Sukses

5 Gejala Keracunan Makanan yang Harus Segera ke Dokter

Demam di atas 38 derajat Celsius yang menetap lalu diare berdarah merupakan dua tanda korban keracunan makanan harus mendapatkan penanganan dokter.

Diterbitkan 26 September 2025, 09:30 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Jakarta Keracunan makanan adalah suatu penyakit yang disebabkan konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bisa terkontaminasi bakteri, virus, racun, paparan kimia atau bahan logam hingga parasit.

Saat seseorang keracunan makanan atau minuman tubuh memiliki prinsip pertahanan. Maka dari itu tubuh akan memiliki respons untuk mengeluarkan seperti mual, muntah, buang air besar cair seperti disampaikan Ketua Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Terapi Intensif Anak (UKK ETIA) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Yogi Prawira.

Bila anak memperlihatkan gejala berikut saat keracunan makanan Yogi mengingatkan untuk segera di bawa ke dokter untuk mendapatkan pertolongan yakni:

  1. Muntah-muntah terlalu sering sehingga sampai sulit untuk makanan atau minuman masuk.
  2. Diare berdarah
  3. Muncul tanda dehidrasi, seperti mukosa kering, anak minta minum terus, pusing, buang air kecil sedikit atau warna pekat, lemas.
  4. Demam menetap di atas 38 derajat Celsius.
  5. Diare meski tidak sering tapi sudah lebih dari tiga hari.

"Ini tanda harus dibawa ke dokter," pesan Yogi dalam media briefing bersama IDAI pada Kamis, 25 September 2025.

2 dari 4 halaman

Dampak Keracunan Makanan

Yogi mengatakan sebagian besar kasus keracunan makanan tidak mematikan namun pada beberapa kasus memerlukan rawat inap.

Lalu,  pada keracunan makanan yang berat hal itu bisa menyebebkan komplikasi seperti:

1. Gangguan ginjal

2. Peradangan pada sendi

3. Gangguan pada otak dan saraf

 

3 dari 4 halaman

Pertolongan Pertama Atasi Keracunan Makanan

Pada anak yang memperlihatkan gejala alami keracunan makanan pertolongan pertama yang bisa diberikan:

1. Istirahat

"Hal ini untuk membantu tubuh melakukan masa pemulihan," kata Yogi.

2. Minum

Dorong anak untuk minum meski mengalami muntah-muntah. Tawarkan sedikit demi sedikit untuk mengganti cairan yang keluar.

3. Makan

Setelah muntah dan diare alami perbaikan maka bisa diberikan makanan. Berikan makanan dalam porsi kecil dan lembut, tidak pedas dan tidak merangsang asam lambung. Contohnya bubur, pisang, roti.

4. Hindari

Jangan memberikan susu, kopi, dan obat antidiare tanpa resep dokter. "Mengonsumsi obat antidare itu tidak disarakan karena membuat toksik atau bakteri yang terkontaminasi pada makanan atau minuman jadi tertahan di dalam tubuh," pesan Yogi.

4 dari 4 halaman

IDAI Minta Penanganan Sistematis Cegah Keracunan Makanan pada MBG

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso meminta pemerintah melakukan penanganan sistematis untuk mencegah agar tidak kembali terjadi keracunan makanan usai menyantap MBG.

"Sebenarnya, IDAI ingin agar kasus ini dicegah semaksimal mungkin. Satu korban keracunan itu sesuatu yang besar apalagi ribuan," kata Piprim dalam Seminar Media IDAI: Mengenali dan Mengatasi Keracunan Makanan pada Anak pada Kamis, 25 September 2025.

"Maka dibutuhkan penanganan sistematis untuk mencegah agar keracunan tidak tejadi lagi," kata Piprim. 

Ia pun meminta pemerintah untuk peduli pada upaya pencegahanan keracunan makanan sehingga tidak ada anak yang sakit. 

"Program yang niatnya bagus, niatnya tulus tapi dalam pelaksanaan bisa membuat angka kesakitan dalam hal ini keracunan makanan," kata Piprim.

EnamPlus