provinsi Jiangxi, Tiongkok. kala itu siswa tersebut hampir selesai melakukan delapan push-up, namun teman-teman sekelasnya bersorak bahwa itu tidak cukup. Maka ia menyelesaikannya dengan 10 kali. 

Akhirnya ia menyadari bahwa tubuhnya tidak bisa bangun dan kemudian dilarikan ke rumah sakit setempat. Gadis itu kehilangan kendali atas bagian bawah tubuhnya tetapi rumah sakit tidak dapat menemukan penyebab cedera. Mereka memindahkannya ke rumah sakit lain. Di rumah sakit lain ia didiagnosis menderita cedera saraf tulang belakang, mengakibatkan kelumpuhan pada tubuh bagian bawah.

Meski sudah 3 tahun berlalu, gadis itu masih belum membaik juga. Maka dari itu, orangtua siswa tersebut kini memutuskan untuk menuntut pihak sekolah. 

3 dari 3 halaman

Tak Punya Biaya dan Menuntut ke Pengadilan

Keluarga siswa tersebut sudah melakukan perawatan sejak kejadian tersebut. Namun karena tidak mengalami perubahan yang membaik, mereka sudah kehabisan biaya. Menemui kendala keuangan, keluarganya tidak mampu membayar perawatan gadis itu sehingga berimbas pada kondisinya yang memburuk.

Gadis itu menderita skoliosis, deformasi tulang rusuk dan penyusutan kaki yang parah. Biaya perawatan sejak cedera gadis itu telah mencapai lebih dari 200.000 yuan atau setara dengan Rp 396 juta. Namun sekolah dan departemen pemerintah hanya menawarkan sekitar 60.000 yuan atau Rp 201 juta. 

Mereka kemudian sang orangtua memutuskan untuk menyelesaikan masalah tersebut ke pengadilan. Pihak sekolah itu ditanyai apakah luka-luka gadis itu ada hubungannya dengan melakukan push-up sebagai hukuman. Setelah diselidiki, pengadilan menegaskan bahwa cedera itu ada hubungannya dengan hukuman push up 10 kali tersebut. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini